22. Kedatangan Aegionphm

3 3 0
                                    

Sinar ungu berkilau dalam kegelapan langit Univers G6 alias Paradigma Eterus, memberi nuansa mencekam pada ruang yang asing bagi Java, Kayshaka, Hakim, dan Veiga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar ungu berkilau dalam kegelapan langit Univers G6 alias Paradigma Eterus, memberi nuansa mencekam pada ruang yang asing bagi Java, Kayshaka, Hakim, dan Veiga. Satu per satu mereka terbangun, merasakan pusing luar biasa setelah transisi dimensi yang tak terduga.

Mereka perlahan mengumpulkan kesadaran, mencoba memahami apa yang telah terjadi dan di mana mereka sekarang. Akan tetapi, sebelum mereka bisa memproses segalanya, suara gemuruh berat menggema dari kejauhan, menggetarkan tanah tempat mereka berdiri.

“Kalian mendengarnya?” Java bertanya, tatapannya tegas tetapi, ada sedikit kekhawatiran. Hakim mengangguk, tatapannya lurus langit-langit kamar—tepatnya langit luar yang bergemuruh, semakin mendekat.

Sementara itu, Rey tampak resah ditempatnya, membuat Zivanka menatapnya dengan raut heran. Rey mencoba lebih tenang, kaki jenjangnya ia langkahkan menuju tempat yang terhubung langsung dengan sebuah rumah.

Zivanka yang sedari tadi mengekori Rey pun terkejut bukan main, matanya membelalak lebar, dan tubuhnya seketika menegang. Ia melihat ruangan di hadapannya itu begitu mewah nan elegan.

Sebelum Rey berjalan ke arah pintu rumahnya, ia sempat melirik tajam ke arah Zivanka yang masih mematung di tempatnya. "Jangan sekali-kalinya berani keluar ruangan ini, jika kau mendengar suara ricuh dari arah pintu. Aku tak mau kau repotkan lagi setelah ini." Ia melenggang pergi, meninggalkan Zivanka yang kini dalam keadaan kesal.

Tubuh mereka tampak berkabut ketika Rey membuka pintu rumahnya, dipenuhi pancaran cahaya berwarna perak dengan peralatan berbentuk tongkat panjang berujung kristal yang memancarkan cahaya. Mereka mengenakan baju zirah putih berkilau, membentuk garis rapi dan teratur saat mendarat. Ini adalah Aegionphm – pasukan elite Paradigma Eterus, yang dikenal sebagai Bidak Seraphim–dikalangan Univers G6.

Rey membungkukkan pelan tubuhnya, memberikan tanda penghormatan kepada pasukan Aegionphm tersebut. Namun, dalam tunduknya, ia diam-diam menyeringai tipis tetapi, saat tubuhnya terangkat kembali, rautnya berubah menjadi raut serius.

Pemimpin Aegionphm, dengan postur tegap dan sorot mata dingin, maju beberapa langkah di depan pasukannya yang lain. Wajahnya sulit dibaca, tapi, aura berwibawanya penuh intimidasi, menebarkan tekanan yang membuat setiap orang yang melihatnya merasa gentar. "Kamu," ujarnya.

Suaranya menggema bak petir bergemuruh hingga seluruh tempat itu, mengguncang suasana yang menyelimuti sekitar mereka, "Rey, ada tarikan gravitasi yang berbeda hingga menyebabkan percepatan gravitasi Paradigma Eterus terguncang. Selain itu, kami juga merasakan frekuensi yang menyelimuti bagian Padang Eterus terasa berbeda. Kami harap, kau menjawabnya dengan tegas dan jujur, apa yang sedang kau perbuat saat ini?”

Rey menegapkan bahunya, raut wajahnya semakin ia pertegas. "Aku ... Aku tak melakukan apapun, hanya sedang bereksperimen seperti biasa, kau tahu hal itu bukan, Rev?"

Pemimpin Aegionphm–Rev Aegionphm mengerutkan kening. "Jangan berpura-pura, Rey. Kehadiranmu terakhir kali pada Padang Eterus meninggalkan jejak yang berbeda. Percepatan gravitasi semesta ini tidak lagi stabil dan ini bukan hal yang bisa kami biarkan begitu saja.”

Fivers Eternity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang