Kebetulan Yang Tidak Betul

94 6 4
                                    

Sejak kemarin aku tidak bicara dengan Mai. Aku benar-benar kesal. Bagaimana bisa dia memberitahu Kak Fikran tentangku tanpa seizinku?
Itu egois!

"Gue tahu lo masih kesel, gue gak akan ganggu lo dulu." ucap Mai menggendong tas cariernya lalu menutup pintu.

Aku yakin Mai tidak akan pulang untuk beberapa hari ke depan kalau sudah keluar dengan tas carrier-nya itu. Entah gunung mana yang akan didakinya, aku masih terlalu sebal untuk bertanya padanya.

Aku menyelimuti diriku sendiri. Aku sudah hampir dua hari tidak membuka instagram. Takut ada pesan dari Dia.

Dih apa-apaan!

Kenapa aku percaya diri sekali dia bakal mengirimiku pesan?

Nggak juga, seharusnya kalau dia memang punya hati dia akan mengirimi pesan.
Tapi seberapa banyak Mai menceritakan tentangku padanya. Apa Mai menceritakan soal Wulan?

Sial, harusnya aku tanya. Bukannya langsung marah-marah.

Pada akhirnya aku memutuskan membuka instagram dengan ragu-ragu.
Ada 4 dirrect message, setahuku terakhir memang ada 4 pesan yang belum kubaca. Aku klik icon DM.
Di sana ada 1 permintaan pesan dari akun tanpa foto profil.

Na, ini Fikran. Mai gak mau ngasih nomormu. Katanya kamu sakit keras. Apa yang terjadi sama kamu?

Sakit keras?

Jadi itu yang Mai ceritakan pada Kak Fikran. Dia pengarang licik!

Gapapa.

Aku segera menutup jendela instagramku. Aku gak mau melihat balasannya cepat-cepat.

Tapi... rasanya aneh membalas pesan dari orang yang selama ini ditunggu-tunggu.

Aku memang sangat marah padanya tapi aku juga penasaran... apa alasan dia menghilang? Apa dia tahu aku hampir gila mengandung anaknya lalu melahirkannya dan kemudian menguburkannya sendirian? Apa dia tahu aku direndahkan oleh orang-orang? Apa dia juga tahu dibenci oleh ayahku sendiri?

Aku rasa tidak.

____________

Aku terbangun secara natural sebab HP-ku mati dan otomatis alarm absen pagi ini. Tapi untungnya aku bangun tepat waktu, kalau tidak bisa jadi masalah. Pagi ini aku ada agenda penting. Aku harus menghadiri script conference untuk film panjang garapan teman kuliahku.

Sebelumnya aku sudah membaca skenario draft entah tiga atau empat. Sedangkan skenario final berakhir di draft ke-7. Aku pasti ketinggalan banyak. Namun, dari yang terakhir kubaca, aku membayangkan aktor Ario Bayu atau Chicco Jerikho pasti akan pas memerankan peran itu, tapi pastinya bukan salah satu di antara mereka. Selain karena masalah budget, produsernya juga berkemauan keras ingin merangkul aktor-aktor pendatang baru. Dia adalah tipikal produser idealis yang tidak mau film-nya tenar gara-gara fans aktornya saja.

Well, terserah saja, yang penting aku digaji. Dan berkat project ini aku merasakan lagi rasanya hidup.

Selain script conference, hari ini juga dimulai casting offline untuk para pemeran. Casting ini diselenggarakan selama kurang lebih sebulan sampai semua pemeran sudah lengkap, atau bisa selesai lebih cepat kalau kami hoki atau langsung mendapat pemeran yang cocok.

"Na!" panggil Farel, teman yang secara profesional sekarang menjadi sutradaraku.

Aku membalikkan badan ke arahnya, "Apa? Ada yang perlu diobrolin lagi?"

"Enggak, bukan."

Farel tampak sedang menahan sesuatu di mulutnya, bukan makanan, tapi perkataan.

Dia jarang sekali begini, dia biasanya selalu yakin dengan apa yang dia ucapkan.

Aku mengernyit begitu saja "Terus?"

"Produser make mantan lo buat jadi PU." bisiknya.

Aku menatap Farel bingung.

"Hahahaha apaan banget sih lo! Jangan becandain gua soal dia dong, Rel."

Itu GAK MUNGKIN!
Orang sekaku dia gak mungkin bisa jadi aktor.

"Terserah, gue cuma gak mau lo nanti kaget pas ketemu dia,"

Ludahku seketika sulit sekali kutelan.
Ini serius?

"Gue gak bisa ngapa-ngapain kalau udah produser yang nentuin sendiri. Lo gapapa kan?"

Aku kehilangan kata-kata dalam pikiranku. Gak tau harus menanggapi bagaimana?

"Kalau lo mau undur diri, gua-"

"Enggak! Gue gapapa, masa lalu gak ada hubungannya sama sekarang." ucapku final, sebelum meninggalkan Farel.

Dari jutaan orang berbakat, kenapa bisa dia yang terpilih? Dan kenapa dia ikut casting? Apa alasan produser memilih dia?

Ini adalah kebetulan yang tidak ada betul-betulnya dan ini sama sekali gak bisa aku mengerti

Sambil memikirkan itu semua, jariku tanpa sadar membuka instagram dan membuka DM dari dia.

Aku akan ada di Jakarta minggu depan, bisa kita ketemu, Na?

____________Bersambung____________

HALO READERS!
Maaf ya setelah puluhan purnama baru update.
Gak tau juga masih ada yang nunggu atau enggak sih.

But anyway, untuk pembaca lama yang masih baca sampai sini terima kasih banyak ya.

Aku akan berusaha menamatkan cerita ini meski update satu windu sekali.

Love you all❤️

Denpasar,
26 September 2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SoulhateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang