1. bangunan yang sama

21 8 0
                                    

Di pagi yang cerah Naura memakai pakaian berwarna biru dengan dipadukan warna putih, Naura  juga memakai celana jeans berwarna biru dengan bando yang bertengger di rambutnya yang tergerai lurus. Naura   sedikit memoleskan bibir dengan lipbalm agar bibirnya tidak terlalu pucat. Tak lupa Naura juga memakai jam berwarna biru. Dengan menyelendangkan tas nya berwarna putih. Dia menghirup nafas dalam dalam di depan cermin.

"Akhirnya, bisa sekolah lagi," gumam Naura sembari tersenyum melihat kaca di kamarnya.

Naura berjalan keluar kamarnya,  menuruni anak tangga. Terlihat seorang pria  paruh baya dengan pakaian formal menunggu putrinya.

"Wah Putri ayah cantik hari ini,"sambut ayahnya setelah sampai di anak tangga terakhir.

Naura hanya tersenyum mendengar pujian ayahnya. Dia pun berjalan di belakang ayahnya menuju keluar.

Di sepanjang perjalanan Naura mendengar musik lewat headset bluetooth yang terpasang di telinganya. Ayah nya fokus mengendarai mobil, saat memasuki gedung sekolah Naura tertegun melihat bangunan .

"Sepertinya saya pernah melihat bangunan tersebut," batinnya.

Tak berselang lama, ayahnya memarkirkan mobil diantara jejeran mobil lain. Naura melepaskan headset nya dia keluar. Di seberang parkiran ada beberapa sepeda dan sedikit motor berjejer rapih. Naura melihat papan yang besar bertuliskan SMA High National School. Dia mengikuti ayahnya yang memasuki lingkungan sekolah yang sangat luas. Ayah nya berjalan  menuju bangunan A.

"Mungkin mereka  sudah masuk kelas," batin Naura yang melihat tidak ada siswa lain. Bangunan A dengan bangunan lain berjauhan.
Naura masih berjalan di belakang ayahnya, Naura melihat setiap ruangan-ruangan yang membuatnya tertegun.

"Mungkin perasaanku saja," batin Naura sembari melihat ruangan guru, setiap meja yang di sekat terdapat   komputer-komputer dan dokumen-dokumen. disamping ruangan guru ada ruangan konseling.

Di setiap dinding Naura melihat tulisan tulisan dengan kalimat awal yang besar di setiap kalimat. Naura memperkirakan jika tulisan tersebut di baca oleh orang yang minus mungkin hanya sebuah singkatan.

Naura tidak menyadari dirinya sudah sampai di ruangan kepala sekolah yang agak Jauh dengan ruangan pemilik yayasan.

Tok tok ...

Ayah Naura mengetuk pintunya. Seorang paruh baya membuka pintu dan menyambut kedatangan Naura dan ayah Naura.

"Mari duduk,"sambut pria paruh baya.

"Begini pak Dirly saya akan mendaftarkan anak saya di sekolah ini, di kelas 11 karena anak saya homeschooling pada saat kelas 10 nya," jawab sopan ayah Naura.

"Boleh pak Arya, Bapak sudah mengisi formulir lewat online. Jadi saya akan memberikan seragam sekolah yang ada disini," kata pria paruh baya itu sembari membawa seragam-seragam sekolah itu.

"Suara kepala sekolah seperti terdengar tidak asing,"batin Naura.

Fokus Naura beralih pada seragam sekolah itu, dia  tertegun sehingga dirinya tak bisa mendengarkan percakapan ayah nya dan kepala sekolah tersebut.

"Itu adalah seragam-seragam yang sering di pakai gadis yang ada dalam mimpi saya," batin Naura.

"Apa mungkin gadis tersebut sekolah disini?" Tanya nya sendiri.

Naura akhirnya di kagetkan oleh suara ayah nya yang menepuk pundak Naura.

" Naura kamu kenapa?" tanya ayahnya

Naura menggelengkan kepalanya, dia merasakan sakit kepala jika mencoba mengingat-ingat mimpi itu.

"Tadi kepala sekolah bertanya lho sama kamu, katanya apa kamu mau berkeliling di sekolah ini? untuk melihat-lihat," ucap Ayah

Secret Code ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang