17. terungkap

3 1 0
                                    

Part sebelumnya

Tiba-tiba kepala sekolah itu meninju wajah Rasya hingga Rasya terjatuh ke bawah. Rasya melihat ayahnya sendiri dengan tatapan tajam.
" Anak kurang ajar, berani-beraninya kamu menjebak staff guru yang bekerja di bagian tata usaha." Emosi Kepala Sekolah itu.


Setelah memukul anak nya kepala Sekola berdiri dan pergi begitu saja sembari memijat pelipisnya, Rasya hanya bisa menatap punggung ayahnya sembari menggepalkan kedua tangannya dan menggerakkan giginya. Sebuah uluran lengan ada di hadapan Rasya, Rasya melihat wajah Naura yang tersenyum. Rasya malah menepis lengan Naura dan berdiri, " jangan sampai orang lain tau," ucap Rasya yang sempat berhenti membelakangi Naura.

" Jadi yang menjebak staff guru itu Rasya," batin Naura.

" Tapi apa alasannya?"  Naura berpikir, akhirnya dia menemukan jawabnnya Sandi pernah mengatakan.

" Kamu tau, guru itu adalah orang yang sering menghina aku dan kakak."

Jam istirahat pun dimulai, Soraya tidak tampak lagi di sekolah itu karena Naura menyarankan Soraya untuk jangan dulu pergi ke sekolah. Naura duduk bersama dengan Lyodra sembari makan, begitupun dengan Rasya yang membiarkan luka di ujung bibirnya, Keira datang membawa kotak obat yang akan di berikan pada Rasya.

Keira duduk di samping Rasya dengan tersenyum ramah yang jarang sekali dia tampilkan pada orang lain. " Rasya kamu kenapa bisa terluka?"tanya Keira.

" ....." Rasya tidak menjawab dia hanya sibuk dengan makanannya.

" Sini aku obati," ucap Keira yang akan memberikan sebuah kapas yang sudah di basahi alkohol.

Rasya menepis lengan Keira hingga kapas tersebut terhempas di sendok  yang akan Ryan makan, Ryan yang tidak melihat melahap makanan tersebut. Namun saat mengunyah ada yang membuatnya tidak nyaman, akhirnya Ryan mengeluarkan benda tersebut yang merupakan sebuah kapas yang rasanya agak pahit, dia menatap teman temannya yang berada di hadapannya dengan menahan tawa.
" Ini siapa sih yang lempar?" Kesal Ryan.

Teman temannya menyuruh Ryan untuk diam, hal itu membuat Ryan mencurigai teman temannya, saat Ryan akan meneriaki 3 temannya, salah satu temannya dengan segera menutup mulut Ryan dan yang lainnya menahan gerakan Ryan yang ingin mengamuk. Hingga mereka pun membawa Ryan pergi keluar.

" Kamu kenapa Rasya?" Tanya Keira sembari berdiri mengikuti Rasya.

" Lo masih bilang gue kenapa? Hah!!" Kesal Rasya.

" Gue ngak sudi dekat sama lo yang rendahan,  dengan teganya lo fitnah Sindy," teriak Rasya.

Suara tamparan begitu keras di kantin sekolah yang tidak ramai.
" Jaga omongan kamu Rasya," kesal Keira yang tersulut emosi.

Teman teman Keira datang dan meninggalkan antrian mereka untuk mengambil makanan. Keira meninggalkan Rasya dengan menangis, dia terlalu sakit karena orang yang dia sayangi sejak kecil tidak mempercayainya lagi. Helena berlari mengikuti langkah Keira sedangkan Bianca terdiam di hadapan Rasya dengan wajahnya yang merah.

" Lo akan menyesal karena menyia-nyiakan seseorang yang tulus sama lo, gue peringatin lo kalau Keira bukan pelakunya, akan gue buktikan kalau Keira bukanlah pelakunya," ucap Bianca.

Bianca pergi meninggalkan kantin tersebut, Rasya terdiam sejenak melihat telapak tangannya. Dia memutuskan pergi begitu saja meninggalkan tatapan orang-orang.

Bianca menelpon seseorang di lorong yang sepi.

" Bagaimana perkembangan akun tersebut?"tanya Bianca.

" Setelah gue lacak pemilik akun lo ada di sekolah lo, dan gue lihat lokasinya ada di kelas lo," jawab di seberang.

" Oke terimakasih," ucap Bianca sembari tersenyum miring.

Bel masuk berbunyi.

