Na mengambil cuti dua hari, meski di hari weekend. Pekerjaan Na tidak seperti pekerjaan kantoran yang rutin libur di akhir pekan. Kadang jadwal shooting lebih padat di hari yang seharusnya jadi hari keluarga.
Apalagi jika mengambil project stripping sinetron TV. Fisik ditempa, dan schedule padat merayap setiap harinya.
Untungnya program yang Na ambil kali ini adalah series yang tayang di sebuah platform online. Jadi ritme kerjanya lebih santai dibanding untuk tayangan TV.
Na baru bangun jam 10 siang karena semalam ia tidur sangat larut.
Ah yang semalam, Na sempat mengira itu mimpi. Tapi setelah bertanya pada kakak iparnya yang kebetulan terbangun di tengah malam, Na yakin. Yang semalam itu nyata, ia bertemu Fikran dan diantar pulang olehnya.
Beberapa tahun terakhir, bertemu Fikran itu sebuah harapan konyol.
Na sudah sadar, harusnya Na tidak se-emosional itu dulu sampai meninggalkan Fikran di titik rendahnya.
Tapi kemarin hal itu betulan terjadi.
Fikran datang ke hidupnya lagi. Kalau boleh lebay, Fikran seperti guardian angel. Dia datang saat sedang hopeless dan apes. Bukankah ini takdir?"Na, pacar lo nih!" seru Firza dari halaman.
"Harus teriak teriak gitu ya suaminya, Mbak?" sarkas Na.
"Haha rese ya abang kamu." kekeh Rinda, istri abangnya Na yang dulu merupakan dosen Firza.
Sampai sekarang Na masih gak habis pikir kenapa Mbak Rinda mau sama abangnya. Padahal dosen lho ini, dosen!
Gila ya, bedanya bahkan 6 tahun."Berisik Tarzan!" ucap Na saat dia sampai di halaman rumah.
"Lama banget di panggilin. Pacar wibu lo dah dari tadi." cibir Firza agak membisik.
Na tau dari awal Firza memang kurang suka sama Irza. Padahal nama mereka hampir sama. Tapi menurut Firza, Irza itu cowok manja.
"Apa?"
"Mau balikin hape kamu." ucap Irza.
"Oke, makasih."
Na hendak masuk kembali ke rumah tapi Irza menahannya.
Dalam hati, Na menunggu kata maaf dari Irza."Apa lagi?" geram Na. Ditunggu sampai rambut beruban cowok di hadapan Na itu emang tetap bakal susah minta maaf.
"Mmm anu."
"Apa sih, Za?" Na mulai jengkel.
"Itu..."
"Apaan gak?!"
"Fikran siapa?"
Na kaget, tidak berekspektasi Irza akan menyebut nama itu.
"Tau dari mana?" tanya Na.
"Semalam dia chat, tapi aku cuma baca notifnya aja kok gak balas apa-apa." ungkap Irza.
"Yaudah."
"Kamu mau beli skincare atau alat make up gitu gak?"
"Kamu lagi nyuap?"
"Nggak, kan cewek biasanya kalau lagi ngambek butuh belanja." ucap Irza.
"Kalau kamu tau aku ngambek, harusnya kamu minta maaf dulu. Mending kamu pulang deh, aku lagi pengen sendiri."
Na kembali masuk rumah dan menutup pintu cukup kencang. Sengaja, biar Irza sadar.
***
Na sudah lama tidak sebimbang ini. Sejak 2 jam yang lalu dia tak berhenti manatap ponselnya. Otaknya tidak menghasilkan kata kata yang bagus untuk membalas chat Fikran.
Fikran
Na udah tidur?Sabrina
Mbb ya, Na baru buka hpFikran
GppNa mencak-mencak, gereget sendiri. Dia memikirkan jawabannya sampai 2 jam, tapi Fikran dengan mudahnya membalas 'gpp'.
Fikran
Mau mkn batagor?"Anjir!"
____________Bersambung____________
Kalau jadi Na, mau selingkuh gak?
Voment qaqaHahadulu, 14 Juli 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulhate
Jugendliteratur17+ ⚠ Na jatuh cinta sejatuh-jatuhnya sama Kak Fikran, tapi Na gak suka orang yang gak bisa bertanggung jawab sama masa depannya. "Kita putus aja ya kak." Itu adalah kalimat pengganti kata kiamat bagi Fikran. Picture from Pinterest.