"kamu bisa ge kupas bawangnya?"
"bisa kak, selama aku belajar aku kupas bawang sendiri"
"biar aku bantu aja ya"inisiatif Shani karena dirinya takut Gracia terkena pisau.
"gausah mending kamu duduk deh sana"usir Gracia
"gamau, aku mau lihat kamu masak"
"gabakal aku racunin tenang aja"canda Gracia
" apa deh ge, aku cuma mau lihat kamu masak bukan berarti aku curiga kamu racunin aku"
"hahaha iya-iya"Gracia berjalan mengambil wajan setelah selesai mengupas bawang.
Shani terus membuntuti Gracia, dari awal mereka berada di dapur, Gracia mencuci tangan Shani ikut, Gracia mengambil bawang Shani ikut, Gracia memotong bawang Shani tetap ikut dan berdiri di samping nya, bahkan sekarang mengambil wajan pun Shani mengikuti Gracia.
"bumbunya mau di blander aja atau mau kamu ulek ge?"tanya Shani
"mau di ulek aja kak lebih enak katanya"jawab Gracia sambil menaruh wajan di atas kompor.
Shani mengangguk membenarkan,"kamu makin jago ge kayanya megang bahan-bahan dapur"puji Shani yang sudah melihat Gracia menjadi lebih lihai.
"ya kan aku belajar kak"
"ini terakhir ya aku cobain masakan kamu"lirih Shani dengan kepala yang tertunduk.
Gracia menoleh, lalu mengangkat kepala Shani yang tertunduk.
"kak, kalo memang ini terakhir kalinya kamu cobain masakan aku, begitu juga aku ini akan jadi masakan aku yang terakhir""kenapa?"tanya Shani bingung.
"alasan masak aku cuma kamu, buat apa aku masak kalo bukan buat kamu, kalo nikah nanti pun biar aku cari art buat masak kak"jelas Gracia
"ge kalau aku nanti nangis di nikahan kamu wajarin aja ya"ucap Shani
"bahkan aku yang nikah pun akan nangis kak, bukan nangis bahagia"Gracia menggelengkan kepala miris.
Dengan tiba-tiba Shani mengecup pipi Gracia. "mumpung masih bisa ge"kekeh Shani
"siapa juga yang larang kamu buat cium aku kak"acuh Gracia
"yakan nanti keadaannya beda"
"tubuh aku ya terserah aku dong, mau di cium sama kamu ya hak aku"
"iya ge iya, lanjutin ya masaknya"
Karena ucapan Shani, Gracia memposisikan diri untuk siap menghaluskan bumbu dengan tangannya.
Sedang Shani yang tadinya berada di samping Gracia kini berpindah tempat di belakang dan memeluk Gracia dari belakang.
Bukan kaget atau risih karena perlakuan Shani, tapi Gracia malah senang dan nyaman dengan posisi seperti ini. Siapa juga yang akan risih jika yang melakukan itu adalah orang tersayang?.
"keren deh ge kamu uleknya"puji Shani yang menumpukan dagu di bahu Gracia.
Sepenglihatan Shani ulekan Gracia seperti bukan orang yang baru belajar memasak, namun seperti orang yang sudah biasa bertempur dengan alat tersebut.
"kamu mah aku ngulek doang pake di puji kak"kekeh Gracia.
"harus dong ge, itu artinya aku menghargai usaha kamu"ucap Shani
"iya makasih yaa selalu menghargai usaha aku"
"sama-sama geee"
Keduanya sibuk dengan kegiatan masing-masing, Gracia yang sudah selesai dengan perbumbuan dan siap akan menuangkan minyak ke dalam wajan, sedang Shani sibuk mengecupi bahu Gracia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank you SHANI!!!
Teen Fiction"ge aku hanya menjaga mu sampai kamu menemukan laki-laki yang tepat laki-laki yang benar-benar tulus mencintaimu seperti diriku" shani dengan segala kesempurnaan cinta tapi hanya bisa dinikmati sesaat karena ini soal norma dunia dan akhirat