Waktu begitu lambat untuk Salsa hari ini, karena dia hanya diam dan tiduran bersama Shani. Tidak ada makanan yang masuk sedikitpun kedalam perut Shani dari kemarin malam dan sekarang jam sudah menunjukkan pukul 15.00. Sudah berbagai cara Salsa dan Bara lakukan agar Shani makan, namun anak itu tetap pada pendiriannya.
Sudah dua kali Shani seperti ini, tidur dan tidak mau makan. Jika biasanya Shani akan makan saat sedang seperti ini pun, tapi sekarang benar-benar tidak.
Salsa kembali mengecek suhu tubuh Shani, "astaga panas bangett".
Bingung melanda, padahal Salsa sudah mengompres sedari tadi. Namun suhu tubuh Shani bukannya menurun melainkan naik. Mungkin efek tidak makan dan minum obat pikir Salsa.
"ayaaah"teriak Salsa memanggil Bara.
Pintu kamar sengaja tidak di tutup untuk berjaga-jaga ketika di saat seperti ini.
"umm b-bunda"erang Shani terbangun ketika telinganya berdengung saat mendengar teriakan Salsa.
"kerumah sakit ya sayang"bujuk Salsa lembut.
"ngga bunda, gini aja"
Tidak butuh hal lain, Shani hanya membutuhkan pelukan bundanya untuk tidur. Dia yakin demam ini akan sembuh sendirinya nanti.
"mau ya, bunda khawatir loh, katanya gamau buat bunda khawatir"
"maaf bunda"lirih Shani
"bun kenapa?"panik ayah yang baru datang.
"yah tolong gendong Shani ya, kita bawa kerumah sakit"ucap Salsa
"kenapa?"terlihat raut khawatir di wajah Bara meski dengan nada yang datar.
"demamnya makin tinggi"
Cepat Bara menghampiri Shani, menempelkan punggung tangan pada dahi. Dan ternyata benar demamnya makin naik, punggung tangannya terasa sangat panas.
"ayo kita bawa kerumah sakit"ucap Bara.
menaruh tangannya pada leher dan lutut Shani, Bara dengan perlahan mengangkat tubuh anaknya yang sudah lemas.
"bundaaa"terdengar suara lirih yang memanggilnya bunda.
"iya bunda di sini"dengan setia Salsa menggenggam tangan Shani.
Meski dengan susah payah mengikuti langkah Bara, Salsa tetap menggenggam tangan anaknya.
"bunda tolong di buka pintunya"pinta Bara agar Salsa membuka pintu rumah.
"bunda jalan duluan nanti buka pintu mobil juga"perintah Bara
"gabisa yaaah, tangan aku di pegangin terus".
"aishh anak ini kenapa ga lepas dari bundanya sii"geram Bara
Bara merasa seperti bukan orang tua kandung Shani, karena apa-apa yang di butuhkan oleh anak itu pasti bundanya.
"pak butuh bantuan?"ucap sang supir yang dengan tergesa menghampiri Bara saat melihat tuannya sedang menggendong anaknya.
"minta tolong buka pintu mobil yang belakang pak"pinta Bara
"siap pak"sang supir pun dengan sigap menjalankan perintah majikan.
"bunda masuk duluan"ucap Bara
Menurut Salsa masuk terlebih dahulu dengan tangan yang masih di pegang Shani, "mau tiduran atau sederan aja sama bunda?"tanya Bara sebelum meletakkan Shani.
"boboan"gumam Shani yang benar-benar sudah lemas.
Dengan sangat hati-hati Bara meletakkan Shani dan menaruh kepalanya pada paha Salsa. "udah nyaman?"Shani mengangguk sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank you SHANI!!!
Novela Juvenil"ge aku hanya menjaga mu sampai kamu menemukan laki-laki yang tepat laki-laki yang benar-benar tulus mencintaimu seperti diriku" shani dengan segala kesempurnaan cinta tapi hanya bisa dinikmati sesaat karena ini soal norma dunia dan akhirat