"Rumah sakitnya, apa namanya?" Tanya Rian di saat keduanya sedang berseru.
Tapi pertanyaannya Rian, tidak di jawab oleh kedua nya. karena di potong saat kedatangan teman teman fajri.
"Kita pamit pak, yuk!" Ajak Ibnu sambil menarik tangan Rian
"Tapi__"
"Udah!" Bisik Ibnu di kuping Rian. Ibnu kembali menatap Fajri dan ketiga temannya sambil tersenyum ramah.
"Kita pamit"
"Iya" bals Fajri juga ikut tersenyum
Beberapa jarak dari Fajri, Rian langsung melepas genggaman tangan Ibnu dengan paksa.
"Gue belum selesai ngomong sama pak Fajri! Banyak yang mau gue omongin, selain disini! Dimana lagi gue bisa ketemu" kesel Rian
"Kan bisa nyamperin kerumah nya, kalau Lo mau ngobrol" bals Ibnu santai
"Gue gak ada waktu"
"Sok Sibuk lu!" celetuk Ibnu
"Emang beneran Ibnu, pas pulang gue capek butuh istirahat"
"Ya resiko lu lah" acuh Ibnu
"Emang nya kenapa sihh, kalau ada teman teman pak Fajri?" Tanya Rian yang tidak tau menau
Tanpa menjawab Ibnu pergi begitu saja.
"Ibnu...!" Teriak Rian saat Ibnu pergi begitu saja "bangsat ni anak!"
Setelah kepergian Rian dan Ibnu, ketiga temannya langsung duduk di salah bangku yang sejak tadi Fajri tempati.
"Ji, Lo tau, istri Lo juga ikut?" Kata Fiki
"Kesini??" Tanya Fajri kaget
"Iya, tadi Indri izin buat nyamperin mereka" bals Fiki
"Sama aidha juga, kalau gak salah lihat" sahut zweitson
"Ohh... gak tau tu, gua. tapi emang istri gue izin keluar kota, tapi gak tau satu kota" ujar Fajri
"Gak chatan di bus tadi?" Tanya fenly
"Chat sihh, sebentar. Tapi gak ada tanya juga kota mana" bals Fajri
Mereka memangguk mengiyakan cerita dari Fajri.
•
•
•
Bagi yang beragama muslim, mereka pergi ke masjid, untuk melaksanakan sholat magrib sana. setelah sholat magrib, mereka langsung mengganti pakaian dengan langsung pergi menuju ke restoran untuk melaksanakan makan malam sana.
disana sudah ada pembawa acara untuk traktir Mereka semua makan di restoran, disana juga mereka duduk tidak berbagi profesi, karena tempat masing-masing mau dimana.
Sejak di masjid tadi, Fajri sudah bersama Tira, hingga menunggu Tira bergantian baju untuk pergi ke restoran. Jadi mereka memutuskan untuk satu meja, begitu juga dengan Fiki dan Indri, sedangkan zweitson dan fenly sudah lebih dulu mengambil tempat duduk nya.
"Tir, gue bareng Lo yaa" bisik aidha saat masuk kedalam restoran, sebelum Tira mengucap sepatah kata, aidha lebih dulu memotong nya "gak papa gue jadi nyamuk"
"Gue gak biasa di nyamukin" ketus Tira
"Gue mals bareng fenly" bujuk aidha terus menerus
"Mau sampai kapan? Lo itu suami istri, seharusnya satu meja!" Tutur Tira
"Sampai dia gak selingkuh lagi, kalau ada kurang di gue, seharusnya ngomong! Jangan cari lebih dari gue!" Aidha menjelaskan dengan greget
"Ngomong nya sama dia! Bukan sama gue!" Ketus Tira
KAMU SEDANG MEMBACA
aku atau dia? || Fenly Un1ty ||
Randompilihan yang sangat sulit, buat lelaki yang tidak setia. tapi juga bisa menjadi pilihan yang paling mudah di jawab, ketika orang itu adalah pintu jawabannya. kalimat yang paling menyakitkan hati, kalimat penentuan dalam hubungan, kunci dalam satu m...