Setelah acaranya selesai, seluruh orang di lapangan berbubaran, untuk beristirahat. Beberapa dari mereka juga ada yang langsung pergi ke restoran untuk sekedar nongkrong.
Sejak tadi, Fajri terlalu berseru bercerita bersama kedua polisi itu, bahkan seperti tidak ada cela buat keheningan. Fenly, Fiki dan zweitson malah terdiam binggung melihat Fajri seperti es bercair.
Hingga ketiga teman Fajri, memutuskan untuk bergabung bersama sang istrinya, tapi tatapan mereka tetap menatap Fajri kaget.
"Pak Fajri bisa senyum?" Shock aidha menatap tak percaya
"Lo pikir, suami gue apaan!" Kesel Tira saat mendengar kalimat aidha
"Bu dokter kasih apaan sebelum berangkat?" Tanya Fiki asal
"Salju, biar dia gak dingin dingin banget!" Sahut Tira ketus
"Fajri jarang jarang Lo, ketawa kalau bareng kita" ujar fenly yang ikut berbicara
"Mungkin karena banyak masalah yang gak seharusnya sahabat tau" sindir Tira
"Maksud Lo, nyindir gue!" Ketus aidha
"Gue gak nyebut yaa, kok Lo ngerasa" balas Tira santai
Aidha terdiam, dengan sesekali melirik kearah fenly. Tira memutuskan untuk meninggalkan mereka, dengan menghampiri Fajri yang tengah ngobrol, mereka masih terdiam binggung dengan sikap Fajri berubah sehangat itu.
"Tira kalau sekali ngomong nyetus! Pedes banget, sebelas dua belas dengan Fajri" ujar zweitson
"Tapi gitu gitu, dia rela korbanin nyawanya demi orang lain. Dia akan menghargai kita, kalau kita juga menghargai dia" bals Indri
"Pantes mereka jodoh, mereka saling melengkapi" sahut fenly
"Gak Saling melengkapi juga bisa jodoh, cuma ending nya yaitu, menyakitkan!" Timpal aidha penuh penekanan
"Berantem aja lu berdua! Kalau bisa sampai selesai!" lirik Fiki sambil menarik tangan Indri menghampiri Fajri
Zweitson ngerasa sendiri, juga ikut pergi meninggalkan fenly dan aidha. Mereka yang ditinggal berdua, juga ikut menghampiri nya.
"Mals banget!!" Acuh aidha yang juga ikut pergi
Melihat satu persatu dari mereka menghampiri nya, Fajri dan kedua polisi sontak terdiam binggung.
"Kok diam, lanjut aja" seru aidha dengan tersenyum ramah
"Sumberingah banget tu, senyuman" sindir Indri pelan, tapi cukup terdengar ke mereka
Aidha yang di sindir seperti itu hanya tersipu "apaan sih, gue senyum kayak biasa"
"Biasa Lo tu gak biasa!" timpal Indri
"Rian, ini aidha. Aidha ini Rian" kata Tira memperkenalkan
Rian dan aidha saling berjabat tangan.
"Maksudnya Tira apa sihh, memperkenalkan gitu" batin fenly cemburu
"Impas yaa, gue gak ada hutang janji" bisik Tira di kuping aidha
Mendengar bisikan itu, aidha membalas nya dengan tersenyum.
•
•
•
Bersilang waktu beberapa menit, akhirnya Fenly menghampiri Tira udah mengajak nya ngobrol berdua, tapi dicegah oleh Fajri yang melarang nya.
"Tira, ikut gue bentar!" Perintah fenly
"Engga!" Larang Fajri sambil mencegah pergerakan Tira
"Gue cuma mau ngobrol ji" kata fenly dengan serius
KAMU SEDANG MEMBACA
aku atau dia? || Fenly Un1ty ||
Randompilihan yang sangat sulit, buat lelaki yang tidak setia. tapi juga bisa menjadi pilihan yang paling mudah di jawab, ketika orang itu adalah pintu jawabannya. kalimat yang paling menyakitkan hati, kalimat penentuan dalam hubungan, kunci dalam satu m...