19 Juli.
Rumah Sakit Bersalin Pelita Keluarga.Aku baru beli notebook ini tadi di tempat fotokopi sebelah rumah sakit. Notebook ini akan ku pakai untuk menulis kejadian-kejadian yang harus kamu ketahui selama kamu tidak ada di sampingku. Dan mungkin setelah anak kita lahir, aku akan mencatat tumbuh-kembangnya disini.
Kak... anak kita akan segera lahir. Dia mungkin akan sangat mirip sama kamu. Dia bisa jadi anak laki-laki yang tangguh berwajah manis seperti kamu atau bisa jadi dia versi perempuan dari kamu. Entah... sejak awal aku gak mau USG. Biarlah jadi kejutan.
Aku harap saat kamu membaca ini, aku ada di sampingmu. Memeluk kamu. Dan isi buku ini seolah hanyalah mimpi buruk semata. Tolong, jangan biarkan anak kita tumbuh tanpa figur seorang ayah.
We are waiting for u daddy...
Ah sepertinya pembukaannya naik.
Aku sudahi, i love you, selalu Kak.With love, Na.
"Gimana turnamennya?" sebenarnya aku sudah bisa mengira jawabannya, wajah ceria itu menjelaskannya.
"Menang dooong!" Mai bersorak tapi dia segera menutup mulutnya saat sadar bahwa dia sedang berada di rumah sakit.
"Lo tau gak, tim lawan gue nyamperin gue buat ngasih selamat tadi, dan yang bikin gue kaget dia ganteng bangeeeeet. Sumpah gue gak bohong, dia mirip aktor siapa tuh yang jadi Thor?"
"Chris Hemsworth."
"Nah, iya anjir!" serunya. "Udah bukaan berapa lo?"
"Terakhir sih kata dokter masih pembukaan dua. Keknya naik deh."
"Emang sekarang rasanya gimana?"
"Rada kram sih terus makin mules."
Mai terlihat cemas dengan jawabanku.
"Gue panggilin suster aja ya?"
"Gausah, Mai. Masih aman kok."
"Oke deh, ini abang lo sama istrinya tumben gak disini?"
Mai mungkin bakal tambah khawatir kalau tau dari kemarin aku sendiri.
"Lagi pada kerja." jawabku apa adanya.
"Ayah lo masih gak mau kesini?" tanya Mai dengan ragu. Aku hanya bisa menggeleng.
"Paling entar kalau lu udah lahiran juga dateng, pasti pengen liat cucunya." ucap Mai.
Aku berharap begitu.
"Tadi ibu lo sempet nelpon gue, katanya lo ngidam rambutan ya?"
"Iya gue pengen banget rambutan dari kemarin, lo bawa?"
"Nih, susah banget nyarinya. Sekarang kan gak musim rambutan, Na. Untung gue nemu."
"Wow thank you banget Mai. Aunty Mai terbaik." ucapku antusias. Aku sangat berterimakasih, bukan hanya untuk rambutan, selama masa kehamilan Mai selalu menemani kegalauanku. Aku bisa ngerti kalau dia sudah muak mendengarkan perkataanku yang tidak jauh dari "gue kangen Kak Fikran" dan kalimat sad girl lainnya.
"Na, kalau aja lo nerima lamarannya Irza, at least sekarang kalau ada apa-apa ada yang siaga bantuin lo. Gue juga gak perlu cemas kalau lagi pergi cari cuan." ungkapnya.
Aku mengerti. Dan memang benar yang dikatakan Mai. Tapi aku sudah memutuskan aku gak akan jadiin Irza sebagai pelarian. Aku juga gak sanggup berbohong mengaku kalau ini anaknya Irza. Kelak anakku akan tau dan aku gak mau anakku memandangku sebagai seorang pembohong.
Aku lebih baik menjadi single parent daripada harus membangun rumah tangga dengan terpaksa lalu dikungkung oleh rasa bersalah. Kak Fikran berhak tau kalau ini darah dagingnya. Maka sudah aku putuskan bahwa aku akan menunggu sekuat yang ku bisa. Tentu aku juga akan terus berusaha untuk mencarinya.
Hal lain yang ku yakini adalah kami saling mencintai. Maka seharusnya, selain kematian, tidak ada yang bisa memisahkan kami.
"Sorry Mai, gue gak nyesel sama keputusan gue, meski dengan begini Ayah marah. Gue cuma takut nyesel." ujarku sambil menahan kesedihan yang sama entah untuk ke sekian kalinya.
"Terserah deh, yang penting lo bahagia. Dan rencana lo buat kerja pasca lahiran mending ditunda dulu beberapa minggu atau beberapa bulan. Kalau emang uang tabungan lo abis, pake duit gue dulu."
"Ceilah ceritanya mau jadi rich aunty, ha?"
"Ceilah ceritanya mau sosoan jadi business hot mom, ha?"
Aku tertawa sambil memegangi perut besarku.
Siapa kangen Fikran?
______________Bersambung_____________
Haiiiii
Lama banget gak menjamah cerita ini, sorry dan makasih buat kalian yang nungguin🥰Semoga abis ini bisa rutin up dan segera tamat.
Sehat sehat semua!!!Anyway mending happy/sad ending yak??
Hahadulu, 25 Mei 2022.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulhate
Novela Juvenil17+ ⚠ Na jatuh cinta sejatuh-jatuhnya sama Kak Fikran, tapi Na gak suka orang yang gak bisa bertanggung jawab sama masa depannya. "Kita putus aja ya kak." Itu adalah kalimat pengganti kata kiamat bagi Fikran. Picture from Pinterest.