Ku ingatkan di awal untuk vote, komen, dan bagiin juga ya ke teman kalian. Share link gitu ◐.̃◐
17+
Sabrina sedang memandang layar laptopnya, mengamati schedule pekerjaannya untuk besok. Na melihat ke sekitar. Sore ini Na sedang berada di sebuah angkringan, ditemani kopi, Na cocok dilabeli anak indie.
"Astagfirullah, aya barudak baong deui." seru ibu pemilik angkringan yang kelihatan panik.
Di angkringan itu hanya ada Na dan ibu pemilik angkringan, masih sepi karena angkringan juga baru dibuka.
"Kenapa bu?"
"Itu neng, kadang suka ada anak anak sekolah gelut di sebelah sana." ucap ibu angkringan sambil menunjuk ke arah jalan sepi.
"Sering?" tanya Na.
"Lumayan, seminggu sekali mah ada. Kadang sok sampe kesini neng ributnya."
"Ngeri juga ya bu. Gak minat buka angkringan di tempat lain aja bu?"
"Nggak da biasanya suka ada yang bantu ngamanin angkringan ibu. Hobi gelut juga tapi ada nu bageur." ungkap wanita sunda di hadapan Na.
Na termenung, apa benar anak anak berandalan yang brutal itu masih mikir keamanan sebuah angkringan?
"Bangsat, udah gua bilang jangan malak di daerah gua! Bocah tolol gak punya otak, kalau mau duit kerja anjing!" seru lelaki dengan seragam SMA, memukul lawannya dengan brutal. Tidak cukup kepalan tangan, anak itu mengambil potongan bambu.
"Neng masuk ke dalam aja yuk." ajak ibu angkringan.
Na malah membatu. Pikirannya terbang ke beberapa tahun lalu.
Na pernah memiliki pacar tukang berantem, terkenal nakal, dan berandalan.Kenapa Na gak pernah sekalipun bertanya alasan perkelahian itu?
Kalau memang betul anak tukang kelahi itu selalu brutal dan anarkis, harusnya selama pacaran setidaknya ada tanda kemerahan di pipi Na. Karena Na bukan pacar yang baik apalagi penurut.
Harusnya saat bersetubuh Na yang melayani bukan dilayani. Dan harusnya Na diperawani dengan seenaknya.
Tapi apa yang sudah terjadi? Na yang seenaknya, semena-mena, egois.
Bahu Na menurun, matanya berair.
"Neng kunaon? Kok nangis?"
"Kak Fikran, maafin Na..."
Na menangis ditemani ibu pemilik angkringan.
***
"Na pengen hamil." ucap Na yang memakai seragam putih biru.
Na masih SMP sepertinya. Tapi tubuh Na tidak terlihat seperti itu. Tubuh Na cukup dewasa untuk dikatakan anak SMP.
"Kamu jangan ngaco Na."
"Aku gak ngaco, kamu mau hamilin aku gak?" pinta Na.
"Nanti anak kita mau dikasih makan apa kalau sudah lahir?"
"ASI aku." jawab Na dengan enteng. Na betul-betul polos.
"Kalau udah besar?"
"Nasi dong."
"Belinya pakai apa?"
"Uang."
"Uangnya darimana?
"Ibu sama ayah."
"Gak bisa begitu dong sayang."
Na seketika cemberut mendengar penolakan dari lawan bicaranya.
"Tapi Na pengen bayi, lucuuuu."
"Hm."
"Huwaaaaa! Na sakit hati." teriak Na sambil menangis.
"Kenapa?"
"Kamu gak mau hamilin Na, kamu jijik ya sama Na?"
"Sini, ludahin mulut aku."
"Buat apa?"
"Ludahin aja."
Na menurut, Na mendekati bibir di depannya yang sudah sengaja membuka lalu membuang ludah di mulut itu.
"Ih kok ditelen?" tanya Na.
"Bukti, kalau aku gak jijik sama kamu."
"Tapi kan? iih kok kamu gak jijik nelen ludah aku? gak gitu tauuu." ucap Na bermanja menggelayuti sebuah lengan besar.
"Makanya Na jangan ngaco."
"Na pengen ini." Na menunjuk dan menekan selangkangan pria di hadapannya.
"Mau Na apain?"
"Hmm kamu maunya apa?" tanya Na.
"Masukin mulut ya sayang."
Na mengangguk-anggukan kepalanya sambil tersenyum antusias. Kemudian permintaan pria itu pun terjadi. Na senang benda itu. Dan pria itu juga senang dengan Na, semua tentang Na.
KRIIINGGG
Alarm dari jam weker berbunyi nyaring.
Kenyataan kembali. Tidak ada siapa siapa di ruangan ini, kecuali peliharaannya, ikan hias cupang jenis halfmoon.
"Na mulu, saya bosen Tuhan. Kecuali kasih yang aslinya."
Sudah lama Fikran tidak terbangun dengan celana lembab.
Memang sering Fikran memimpikan Na, tapi sekedar mimpi random. Bukan mimpi basah.Na betul-betul pengacau.
_____________Bersambung____________
Sorry ya ku tahan tahan konfliknya wkwk.Follow saya oks
20 September 2021.
![](https://img.wattpad.com/cover/274391122-288-k79733.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulhate
Teen Fiction17+ ⚠ Na jatuh cinta sejatuh-jatuhnya sama Kak Fikran, tapi Na gak suka orang yang gak bisa bertanggung jawab sama masa depannya. "Kita putus aja ya kak." Itu adalah kalimat pengganti kata kiamat bagi Fikran. Picture from Pinterest.