Hari ini jam kosong di kelas Naura, keira dan teman temannya masih belum kembali. Semua siswa/i sedang menulis dan mengerjakan soal yang diberikan guru piket atas perintah guru pembelajaran yang tidak bisa hadir. Beberapa menit kemudian, Keira dan teman-temannya kembali dengan raut wajah yang terlihat kesal. Mereka menghampiri bangku Lyodra yang sedang menulis.

" Jadi lo yang memfitnah teman lo sendiri hah" ucap Keira.

Naura berdiri dan menghampiri mereka. " Apa maksud kalian?"

" Dia yang fitnah Sindy," jawab Keira yang kesal, Keira menggerakkan kepalanya sebagai kode kepada teman temannya untuk memegang lengan Lyodra yang ingin memberontak.

" Hei jangan nuduh Lyodra," teriak Ryan

Namun tidak menghentikan gerakan Keira yang terus mencari ponsel Lyodra yang ada di tasnya. Ryan dan Naura mencoba untuk melepaskan cekalan tangan  Helena dan Bianca yang berada di lengan Lyodra.

" Sialan diam kalian," umpat Bianca. Naura bisa saja melakukan kekerasan namun Naura tidak bisa.

Keira menemukan dua ponsel yang ada di tas Lyodra, dia tersenyum miring mengambil ponsel yang tidak pernah Lyodra gunakan. Orang orang terkejut melihat ponsel Lyodra.

" Lyodra punya dua ponsel karena itu hakknya," ucap Naura.

Untungnya ponsel itu tidak di kunci Keira mencari akun yang menyebarkan foto Sindy.
" Ketemu," ucap Keira keras.
" Lihat akun ini milik Lyodra, " ucap Keira sembari memperlihatkan ponsel itu pada orang lain.

Naura dan Ryan menurunkan tangannya dan menatap Lyodra dengan terkejut. Lyodra hanya bisa menundukkan kepalanya. Keira mencari sesuatu di galeri dan dia menemukan sebuah video yang sebenarnya bahwa Sindy yang akan di lecehkan oleh kepala sekolah. Dia memperlihatkannya pada teman temannya.

Rasya yang melihat hal tersebut merasakan sesak dan amarahnya memuncak, hingga dirinya melangkahkan kaki menuju ruang kepala sekolah.
Teman teman sekelasnya mulai berbisik tentang Lyodra dan kepala Sekolah.

" Apa Lyodra di bayar ya untuk melakukan fitnah itu,"

" Ngak nyangka ya, orang yang dianggap teman sama Sindy bisa melakukan itu,"

" Gimana perasaan Rasya ya?"
" Ehk iya tadi dia keluar mungkin kesal sama ayahnya sendiri,"

" Berarti benar dong gosip yang ada di kalangan kelas ujung bahwa Kepala Sekolah kita pedofil harus di sebarkan,"

Lyodra yang malu meninggalkan ruangan kelas itu tanpa mempedulikan barang barangnya. Dia tidak peduli jika video tersebut di sebarkan.

Naura mengikuti Lyodra yang keluar dari kelas sedangkan Ryan sempat melamun dan membubarkan kerumunan yang melingkar di bangku Lyodra. Dia juga membereskan barang barang Lyodra yang terlihat acak acakan ulah Keira.
Keira dan teman-temannya tersenyum bahagia, namun Keira melihat ke arah bangku Rasya dengan tatapan sedih.

Rasya datang membanting pintu ruangan kepala Sekolah membuat Kepala Sekolah terkejut.

" Apa apaan kamu," teriak kepala sekolah tersebut.

" Berani beraninya anda melecehkan siswi disini terutama almarhum Sindy, berarti benar yang di ucapkan siswi disini anda melakukan hal yang tidak senonoh kepada murid anda sendiri,"  kesal Rasya.

" Menjijikan," lanjut Rasya.

" Apa maksud kamu," pura pura kepala sekolah menyembunyikan keterkejutannya.

" Kebusukan anda telah terbongkar," jawab Rasya.

" Hahaha jadi selama ini papa Check in di hotel bukan karena meeting tapi karena melecehkan siswi disini, aku yang selalu ada di rumah sakit menjaga mama dan anda seenaknya bersenang-senang," kesal Rasya meninggalkan ruangan itu, ingin rasanya Rasya meninju wajah ayahnya tapi Rasya masih tau aturan untuk melakukan hal tersebut.

" Rasya dengerin dulu papa," ucapnya yang melihat anaknya keluar ruangan.

" Sial," umpat kepala sekolah tersebut.

→⁠_⁠→



Secret Code ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang