"ge"
"kenapa"
"ge
"kenapa"masih dengan lembutnya Gracia menjawab.
"ge"
Untuk ketiga kalinya Shani memanggil dan Gracia menghembuskan nafasnya perlahan.
"kenapa cani"
"ngga"
Jika bukan Shani orangnya maka akan Gracia pastikan kepala orang tersebut sudah biru oleh tangannya sendiri.
Sesuai dengan perjanjian mereka tadi, setelah makan akan kembali melanjutkan pelukannya. Shani terus menempel pada Gracia, tidak ada yang di lakukan lagi selain berpelukan.
Shani maupun Gracia akan kuat seperti ini seharian tanpa melakukan apapun, bahkan jika bisa mereka berdua selalu menginginkan hal itu.
"kamu nginep yaa"pinta Shani
"emmm"pikir Gracia
Mau saja Gracia menginap di rumah Shani, namun bagaimana cara meminta izin kepada orang tuanya sedang orang tuanya lagi berusaha membuat dia dan Shani berpisah?. Tidak meminta izin juga tidak mungkin karena hal itu akan membuat kedua orang tuanya khawatir, bagaimanapun mereka berdua orang yang sudah merawatnya dari kecil, mengkhawatirkannya dari kecil dan bersusah payah untuk membesarkannya. Gracia pun masih mempunyai hati untuk tidak melawan orang tuanya walaupun kemarin menentang apa yang di katakan orang tuanya tentang perjodohan.
Karena memang dia berhak menentang untuk itu, dia tau mana yang mau di ajak untuk jalan seumur hidup, kalau Gracia belum ada Shani
belum tentu juga dia menerima perjodohan tersebut. Pernikahan bukan hal main-main, membayangkan berjalan dengan orang yang tidak kita cintai seumur hidup itu dan itu tidak sebentar maka akan terasa lelah sekali jika di jalani. Banyak yang berkata cinta akan datang ketika kita terbiasa, namun apakah orang-orang tahu jika kata tersebut juga tidak semua terjadi di semua orang?."ge kok diam?"tanya Shani
"aku bingung kak"
"bingung kenapa?"
"izinnya"
Shani diam, dia terlupa akan hal itu. Bagaimana bisa di melupakan itu sementara lima hari belakangan Shani uring uringan karena hal tersebut. Apakah ini efek karena sudah bertemu Gracianya? apakah setelah bertemu Gracia semua masalah akan terlupakan?.
"ah iya aku lupa yaudah gausah ge gapapa, lain kali aja nginepnya"ucap Shani pelan.
Jadi teringat kembali Shani dengan masalahnya karena ucapan Gracia. Sedikit kecewa juga karena Gracia yang tidak bisa menginap di rumahnya malam ini.
"kok jadi lemes gini?"kekeh Gracia
"aku nginep deh masalah izin mah gampang"ucap Gracia
"jangan ge nanti kamu di omelin"ucap Shani dengan wajah yang disembunyikan di leher Gracia.
"ngga, nanti aku bilang kalo aku nginep di rumah sisca"
"gapapa?"tanya Shani memastikan.
Bukan apa Shani takut jika nanti ketahuan dan Gracia yang akan terkenal omel oleh Abi, juga dia takut Sisca marah karena namanya di jual pada orang tua Gracia.
"gapapa"
"nanti Sisca marah ga kalau tau namanya di jual ke papah kamu?"
"ngga tenang dia santai kok nanti aku juga minta izin ke orangnya dulu"
"yaudah kalau kamu gapapa mah aku juga gapapa"ucap Shani dengan wajah yang sudah di angkat dan menunjukan lesungnya.
"gemesss"Gracia menusuk lesung Shani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank you SHANI!!!
Teen Fiction"ge aku hanya menjaga mu sampai kamu menemukan laki-laki yang tepat laki-laki yang benar-benar tulus mencintaimu seperti diriku" shani dengan segala kesempurnaan cinta tapi hanya bisa dinikmati sesaat karena ini soal norma dunia dan akhirat