"arrrghh pegel banget anjirrr"erang Sisca
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam kini mereka akhirnya sampai juga di tempat yang pernah dikunjungi Shani dan Gracia. Jika waktu itu hanya untuk melihat air terjunnya, Bedanya sekarang mereka akan bermalam disini.
"kalian tolong keluar dulu dong"ucap Gracia
Sontak ucapan itu membuat Sisca menghentikan kegiatan peregangan ototnya akibat perjalanan yang lumayan, "gre kita di usir?"tanya Sisca
"ngga, kan udah sampai juga ya turun lah"ucap Gracia
"ya tapi lu kaya ngusir kita"ucap Anin
"gua mau bicara bentar sama kak Shani"jelas Gracia
"bilang dong"ucap Aya ayng sudah membuka pintu mobil"
"udah cepet"suruh Gracia
"sabar buset"pasalnya baru saja Sisca menginjakkan sebelah kakinya pada tanah Gracia sudah tidak sabar.
"tunggu sebentar"ucap Gracia sebelum Sisca kembali menutup.
"mau bicara apa ge?"tanya Shani saat semua teman Gracia tidak lagi di dalam mobil.
"sini deketan"pinta Gracia
Meski tidak tahu apa yang akan Gracia lakukan tapi Shani tetap menurut apa yang Gracia pinta.
"pasti capek kan"Gracia memeluk Shani, di rengkuh tubuh Shani dan membawa kepalanya agar bersembunyi pada dada lalu di elus rambut halus milik Shani.
Tahu maksud Gracia yang ingin memberikan kenyamanan setelah menyetir kurang lebih 4 jam, Shani pun membalas pelukan Gracia. "ga capek kok"ucap Shani jujur.
"bener"
"iyaa"
Lagi pula ini tidak terlalu jauh menurut Shani, "yaudah gapapa ga capek tapi aku pengen peluk kamu"ujar Gracia
Shani pun makin menenggelamkan kepalanya pada dada Gracia, menggeseknya ke kanan dan kiri sungguh ini posisi yang sangat nyaman untuk Shani.
"ge aku suka kaya gini"jujur Shani
"kita bisa kaya gini kapan aja kamu mau"
"heem"dehem Shani yang masih menikmati posisinya saat ini.
Karena sudah merasa cukup lama, Shani melepaskan pelukan dan sudah di pastikan juga bahwa setelah ini pasti teman Gracia akan mengoceh karena sudah menunggu lumayan lama.
"udah?"tanya Gracia
"iya"
"kita keluar sekarang yuk"ajak Gracia yang di jawab anggukan oleh Shani.
"bentar ge"Shani menahan tangan Gracia yang hendak membuka pintu.
"kenapa?"
Shani tidak menjawab melainkan menunjuk pipinya sendiri dan hal tersebut mengundang tawa dari Gracia.
"apa?"tanya Gracia yang seakan tidak paham maksud dari Shani.
"ini ge"Shani masih tetap menunjuk pipinya sendiri.
"apa ngomong yang jelas dong"masih berlanjut jahil Gracia.
"ga jadi"Shani membuang mukanya agar Gracia tahu bahwa dirinya marah.
"kenapa mukanya gitu?"tanya Gracia dengan tawa yang di tahan.
"terus kenapa itu bibirnya maju gitu?"tanya Gracia lagi.
Namun tidak ada jawaban apapun dari Shani, dalam hati Shani ingin merajuk pada Gracia.
"Hahaha lucu banget siih"Gracia mencolek bahu Shani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank you SHANI!!!
Novela Juvenil"ge aku hanya menjaga mu sampai kamu menemukan laki-laki yang tepat laki-laki yang benar-benar tulus mencintaimu seperti diriku" shani dengan segala kesempurnaan cinta tapi hanya bisa dinikmati sesaat karena ini soal norma dunia dan akhirat