Pagi kembali dengan menyinari bumi, aidha Sebisa mungkin menyembunyikan permasalahan nya dengan teman kerjanya, dengan santai nya aidha menuju tempat kerjanya.
"Dok, di panggil dokter Tira" panggil perawat itu setelah dari ruangan Tira
"Iya, makasih. Nanti saya ke sana" respon aidha baik
Setelah perawat itu pergi, aidha yang tadi belum duduk di mejanya, memutuskan untuk pergi ke ruangan Tira. Tiba di depan pintu ruangannya, aidha langsung mengetuk pintunya.
"Masuk!" Perintah Tira dari dalam
Aidha perlahan masuk kedalam ruangan Tira dengan menundukkan sopan, walaupun Tira adalah sahabat nya, tapi Tira juga atasannya.
"Kenapa dok?" Tanya aidha
Melihat Aidha di hadapannya, Tira langsung memeluk tubuh aidha penuh rasa bersalah.
"Maaf yaa, gak seharusnya gue kegitu. Gue tau kok, gimana di posisi Lo waktu itu" lirih Tira
Aidha langsung melepaskan pelukannya dengan menyapu air mata Tira dengan tersenyum "gue yang seharusnya minta maaf, gak seharusnya gue kegitu, apa lagi bentak atasan gue" seru aidha seakan mengajak bercanda
"Lo gak marah kan sama gue?" Tanya Tira memastikan
"Tir..... Gue gak bisa marah sama lu, lu berarti di hidup gue" bals aidha
Tira langsung memeluk tubuh aidha senang dengan dibalas aidha juga ikut terharu.
"Lo gak papa kan?" Tanya Tira lagi
"Is oke, gak papa" jawab aidha
"Maksud gue hati Lo?"
"Ohh" aidha hanya mengangguk mengerti "gimana ya? Walaupun gue dokter, gue juga gak bisa menyembuhkan sakit gue" lirik aidha sambil duduk di sofa
Tira hanya terdiam, binggung mau nanggapin ya gimana? Ngomong takut salah lagi.
"Gue pengen cerai tir" kalimat pelan aidha dengan ditemani lamunan membuat Tira melotot kaget
"Astagfirullah! Istighfar"
"Gue capek, makan hati. Gue juga capek menyembunyikan hubungan mereka dari mama veny, gue juga cepek tir! Bohong sama anak gue tentang keadaan gue, capek! Rasanya gue pengen mati!!" Aidha curhat dengan penuh air mata
Tira hanya bisa memeluk aidha memberi semangat untuk diri nya sendiri. "Cari jalan keluar terbaik"
"Satu satunya jalan ya gue cerai"
"Itu bukan jalan satu satunya" timpal Tira
"Tapi cuma itu. selama ini, Gue udah salah! Seharusnya gue dengerin apa kata orang tua gue, bukan memenuhi perintah orang tua fenly"
Ketukan pintu membuat obralan mereka terhenti, mereka berdua mendengar ketukan pintu sontak menatap kearah pintu.
"Jam makan siang, kita makan keluar. Kamu boleh lanjut berkerjaan kamu" tegas Tira yang berjalan menuju mejanya "masuk!"
Aidha keluar dari ruangan, suster masuk dalam, dengan obralan serius, Tira menatap punggung aidha yang terlihat menumpuk beban.
•
•
•
Karena ini juga udah jam makan siang, fenly memutuskan untuk pergi ke cafe. Yang tak jauh dari kantor Fiki dan rumah sakit milik Tira, karena mereka sering berkumpul di cafe itu pas jam makan siang, jadi fenly memutuskan untuk pergi kesana.
Saat fenly masuk kedalam cafe, fenly menatap kearah meja nomor 2 yang ditempati oleh zweitson dan Fiki yang tengah menyantap kopi, dengan sambil menyantap makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
aku atau dia? || Fenly Un1ty ||
Acakpilihan yang sangat sulit, buat lelaki yang tidak setia. tapi juga bisa menjadi pilihan yang paling mudah di jawab, ketika orang itu adalah pintu jawabannya. kalimat yang paling menyakitkan hati, kalimat penentuan dalam hubungan, kunci dalam satu m...