Lembaran ke-37

46 17 22
                                    

Hari pertama setelah Sun Kyun pergi, Yifan tidak berani menginjakkan kakinya ke halaman belakang. Gambaran akan peristiwa malam itu seolah terbayang langsung di depan matanya setiap kali ia melihat 2 pohon Cemara dengan pagar besi yang mengelilinginya.

Akan tetapi Yifan memaksa dirinya untuk keluar dari kesedihan dan rasa terpuruk tersebut. Kembali ia menyadarkan dirinya bahwa hidupnya harus terus berlanjut setelah semua yang terjadi. Ia memiliki keluarga yang akan selalu ada untuknya, mendukung dirinya.

Terlebih setelah kematian Sun Kyun, otomatis kini dirinya yang memegang seluruh pekerjaan serta tanggung jawab yang dulu di emban oleh Sun Kyun, meski Yifan belum dinobatkan menjadi Raja Arden yang baru.

Sebenarnya, para tetua sudah menemuinya dan mendesak secara halus agar Yifan mau segera dinobatkan menjadi Raja Arden yang baru. Akan tetapi Yifan sejauh ini hanya memberikan senyuman sebagai jawabannya.

Para tetua tidak berani menekan lebih jauh karena mereka paham jika saat ini Yifan tengah dalam masa berkabung.

Dengan ditemani Tao, Yifan mengunjungi halaman belakang.
Kakinya berhenti bergerak ketika mereka telah berdiri di tengah-tengah halaman, tepatnya di tempat Phoenix dan Pegasus menyegel MOE dan Sung Hoon.

Yifan menyentuh pagar besi tersebut, ditatapnya dua pohon Cemara besar yang berada di dalamnya dengan tatapan tidak terbaca.

Ia tidak tahu bagaimana nasib mereka sekarang. Yifan berharap tidak akan ada lagi manusia seperti MOE dan Sung Hoon di luar sana.

Yifan mengalihkan atensinya kearah para pekerja yang tengah memperbaiki dinding serta bagian-bagian istana lain yang rusak pasca pertarungan malam itu.

"Pemugaran istana direncanakan akan selesai esok hari, Yang Mulia."

Yifan mengulas seutas senyum.

"Terima kasih informasinya, Tao."

"Ehm, satu lagi Yang Mulia."

Yifan memutar tubuhnya hingga kini dirinya berhadapan dengan Tao.

"Para Tetua kembali mengirimkan surat."

Tao menyerahkan sebuah amplop dengan segel Kerajaan Arden kepada Yifan.

Yifan menerima amplop tersebut, membukanya lalu membaca isinya.
Terdengar helaan nafas keluar dari mulut Yifan usai membacanya.

Dalam surat tersebut, para Tetua meminta Yifan agar memberikan waktu kapan ia bersedia untuk dinobatkan sebagai Raja Arden selanjutnya.

"Tao, tolong beri balasan pada mereka bahwa aku bersedia untuk menerima tugas sebagai pemimpin Arden 4 hari lagi, tepat 1 Minggu setelah kematian Abeoji."

Tao yang mendengar ucapan Yifan tidak bisa tidak tersenyum. Ia lega karena akhirnya Arden akan kembali memiliki pemimpin.

"Siap, laksanakan Yang Mulia."

Bukan hanya para Tetua yang harus menerima kabar gembira ini. Tapi juga seluruh penghuni istana, rakyat Arden, kerabat serta para kolega.

Klek

Yifan baru saja masuk ke ruang kerjanya ketika Junmyeon bangkit dari kursi lalu menyongsong dirinya.

"Aku sudah mendengarnya dari Tao."

Ucap Junmyeon dengan senyum hangat ke arah sang suami yang juga memberinya senyuman.

Yifan mengangguk.

"Nde."

Yifan meraih tangan Junmyeon lalu membawanya untuk kembali duduk.

"Aku lega karena itu artinya kau sudah bisa menata kembali hati dan pikiranmu, Hyung."

The Heirs Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang