"Sekarang, kalian pilih. Lebih baik mendapatkan hukuman atau surat SGL 02.04—03.2 yang akan dikirim langsung kepada orang tua kalian?"
Zivanka, Hakim, Java dan Veiga, kini tengah berkumpul di ruangan OSIS yang terisi anggota OSIS inti berserta mereka. Zivanka menatap lawan bicara yang ada di hadapannya tersebut dengan tatapan malas.
"Kenapa kita harus milih? Bukannya kalian selalu memutuskan tanpa ada kompromi terlebih dahulu?" Veiga yang sedari tadi diam tak bersuara kini menjadi sedikit geram dengan tingkah sok angkuh Alicia—lebih tepatnya sekertaris OSIS yang kini sedang duduk di meja hadapannya.
Java yang sedari tadi diam sama geramnya dengan Veiga. Namun, dirinya lebih memilih tak bersuara karena sudah diwakilkan oleh kedua sahabatnya tersebut.
"Benar. Kalian selalu memutuskan sesuatu sesuai kehendak kalian, bukan? Jadi, sekarang, putuskan saja apa yang lebih pantas untuk kami. Hukuman atau surat SGL," ujar Zivanka mencoba setenang mungkin dengan raut tatapan kemusuhan yang ia layangkan kepada seseorang di hadapannya yang biasa mereka kenali sebagai wakil ketua OSIS.
Kayshaka atau lebih tepatnya sang wakil ketua OSIS mengurut batang hidungnya karena lelah menghadapi keras kepala dari para manusia yang ada di hadapannya. Namun, detik berikutnya, ia tersenyum kecil dan berubah kembali menjadi raut wajah frustasi.
"Karena gua capek harus selalu menghukum kalian terus, gini aja, deh. Kita buat kesepakatan, mau gak? Nanti untungnya bagi kalian: hari ini, kalian dibebaskan dari segi hukuman ataupun pemberian SGL," jelas Kayshaka yang membuat Zivanka terkekeh sinis lalu, menatapnya dengan tatapan mengejek.
SGL atau kepanjangan dari Student Guilt of Letter, adalah surat yang dibuat khusus oleh staf keamanan bersama guru BK untuk para siswa yang berani melanggar aturan ataupun menyalah gunakan aturan yang dibuat oleh sekolah. Biasanya surat SGL ini akan dikirimkan kepada dua pihak. Pihak yang pertama, yaitu siswa itu sendiri yang membuat Kesalahan. Pihak kedua, yaitu akan dikirimkan langsung kepada orang tua siswa yang membuat kesalahan tersebut.
Biasanya, dalam pengiriman surat SGL yang diberikan kepada orang tuanya, siswa nanti akan dipulangkan dari asrama dan tidak diperbolehkan untuk masuk sekolah selama 9 hari atau biasa disebut masa skorsing serta diserahkan orang tua untuk mengawasi siswa tersebut dalam masa skorsing.
Kini, Zivanka menyilangkan tangan di depan dadanya. "Hanya hari ini? Basi! Kami terlalu sering mendapatkan hukuman ini-itu, bahkan perbuatan yang seharusnya dianggap benar tapi, oleh kalian? Malah dianggap salah. Hahaha, lawak tahu, gak? Aturan sekolah tercipta tujuannya untuk apa? Jika ujung-ujungnya kami harus menuruti aturan yang organisasi hak istimewa buat."
Mendengar pernyataan yang dilontarkan oleh Zivanka tersebut pun membuat Alicia geram. Ia berdiri sambil menunjuk tepat di hadapan wajah Zivanka dengan raut muka merah padam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fivers Eternity
Fantasy- Diikut sertakan dalam Event Writing Cakra Media Publisher Batch 07 ✨ - "Kami ada di antara temaramnya kilau ribuan bintang. Tampak megah tetapi, berubah tak menentu arah. Poros dunia selalu mengawasi di akhir bayangan mentari mulai memudar." Kisah...