"Berada dalam putaran lima bintang, Poros semesta telah memainkan perannya, jangan gegabah jika tak ingin abadi."
- Eternitas, 369 -
Zivanka bergegas berdiri ketika mendengar suara decitan begitu nyaring hingga memekakkan gendang telinganya. Dengan langkah pelan ia mengikuti suara berasalnya decitan tersebut.
Hingga ia dengan sahabatnya tiba di sebuah ruangan yang berdiri sebuah jam raksasa. Bentuknya kuno, dengan angka-angka romawi terukir di atas permukaannya. Jarum detik besar di tengahnya tampak tak bergerak, seperti terhenti dalam suatu dimensi lain. Di sekitarnya, hanya ada kegelapan dan bayang-bayang yang menari di dinding, seakan menyembunyikan sesuatu yang lebih misterius.
Mereka hanya dibekali sorot cahaya minim yang keluar dari senter darurat milik Kayshaka. Dengan ragu-ragu, Kayshaka mengalihkan sorot cahaya tersebut, menyorotinya sampai ke bagian ujung paling atas jam yang berdiri kokoh dengan dua tiang sebagai penyangga di kedua belah sisi.
"Woy, lihat jam ini!" seru Zivanka, yang sudah lebih dekat dengan artefak jam raksasa tersebut. "Ini... luar biasa. Jam romawi sebesar ini, bagaimana bisa ada di sini?"
Hakim mendekati jam tersebut, memeriksanya dengan cermat menggunakan cahaya seadanya. Ia merasakan sengatan aliran energi aneh mengalir di udara, seolah-olah benda itu lebih dari sekadar sebuah penanda waktu.
"Kenapa jarumnya tidak bergerak?" Veiga ikut mendekat, matanya terpaku pada angka-angka romawi yang tampak berkilauan di bawah senter darurat mereka. "Seharusnya jam ini terus bergerak, kan? Kenapa yang ini gak?"
Java berjalan mendekat diikuti dengan Kayshaka. Java mengerutkan dahinya ketika melihat kejanggalan yang terjadi pada jam raksasa tersebut. "Mungkin ini hanya jam tua yang rusak. Tapi, kenapa... jam ini terlihat begitu terawat meskipun berada di tempat yang terbengkalai seperti ini?"
Tiba-tiba, tanpa peringatan, jarum detik di jam itu mulai bergerak perlahan. Namun pasti, jarumnya berputar ke arah Timur Laut membentuk sudut 45°. Suara derakannya terdengar begitu tajam dan memekakkan telinga, menciptakan getaran yang meresap ke dalam tulang-tulang mereka-yang mendenganya.
"Loh, mengapa ia bergerak sekarang?" tanya Kayshaka dengan nada waspada, memasang ancang-ancang pertahanan, jika nanti ada kondisi bahaya.
Saat jarum itu berhenti di posisi yang tak biasa, sebuah suara gemuruh terdengar dari balik jam tersebut. Perlahan-lahan, sebuah lemari besar muncul dari balik jam raksasa itu, seakan dihisap keluar dari ruang tersembunyi yang sebelumnya tak terlihat oleh mata.
Hakim, yang sejak awal merasa ada yang aneh, sekarang semakin yakin bahwa mereka telah menemukan sesuatu yang lebih besar dari sekadar gudang tua. "Kita harus berhati-hati," ujarnya, suaranya sedikit gemetar dengan penuh kewaspadaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fivers Eternity
Fantasy- Diikut sertakan dalam Event Writing Cakra Media Publisher Batch 07 ✨ - "Kami ada di antara temaramnya kilau ribuan bintang. Tampak megah tetapi, berubah tak menentu arah. Poros dunia selalu mengawasi di akhir bayangan mentari mulai memudar." Kisah...