Pukul 16:23 mereka sepakat untuk berkumpul di cafe tempat biasa mereka berkumpul, sebelum pergi kesana Fajri menyempatkan untuk menjemput sang istri pulang, hingga Fajri kembali memutuskan pergi ke cafe. Fajri bela belain berlari dari parkiran hingga ke meja agar tidak telat, tapi di meja hanya ada fenly yang tengah merokok dengan ditemani secangkir kopi diatas meja.
Tepat di meja, Fajri benar benar ngos ngosan hingga beberapa kali menghembus nafas panjang yang cukup sesak. Sedangkan fenly hanya terdiam binggung dengan sikap Fajri.
"Ngos ngosan banget, lu. Kayak di kejar maling" cibir fenly sambil menghebus asap rokok
"Asep lu kemana, sesak gue" bals Fajri sambil mengipas asap rokok agar tidak terkena dirinya
"Alahh ji, asap dong" sahut fenly santai
"Gak baik, asap lu!" Ketus Fajri
"Kebanyakan main sama ibu dokter lu, jadi__"
"Jadi apa!!" Potong Fajri dengan tegas
"Santai ji, bercandaa..." Fenly dengan cepat tersenyum agar suasana tidak menjadi panas.
Mendengar itu, Fajri hanya menghebus nafas panjang, dengan membuang pandangan nya. Beberapa menit akhirnya Fiki dan zweitson datang dengan berjalan cepat menghampiri.
"Sorry, tadi banyak banget pasien dirumah sakit. Gak bisa di tunda" kata zweitson dengan tidak enak hati
"Pesan aja dulu" sahut Fajri
Fiki dan zweitson langsung memesan minuman sambilan menenangkan pikiran nya dengan menyenderkan tubuhnya di kursi.
"Mau ngapain ngajak kita kumpul?" Tanya fiki to the poin
"Mau nyusun rencana" jawab fenly dengan santai menatap ketiga temannya
"Gak perlu!" Ketus Fajri
"Kenapa?" Tanya fenly binggun, ketiga teman nya terdiam "tua Bangka itu, gak akan tinggal diam, anaknya kita jadiin bahan Taruhan!!"
"SIAPA YANG JADIIN DIA BAHAN TARUHAN!! LO, BANGSAT!!" zweitson dengan tatapan marah
"Maksud Lo apa!!" Kata fenly yang ikut terpancing emosi
"Udah! Ini cafe!!" Fiki sebisa mungkin ngererai perdebatan mereka
Sedangkan Fajri hanya terdiam sambil menatap perdebatan mereka.
"Maksud? Gara gara omongan lu yang gak ada otak, anak gue celaka" terang zweitson
"Mungkin itu takdir, kita kan gak__"
"Takdir lu bilang? Jojo sendiri yang turun TANGAN!! anak gue kecelakaan, GARA GARA LU!!" marah zweitson yang ingin menonjol wajah fenly tapi dicegah oleh Fiki
"Son, sabar!! Kita cari solusinya" lirih Fiki
"APA!! MANA SOLUSI NYA! ANAK GUE KOMA! GARA GARA DIA" tunjuk zweitson penuh tekanan
Fiki akhirnya terduduk kembali dengan frustasi, beberapa kali mengacak ngacak rambutnya.
"Pusing gue!!" Keluh Fiki dengan tidak sengaja melihat kearah Fajri yang terdiam "kenapa Lu diam?" Tanya Fiki mengubah posisi duduknya
"Capek juga ngomong, tapi gak pernah di dengerin" balas Fajri
Mereka seketika hening, hingga tiba-tiba Fajri beranjak pergi meninggalkan mereka.
"Mau kemana ji?" Tanya zweitson
"Pulang"
"Terus, cara kita_"
"Pikir sendiri" Fajri langsung memotong perkataan fenly dengan tatapan datar "udah cukup gue bantu dengan kasih tahu Lo, kalau viona cuma mau harta Lo"
"Tapi__"
"Lo gak butuh ide kita, waktu itu. Tanpa kita tau Lo ngerancanai kan, jadi gue harap solusi juga Lo cari sendiri!" Sebelum benar-benar pergi Fajri kembali menatap kearah temannya "satu lagi, sempat masalah ini Nyelakin keluarga gue, Lo habis sama gue! Lo emang sahabat gue, tapi hidup gue itu keluarga gue" Fajri perlahan berjalan meninggalkan mereka tanpa menoleh sedikit pun.
