17+
Ina sudah beberapa kali menempelkan tangannya di dahi Fikran.
Fikran sudah membaik sepertinya.
"Aku udah sembuh." Fikran membuang nafas melihat tingkah pacarnya yang overreact.
"Aku kaget lihat kamu di sekolah tadi." oceh Ina.
"Hm?"
"Masa udah sembuh aja sih." Ina keheranan sendiri. Dan sebetulnya agak menyesal menyia-nyiakan waktu merawat Fikran dan malah bad mood gak jelas dua hari kemarin.
"Hm." Fikran berdeham, dia lama lama bingung dengan Na.
"Aku takut kamu malah ngedrop lagi sih kalau maksa sekolah." ungkap Na.
"Udah sembuh Naaa." Fikran lama lama gemas sendiri dengan pacarnya. Ia mencubit gemas pipi Ina.
"Na kangen juga sama Kakak. Dua hari gak ketemu." ucap Ina cemberut, padahal alasan mereka gak bertemu ya karena Ina. Fikran sangat butuh bertemu, Ina malah menolak dengan alasan gak jelas.
"Karena kamu gak mau kesini." tukas Fikran.
"Bukan gamau."
"Tapi?"
"Ish iya Na ngaku, Na tiba-tiba males sama kamu." aku Ina pada akhirnya.
"Tau."
"Karena apa? Emang tau?"
"Nggak."
"Ish katanya tau." Na mencubit pinggang Fikran sekenanya.
"Alasannya gak tau." jawab Fikran sambil menggenggam tangan Ina. "Kenapa?" tanya Fikran.
"Eum, aku kepikiran soal mantan kamu tiba-tiba. Denger-denger mantan kamu banyak ya?" Na sudah berusaha semaksimal mungkin menyusun kalimat, pada akhirnya segitulah adanya.
"Denger dari siapa?"
"Ada."
"Dia bener. Emang banyak."
"Tuh kan!" Seketika Ina sewot. Fikran memang dalam posisi serba salah, kalau tidak mengaku mungkin lebih parah.
"Ada berapa?" todong Ina.
"Eum 8 mungkin." jawab Fikran.
"Ish! Ada yang aku kenal gak?" Interview Ina masih berlanjut.
"Gak ada."
"Satu pun?"
"Gak tau juga."
"Ish yang bener Kak Fikran!"
"Ya aku gak tau Na kenal atau nggak. Tapi mantanku gak ada yang satu sekolah sama kita." jawab Fikran lebih detail.
"Ooooh." Ina beroh ria cukup panjang.
"Hm."
"Ngapain aja kamu sama mereka?" Inilah puncak dari segala puncak.
"Pacaran."
"Iya ngapain pacarannya?!!!" Ina sudah tidak bisa menahan diri untuk tetap bertanya santai dan elegan seperti HRD. Fuck interview.
"Kayak kita." jawan Fikran singkat, tapi jadi rumit ketika dicerna oleh otak Ina.
"Make love juga?" tanya Ina agak ragu.
"Beberapa, but just sex not make love."
"Just sex?! Apa bedanya?" Na lagi lagi melayangkan pertanyaan dengan kenyolotan diatas rata rata.
"Aku gak cinta. Sekedar suka." jawab Fikran enteng. Dan itu makin membuat Na frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulhate
Ficção Adolescente17+ ⚠ Na jatuh cinta sejatuh-jatuhnya sama Kak Fikran, tapi Na gak suka orang yang gak bisa bertanggung jawab sama masa depannya. "Kita putus aja ya kak." Itu adalah kalimat pengganti kata kiamat bagi Fikran. Picture from Pinterest.