Prolog

2.2K 173 35
                                    

Analyst selalu disalahkan kalau tim e-sport mengalami kekalahan.

Dan aku sedang melakoni itu, sekarang.

Penonton di tribun berseru kecewa, ketika tim e-sport favorit mereka dipulangkan oleh timnas Filiphina dengan skor tiga kosong tanpa balas. Dan aku hanya diam, sambil memandangi kemana arah lampu sorot menembakkan cahaya terang benderangnya.

"(Nama)," Yaya menepuk pundakku.

Aku terkejut ada yang mengajakku bicara di backstage. Aku menoleh pada figur berhijab merah muda itu, dan menunggunya bicara. Aku cukup yakin perkaranya besar, jika head coach sampai-sampai menghampiriku begini.

"Aku lihat, di season kali ini, performamu menurun." Kata Yaya. Aku membuang muka, dan secara tidak langsung, mengakui kebenaran dari pernyataan pahitnya. Berat mengatakan, aku memang berbuat blunder di section draft pick, dan oleh karena itu, formulasiku kacau-balau.

Aku bukannya tidak mereset patch pada akhir bulan ini yang baru diupdate dari sentral. Tidak. Aku justru mempelajarinya mati-matian, sudah seperti ilmuwan ambisius, padahal aku hanya meneliti seonggok game pay to win, supaya aku bisa membawa timku pada kemenangan dalam league melawan negara-negara ASEAN.

"Tapi Filiphina sedang naik daun. META[1]nya kadang-kadang aneh, tapi sering kali menyulitkan." Yaya mencoba berkomentar soal tim yang kami lawan di final, agar aku tak terlalu sakit hati. Karena aku tahu, wajahku pasti terlihat kusut luar biasa.

"Kita harus banyak-banyak improve di next season." Yaya melanjutkan. Yaya menyatukan kedua tangan, dan mengulas senyum. Busana serba merah mudanya menyita perhatianku, bahkan ketika aku tengah dilanda gundah gulana—karena warnanya match dengan semburan konfeti yang dilambungkan oleh cerobong-cerobong kecil di sekeliling panggung untuk memeriahkan kemenangan timbas Filipina di ajang turnamen game MOBA[2]. "Dan aku ingin memperpanjang kontrak kerja denganmu hingga ke season berikutnya, (Nama)."

"Tidakkah lebih baik kamu menyewa analyst lain?" Aku bertanya. Aku tahu pasti, kenapa Yaya membeliku dari manajemen timku dulu. Aku menjual strategi, dan sering mengumbar-umbarkannya di platform X. Kebetulan branding diriku bagus, karena aku sukses membawa tim di bawah sistematika pelatihanku ke kejuaraan lokal tiga kali, tepatnya di season lima, season enam, dan season dua belas. Padahal, aku terbilang baru di dunia e-sport.

"Tidak." Yaya menolak lantang-lantang. "Bagaimana pun, kamu memenangkan kedudukan nomor dua setelah Filipina."

Aku memijit kening. "Baiklah."

"Tapi dengan satu syarat." Yaya melanjutkan.

Aku mendongakkan dagu, "Pardon?"

"Berlibur, (Nama). Jangan sentuh gadget, e-sport, hujatan-hujatan di media sosial terhadap tim ini," Yaya mendeklarasikan.

"Tapi—" aku hendak mengelak.

"Tapi? Tidak ada. Kamu harus berlibur." Tegasnya.

Yaya menepuk pundakku, "Aku membebas-tugaskan kamu, (Nama). Selamat berlibur. Sampai ketemu di season depan, di league lainnya."

Dan di saat itulah, aku termenung. