bab 30

10 1 1
                                    

Pagi kembali dengan cerah, sebagaimana dengan perasaan fenly dan aidha yang sangat bahagia. Sebelum berangkat kerja aidha memutuskan untuk memasakkan fenly serapan pagii. Dengan pakaian santai dan dengan rambut dililit handuk, aidha Sibuk mengutak-atik di dapur.

"Sayang!!" Teriak fenly riuhh

"Astagfirullah, apa!!" Bals aidha yang juga ikut teriak

"Laptop ku mana??" Tanya fenly dengan teriak

"Haa!" Bals aidha yang mendengar teriakkan fenly kurang jelas di kupingnya

"Sayang!!"

"Astagfirullah, kesini dulu. Baru ngomong gak jelas sayang ngomong apa?" Kesel fenly

"Laptop ku dimana?? Sayang!!" Kata fenly dengan nada pelan sambil berjalan menghampiri

"Di tas" bals aidha singkat

"Sayang yang taruk?"

"Hm..." Bals aidha tanpa menoleh ke arah fenly sejak tadii

Fenly Hanya mengohhkan saja, perlahan fenly memeluk aidha dari belakang dengan tersenyum bahagia.

"Makasih yaa sayang"

"Makasih buat apa??"

"Buat semuanya, I love you"

"I love you to"

Fenly terus tersenyum dengan meletakkan kepalanya dibahu aidha.

Tira dan Bean tengah Sibuk melayani pasien yang baru datang, yang mengidap pengen kanker yang sebentar lagi akan melakukan operasi besar. Setelah beberapa menit diskusi, Tira memutuskan untuk keluar dari ruangan agar pasien bisa beristirahat.

"Dok!" Panggil Bean sambil mempercepat langkahnya

Tira yang mendengar panggilan itu hanya mengacuhkan nya dengan melanjutkan perjalanan.

"Dokter!!" Panggil Bean kembali "dokter, tapi Saya__" kalimat Bean berhenti saat Tira menghentikan langkahnya menatap Bean datar

Ekspresi wajah bean seketika berubah menjadi manja.

"Jangan manja, saya bukan sepupu kamu, saya pembimbing kamu! Ikutin perintah saya!" Tegas Tira

"Tapi gue takut darah!!" Renggek Bean

"Itu resiko, kenapa kamu mau jadi dokter?" Acuh Tira pergi meninggalkan Bean begitu saja.

"Hiks.... Ihh!!" Kesel bean

Sedangkan Gibran dan aidha sedang memperiksa keadaan pasien yang tugasnya sebagai pemantau.

"Ibu, jangan banyak makan yang mengandung asam, karena lambung akan cepat__"

Selama aidha menjelaskan, Gibran terus menatap wajah aidha kagum.

"Ternyata dokter aidha gak segalak itu, Kenapa dokter aidha cantik banget yaa hari ini? Manis lagi" batin Gibran ngelamun

"Gibran! Gibrannnn...." Panggil aidha

"Ha!" Gibran repleks dasar dari lamunannya dengan menatap kearah aidha

"Ayo!"

"Kemana?" Tanya Gibran binggung

"Keluarr..., pasien butuh waktu istirahat. Maaf ya buu" bals aidha ramah sambil izin pamit pada pasien yang sedang ia tanggani

"Iya dok" bals pasien

"Permisi ya Bu" balas Gibran ikut keluar dari ruangan.

"Iya"

aku atau dia? || Fenly Un1ty ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang