Lembaran ke-11

77 28 12
                                    

Matahari sudah tinggi ketika Yifan keluar dari kamar. Di meja makan terlihat Tiffany yang baru saja selesai menghidangkan menu sarapan pagi untuk mereka, yaitu French toast dan segelas kopi.

"Oppa mau makanan lain?"

Yifan menggeleng.

"Ini saja sudah cukup. Terima kasih, Tiff."

Yifan menarik sebuah kursi di depan Min-seok untuk ia duduki.

Berbeda dengan Min-seok dan Tiffany yang bisa menikmati makanannya, Yifan tidak memiliki selera makan sama sekali.

"Apakah belum ada tanda-tanda mereka akan siuman, Hyung?"

Min-seok yang menyadari kegundahan hati Yifan bertanya pada pria yang hanya menyesap kopinya sekali dan menatap makanan di piring dengan tatapan berkecamuk.

Meski semalam Yifan mengatakan bahwa kedua anaknya akan baik-baik saja, tapi ia sendiri juga tidak menyangkal bahwa dirinya tengah dirundung rasa cemas dan khawatir akan kondisi Chanyeol dan Kyungsoo. Belum lagi, keduanya sudah tertidur sekitar 9 jam lamanya tanpa menunjukkan gejala apapun.

"Belum ada."

"Aku akan mengecek kondisi mereka, Oppa."

"Lakukanlah setelah kau menyelesaikan sarapanmu, Tiff."

Tiffany yang sudah berdiri dari kursinya kembali duduk mendengar ucapan Yifan. Meski Yifan sangat khawatir akan kondisi putra-putranya, namun ia juga tidak ingin mengorbankan kesehatan orang yang sudah membantunya.

"Hyung, biasanya berapa lama waktu yang dibutuhkan seseorang untuk siuman setelah meminum Memento Vivere?"

Pertanyaan Min-seok membuat Yifan menggeleng lesu sambil tersenyum lemah.

"Aku tidak tahu karena ini kali pertama bubuk Memento Vivere digunakan."

Tiffany dan Min-seok nyaris tersedak makanan mereka mendengar jawaban Yifan.

"Jadi kau menggunakan anak-anakmu sebagai kelinci percobaan?"

Yifan mengangguk dengan sorot mata penuh sesal dan rasa khawatir yang kian menjadi.

"Mau bagaimana lagi, toh bubuk Memento Vivere memang dibuat untuk mereka jadi tidak ada yang pernah mencoba sebelumnya."

"Tapi bukankah hanya Chanyeol yang mengalami kelainan? Lalu kenapa kau juga meminta Kyungsoo untuk meminumnya?"

Yifan baru akan membuka mulut untuk menjawab pertanyaan Min-seok sebelum suara pintu yang terbuka mengalihkan atensi mereka bertiga.

Chanyeol keluar dari dalam kamar dengan penampilan kusut khas orang bangun tidur. Ia berjalan sambil menguap lebar, tangannya  menggosok matanya yang baru terbuka separo.

Ia berjalan ke arah lemari es, membukanya lalu meraih sebotol air mineral. Menenggak isinya hingga menyisakan setengah botol lalu mengembalikannya kembali ke dalam.

Blam!

Chanyeol yang akan melangkah terhenyak mendapati 3 pasang mata tengah menatap ke arahnya.

"Pagi Appa, Hyung, Noona!"

Pemuda bertubuh bongsor itu tersenyum lebar dengan tangan mengusap tengkuknya yang tidak gatal.

Yifan bangkit dari duduknya, berjalan mendekati si sulung.

"Chanyeol-ah, kau---baik-baik saja, Nak?"

Chanyeol mengangguk.

"Aku baik-baik saja, Appa!"

Yifan melihat anaknya itu kini sudah tak lagi memiliki tatapan kosong. Ia bisa menatap dirinya dengan fokus tanpa teralih ke arah lain. Tubuh tinggi nya juga nampak berdiri tegap, berbeda dengan dulu yang selalu membungkuk dan nampak waspada dan takut pada sekitar.

The Heirs Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang