12. Sunday 2

6 2 0
                                    

Sandi melihat seseorang yang dia kenal, dia membulatkan mata.
" Lyodra," gumam Sandi yang masih terdengar oleh Naura. Naura refleks melihat kearah Lyodra.

Lyodra menghampiri mereka berdua, Lyodra tidak begitu memperhatikan seorang pria yang memakai masker. Dia hanya fokus menghampiri Naura.

" Hai," sapa Lyodra dibelakang nya ada Ryan yang menatap tidak suka pada Sandi. Naura tersenyum pada Lyodra," Hai juga."

Lyodra menatap bingung keberadaan Sandi. Sandi yang mendapatkan tatapan tersebut akhirnya melepaskan masker yang dia gunakan.

" Sandi!"gumam Lyodra dengan membulatkan matanya.

Sandi menatap tajam pada Lyodra, Sandi mengetahui bahwa Lyodra merupakan teman Sindy. Tapi, pertemanan mereka menjadi asing karena Lyodra yang menjauhi Sindy setelah fitnah yang tersebar di sekolah. Hingga ingatan Sandi berputar di kepalanya.

Sandi melihat Keira, helena dan bianca mengelilingi Sindy. Suara hinaan dan cacian mereka keluarkan pada Sindy. Orang-orang hanya melihat termasuk Lyodra  hanya bisa menatap Sindy yang diperlakukan jahat oleh mereka. Bahkan di saat Sindy di dorong dari depan oleh Keira, Lyodra hanya mematung dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan.

" Hentikan!" Teriak Sandi.

Semua orang membubarkan diri setelah teriakan Sandi meninggalkan Sindy yang terduduk menangis. Sandi segera menghampiri Sindy dan memeluknya.

" Maaf kak," ucap Sandi.

Sindy menggelengkan kepala. Sandi menggepalkan tangan menatap punggung Lyodra yang menjauh. Lyodra sempat menoleh kebelakang. Namun, hanya sebentar.

Sandi tersenyum miring pada Lyodra.

" Sandi maafin gue," ucap pelan Lyodra pada Sandi.
Sandi hanya bisa terdiam, dia tidak bisa memaafkan Lyodra.

" Apa kamu tau? Seberapa beratnya Almarhum Kak Sindy menghadapi sendirian. Dia juga merasakan rasa kecewa, sahabatnya sendiri meninggalkannya dan lebih percaya dengan foto tersebut. Walaupun Kak Sindy tidak menunjukkan atau berkata kecewa tapi aku tau dari tatapan Kak Sindy," ucap Sandi dengan menggepalkan lengannya.

" Sandi maafkan gue.." ucap Lyodra menundukkan kepala dengan air mata yang mulai berjatuhan. Naura yang melihat keadaan ini, mencoba untuk memberikan penjelasan pada Sandi." Sandi, Lyodra pernah bercerita kepada saya bahwa dia juga menyesalinya, dia tidak membela Almarhum Sindy karena Lyodra juga diancam oleh Keira."

" Maksudnya?"tanya Sandi.

" I-iya g-gue d-diancam oleh k-keira," ucap Lyodra sembari menahan air matanya.

" Lyodra diancam jika dia membela Sindy maka ibunya di pecat dari perusahaan ayah Keira," kata Naura.

Sandi menghembuskan nafasnya dengan berat, dia kembali memakai maskernya. Lyodra menghapus air matanya dengan tangannya sendiri. Kemudian sebelah tangan kanan Lyodra ditunjukkan kepada Sandi sebagai tanda permintaan maaf" Maafkan gue."

Walaupun berat,  Sandi menganggukkan kepalanya, dia menyambut tangan Lyodra.

" Sindy maafin gue," batin Lyodra. Hati Lyodra sangat menyesali apa yang terjadi apalagi dia menyesali sesuatu hal yang dilakukan Lyodra pada Sindy.

" Sungguh maafin gue Sindy. Gue terlalu buta."

Sandi melepaskan genggaman pada Lyodra. Lyodra hanya bisa tersenyum dan dia melamun memikirkan sesuatu.

Melihat suasana yang canggung membuat Ryan merasakan ketidaknyamanan. Ingin rasanya dirinya berbicara panjang kali lebar atau berceloteh tentang candaannya, mulutnya benar-benar gatal. Hingga saat Ryan akan membuka mulutnya.

Secret Code ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang