Pagi ini, cahaya matahari bersinar begitu menyengat daripada biasanya dengan jejeran formasi awan yang samar-samar terlihat.
Zivanka bersama anggota Klub Sains lainnya tengah membereskan stan bazar mereka yang sebentar lagi festival Bazar akan dimulai. Dengan riang hati, Zivanka tertawa renyah ketika melihat Java cemberut kesal akibat dijahili oleh Hakim.
"Oy, Hakim! Jangan gangguin Java mulu, bantuin gua sini!" Suara Veiga terdengar begitu tegas dari belakang stan bazar, berjalan kesal mendekat ke arah Hakim.
Hakim menoleh dengan raut menggodanya, mengejek Veiga dengan menjulurkan lidahnya. "Ciee ... Vei cemburu, cie. Gak bakal gua apa-apain kok, dede Java nya. Aw!"
Ketika Hakim sibuk menggoda Veiga hingga tak sadar bahwa kini, jari Veiga telah menjewer telinganya. "Apa lo kata tadi, hm? Cemburu? Ogah! Ngapain gua cemburu sama lo yang jelas-jelas sama-sama laki. Oh! Atau jangan-jangan ... Lo—"
Ditengah-tengah rintihan sakitnya menahan lara pada telinga yang menjadi korban tersebut, Hakim masih mampu membungkam mulut Veiga menggunakan tangannya. Namun, Veiga justru semakin memperkuat jewerannya tersebut.
"Aw! Woy, sakit amat aelah! Lepasin, kagak?" Amukan Hakim tak dihiraukan oleh Veiga, justru dirinya menarik Hakim menuju belakang stan bazar sambil berpamitan pada Zivanka.
Zivanka pun tergelak di tempatnya, melihat Hakim yang sudah memelas meminta dilepaskan jewerannya. Di lain sisi, Java menatap interaksi antara Veiga dan Hakim dengan tatapan tak suka, melihat tangan Veiga yang berada di telinga Hakim.
Ketika Zivanka tergelak, ekor matanya tak sengaja menatap raut tak suka yang diberikan Java kepada Hakim. Dalam hati, Zivanka hanya bisa tertawa puas, melihat drama permainan cinta yang dimainkan oleh tiga orang tersebut.
"Saja-saja ada. Eh, maksudnya, ada-ada saja, hahaha." Zivanka terkekeh geli lalu, kembali menata barang-barang yang akan digunakan nanti sewaktu festival bazar dimulai.
Di lain sisi, lebih tepatnya di aula. Telah berdiri stan yang cukup megah dipandang mata, stan dengan beberapa dekoran yang cukup menawan, menciptakan daya nyentrik tersendiri. Namun, tetap terlihat menarik dari segala sisi.
Nathanael atau Nael yang bertugas sebagai ketua stan bazar OSIS, kini tengah melakukan tugasnya, yaitu memberikan interupsi perintah kepada para anggotanya.
Tiba-tiba saja datang seseorang yang menepuk bahunya pelan sambil berkata, "Biarin mereka istirahat dulu, kita udah mulai dari Subuh tadi. Jangan terlalu diforsir, mereka belum sarapan juga sedangkan waktu bazar lima belas menit lagi bakal mulai."
Nael menoleh, mendapatkan sesosok manusia yang tidak lain adalah wakil ketuanya, Kayshaka. Kayshaka menatap tegas Nael dengan wajah sendu nya.
"Tapi, ini belum sempurna sepenuhnya, Kay. Gimana kalau nanti–" Tidak memberikan kesempatan Nael untuk mengutarakan alasannya, dengan cepat Kayshaka memotong pembicaraan tersebut dengan sedikit kasar dan tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fivers Eternity
Fantasy- Diikut sertakan dalam Event Writing Cakra Media Publisher Batch 07 ✨ - "Kami ada di antara temaramnya kilau ribuan bintang. Tampak megah tetapi, berubah tak menentu arah. Poros dunia selalu mengawasi di akhir bayangan mentari mulai memudar." Kisah...