Kamu sengaja ya? Tolong balas chat aku, Na butuh kmu.
Kak, Na mimpi perut Na dielus kamu. Kayaknya bukan cuma aku yg kangen kamu. Semoga kamu baik baik aja disana yaa
Kpn ya kira kira aku bisa nunjukin gambar hitam putih anak kita ke kamu? Maksud aku hasil USG. Nanti pas 20 minggu disuruh USG lagi. Semoga kamu bisa liat langsung.
Aku udh gak tau harus gmn kak, aku kangen kmu. Perutku mulai buncit. Aku udah gak berani keluar rumah, tapi kalo di rumah terus aku bosen apalagi kalo gak sengaja ketemu Ayah di dapur. Sinis bgt mukanya. Ayah masih kesel sm aku gara-gara aku nolak disuruh nikah. Ini kan anak kita. Tapi maaf ya aku masih belum bilang ini anak kamu, aku juga masih nyesel bgt gak terus terang dari awal sm kamu soal Irza. Sekali lagi, aku minta maaf. Cepat pulang. Na sayang kamu, anak kita juga.
Sudah 2 bulan, dan aku hampir menyerah dengan hidupku sendiri. Tapi lalu aku ingat sekarang aku gak sendirian. Kalau aku mati, aku membunuh kesempatan kehidupan yang mungkin akan menjadi kebahagiaan bagi orang lain. Tapi bisa jadi manusia di dalam sini malah akan menyesal dilahirkan oleh Ibu sepertiku.
Tapi kemungkinan besar juga dia akan seperti Ayahnya. Surviver. Tidak peduli bagaimana hidup terus membully kita, bertahan adalah kewajiban. Karena... siapa yang tau masa depan? Bisa jadi nanti kita malah menjadi salah satu orang yang mampu membuat iri orang yang lainnya.
Masalahnya aku benar-benar rindu pada ayah dari segumpal darah yang sudah mulai menjadi daging ini.
Aku belum cerita asal usul bayi yang sedang kukandung ini. Tapi aku tebak kayaknya Ibu udah tau ini bukan anaknya Irza. Satu-satunya orang yang kuberitahu cuma Mai. Dan sekarang hampir tiap hari dia nginep di rumahku buat nemenin aku.
"Na, lu beneran mau terus nungguin Kak Fikran?" tanya Mai sepulang dari rumah Bude Nur untuk bertanya mengenai keberadaan Kak Fikran.
Keraguan juga sangat kurasakan menguasaiku.
Bahkan Bude Nur saja tidak tau."Ini anak Kak Fikran, Mai. Bukan Irza." tegasku. Percaya atau tidak. Irza yang awalnya bungkam tiba-tiba mengaku bahwa dia telah menghamiliku. Setres!
"Gue tau, Na. Maksud gue gini..." Mai naik ke ranjangku lalu duduk tepat di hadapanku.
"Perut lu nanti akan makin besar. Gue tau keluarga lu suportif. Tapi menurut gue keluarga lu juga gak akan biarin anak lu terlahir tanpa seorang ayah." Mai menjabarkan pemikiran yang sudah dari lama aku hindari.Aku juga gak mau melahirkan tanpa seorang suami!
"Mai, biarin gue nunggu sampai dua bulan lagi. Gue capek, gue mau tidur."
Jawabanku masih sama, menunggu.
_____________Bersambung______________
Haiiiii dah lama bgt gak update coyyyy. How r u? Semoga 2022 ini baik buat kita semua.Dikit dulu aja, besok up lagi. Keknya :)
Thanks bgt yang udah vote dan ngikutin sampe sini. Sehat sehat deh💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulhate
Teen Fiction17+ ⚠ Na jatuh cinta sejatuh-jatuhnya sama Kak Fikran, tapi Na gak suka orang yang gak bisa bertanggung jawab sama masa depannya. "Kita putus aja ya kak." Itu adalah kalimat pengganti kata kiamat bagi Fikran. Picture from Pinterest.