"Sekarang gue sadar, Fajri bener. Cuma keluarga yang saat kita sakit dia selalu ada didekat kita, sahabat juga tapi tidak bisa seperti keluarga" sendu Fiki
"Lo berdua tau kan? Sikap Fajri kegitu, Dia kecewa. Seharusnya Lo pikir fen, Fajri punya ide, tapi ada solusinya. Tapi dengan mudahnya Lo hancurkan, terus Lo dengan mudah nya minta solusi nya. Fajri itu tidak egois! dia mikir sekitar, yang akan membahayakan nya, tapi Lo rusak gitu. Siapa yang pertama korban egois lu? Anak gue!!" Kesel zweitson dengan tatapan tajam, hingga akhirnya pergi begitu saja.
"Gue harus Lo dasar! Dan cari solusinya" sahut Fiki yang ikut meninggalkan fenly sendiri
"Gue ngajak kesini, buat cari solusinya, bukan menghakimi gue" bals fenly menghentikan langkah Fiki
"Lo pikir! Cari solusinya semudah membalikkan telapak tangan! Engga, fen! Aji, menyusun rencana itu jauh jauh hari, sampai ke tangan lu, HANCUR!! Masih lu bilang menghakimi, elu egois!!" Marah Fiki yang pergi meninggalkan fenly sendiri.
Karena kesel fenly mengusap wajah nya frustasi.
"Aaahhkkk....."
Dari kejauhan ada seorang pria dengan mengenai jas rapi, tengah terduduk sambil tersenyum licik.
•
•
•
Pukul 20:44 mereka kembali berkumpul di kediaman Fajri, karena hampir jam tidur malam, akhirnya Tira yang turun tangan langsung untuk membuat kan minuman untuk teman teman nya.
"Untung gue ngerti dengan lirikan mata Fajri, kalau gak. Tau tua Bangka rencana kita" Fiki menghebus nafas lega
"Lagian gue kesel banget sama fenly, udah kita susun rapi rapi strategiiii, dia hancur kan gitu aja!" Kesel Indri
"Iya, terusss... Dengan mudahnya dia minta solusinya sama lu semua? Heh!!" sahut misselia yang ikut kesel
"Lo semua mau lagi, sedang fenly aja gak tau lagi mikirin solusi nya apa gak" timpal Tira yang ikut terpancing emosi
Mendengar itu mereka sontak terkejut, tidak menyangka Tira mengucapkan kalimat itu, karena di antara mereka hanya Tira dan Fajri yang tidak banyak komentar.
"Tadi, Lo yang ngomong?" Tanya Indri
"Ibu dokter, kemasukan apa??" Sahut Fiki
"Diam!" Sentak Tira
Fajri langsung memeluk Tira dengan erat, hingga membuat ke empatnya mengalihkan pandangannya.
"Gak jadi ngomong deh, ada pawang nya" cibir misselia yang pura pura sibuk sendiri
"Jadi gimna, Rencana nya?" ujar Tira mengalihkan pembicaraan
"Gue saranin, fenly gak usah tau" sahut zweitson
"Iya, nanti kayak kemarin lagi, yang susah kita juga" timpal Fiki menyetujui
"Kok Lo ninggalin anak Lo, bukannya anak Lo koma yaa, gue denger cerita dari suami gue" kata Tira
"Soal itu, gue cuman bercanda, karena kan om Jojo ada disana" terang zweitson
Misselia repleks memukul lengan zweitson kesel "ucapan itu doa tau! Kalau kejadian beneran gimna?"
"Maaf sayang...."
"Gimana sihh! tadi beneran apa boong" binggung Fiki
"Kecelakaan itu emang bener, tapi gak sampe koma, dan gue juga lihat kalau om Jojo yang Nyelakin anak gue, mau gue kejar. Anak gue nangis kesakitan. ya... gue buru buru bawa kerumah sakit" zweitson bercerita
"Ihh... jahat banget sihh!!" Bals Indri perihatin
"Tapi gak salah om Jojo juga, siapa yang gak marah, anaknya jadi bahan Taruhan" sahut Tira
"Iya juga sih" bals misselia
"Gara gara fenly juga, jadi kesannya kayak kita yang jahat" timpal Fiki
"Bener bener tu anak!"
"Sekarang kita harus susun rencana baru, lo__" Fajri langsung menyuruh strategi baru, tanpa memberi tau fenly dengan rencana nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
aku atau dia? || Fenly Un1ty ||
Randompilihan yang sangat sulit, buat lelaki yang tidak setia. tapi juga bisa menjadi pilihan yang paling mudah di jawab, ketika orang itu adalah pintu jawabannya. kalimat yang paling menyakitkan hati, kalimat penentuan dalam hubungan, kunci dalam satu m...