"Perihal ketenangan, yang tak dapat diubah maupun tergantikan oleh masa yang terus berputar"
— Fivers Eternity, 2027 —
Matahari pagi bersinar lembut, memercikkan cahaya keemasan di atas genting-genting bangunan SMAN 2 Beringin. Sekolah itu terletak di sebuah desa pinggiran kota yang tampak begitu megah, dikelilingi pepohonan rindang yang berbaris di sepanjang jalan menuju gerbang utama. Udara pagi segar, dengan aroma embun yang masih bertahan setelah hujan semalam.
Bagi sebagian besar siswa, hari ini hanyalah satu dari sekian banyak hari yang biasa, dihabiskan dengan rutinitas sekolah yang sudah mereka kenal.
Zivanka Adequaria melangkah masuk melalui gerbang sekolah, tas ranselnya menggantung santai di pundaknya. Rambut hitam panjangnya tergerai, sedikit berantakan akibat angin pagi. Ia menghirup udara dalam-dalam, mencoba menikmati ketenangan sebelum hari padat di sekolah dimulai.
Meskipun sudah menjalani hari-hari seperti ini selama bertahun-tahun, ada sesuatu yang istimewa tentang pagi ini. Mungkin hanya imajinasinya, pikir Zivanka, tapi bagaimanapun juga, ia menyukai momen-momen seperti ini—ketika sekolah masih sedikit sepi dan dunia tampak sedikit lebih tenang.
Suara dering bel sekolah yang lembut terdengar, memecah keheningan pagi. Siswa-siswa mulai berdatangan dari berbagai arah; beberapa bersepeda, beberapa berjalan kaki sambil mengobrol, dan beberapa seperti Zivanka—berjalan pelan menikmati waktu sebelum kelas dimulai. Di sebelahnya, pohon-pohon rindang yang tumbuh di sepanjang halaman sekolah membuat suasana pagi terasa lebih sejuk.
Di lapangan sekolah, beberapa siswa sudah mulai berkumpul. Sebagian besar hanya duduk-duduk di bawah pohon atau berdiri berkelompok sambil bercanda.
Lapangan itu dikelilingi oleh bangunan-bangunan kelas yang sederhana namun kokoh, bercat biru keunguan dengan jendela-jendela besar yang memungkinkan sinar matahari masuk dengan leluasa ke dalam ruangan. Di ujung lapangan, aula utama sekolah berdiri megah dengan tiang-tiang tinggi dan bendera merah putih yang berkibar lembut di tiang bendera.
Zivanka melirik jam tangan di pergelangan tangannya dan tersenyum tipis. Masih ada waktu sebelum pelajaran pertama dimulai. Ia memutuskan untuk berjalan ke kantin, tempat favoritnya menghabiskan waktu luang sebelum kelas.
Di sepanjang perjalanan, ia menyapa beberapa teman sekelasnya, tersenyum pada guru yang kebetulan lewat, dan menikmati suasana damai yang hanya bisa ditemukan di pagi hari.
Saat ia tiba di kantin, suasananya sudah mulai ramai. Siswa-siswa berbaris untuk membeli sarapan, sementara yang lain duduk di bangku-bangku panjang sambil menikmati makanan mereka.
Zivanka memesan teh hangat dan sepotong roti bakar, kemudian mencari tempat duduk di pojok yang sedikit lebih tenang. Dari sini, ia bisa melihat seluruh area sekolah dengan jelas. Pemandangan itu selalu memberinya rasa nyaman—sekolah ini adalah bagian dari dunianya, tempat di mana ia telah menghabiskan begitu banyak waktu, mengalami banyak hal, dan bertemu dengan orang-orang penting dalam hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fivers Eternity
Fantasia- Diikut sertakan dalam Event Writing Cakra Media Publisher Batch 07 ✨ - "Kami ada di antara temaramnya kilau ribuan bintang. Tampak megah tetapi, berubah tak menentu arah. Poros dunia selalu mengawasi di akhir bayangan mentari mulai memudar." Kisah...