"Syukurlah! Akhirnya selesai juga acara bazar, huh!" Teriakan lantang begitu keras terdengar dari balik stan bazar yang sedang mencopot hiasan-hiasan yang masih menempel di kedua tiang tersebut.
Veiga datang dengan membawa dua kresek putih yang berisi beberapa minuman penyegar dan diikuti oleh Zivanka yang berjalan di belakangnya.
"Kawan! Gua bawain minuman, nih! Jangan lupa pada minum dulu, seger lhoo," goda Veiga sambil membuka kaleng soda hingga berbunyi membuat Java dan Hakim menjadi tertarik.
Hakim melangkah mendekat ke arah Veiga. Namun, tak jadi. Dirinya justru berjalan melewati Veiga dan berakhir meminta minuman kepada Zivanka yang membuat Veiga mengernyit heran tetapi, mengedikkan bahunya acuh.
Kini, giliran Java yang berjalan mendekat ke arah Veiga, dengan sigap Veiga mengambilkan satu kaleng soda lalu, membukanya. "Nih, hadiah buat lo."
Melihat Veiga menyerahkan sekaleng soda yang telah tersebut membuat Java mengedipkan matanya berulang kali, memastikan bahwa yang dilihatnya saat ini adalah sebuah kenyataan yang manis. "I-ini serius, Vei?" tanyanya dengan ciut.
Veiga mengangguk dengan kekehan gemas, ia menaruh kresek hitamnya lalu, menarik tangan Java dan memindahkan kaleng sodanya ke tangan Java. "Hooh, minum aja! Biar tenggorokan lo kagak kering."
Melihat interaksi antara Veiga dan Java tersebut membuat Zivanka mengigit bibir dalamnya—menahan gemas melihat interaksi tersebut, sedangkan Hakim justru menatap mereka dengan tatapan ledekan.
"Tatapannya udahan kali, gak bakal kemana-mana kok, Jav." Hakim bersuara dengan sengaja dibesarkan membuat Java memalingkan wajahnya ke arah Hakim sedangkan Veiga membuang mukanya ke lain arah.
Anjir?! Kok, segemes ini, sih, kapal gua?? —Batin Zivanka merasakan greget yang cukup besar, ingin rasanya ia membuka perasaan mereka masing-masing tetapi, dirinya tak mau mereka asing karena suatu masalah yang mereka bangun hubungannya.
Java mendekat perlahan ke arah Hakim yang membuat Hakim sedang menegak kaleng tersebut seketika menghentikan kegiatannya lalu, mencoba berjalan menjauh ke arahnya dengan perlahan.
Ketika dirinya mencoba menegak minumannya hingga tandas, tiba-tiba saja tanpa aba-aba Java berlari ke tempat dirinya berdiri dan kini, terjadilah aksi kejar-kejaran seperti tom and Jerry.
Melihat hal tersebut membuat anggota Klub Sains yang sedang mengantri minuman di depan Veiga menertawakannya bahkan ada yang sampai memegangi perutnya ketika melihat Hakim tak sengaja menabrak salah satu tembok yang cukup besar di hadapannya. Untung saja dirinya pintar nengerem, jadilah hanya keningnya saja yang bertubrukan.
Setelah semua anggota Klub Sains telah mendapatkan minuman penyegar mereka masing-masing, Zivanka dan Veiga berjalan menuju kursi yang disediakan oleh stan bazar mereka.
Sedangkan Java dan Hakim kini, hilang entah kemana batang hidungnya. Mereka telah tak terlihat sejak satu jam yang lalu, tetapi, Zivanka menganggapnya hal lumrah yang terjadi kepada mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fivers Eternity
Fantasy- Diikut sertakan dalam Event Writing Cakra Media Publisher Batch 07 ✨ - "Kami ada di antara temaramnya kilau ribuan bintang. Tampak megah tetapi, berubah tak menentu arah. Poros dunia selalu mengawasi di akhir bayangan mentari mulai memudar." Kisah...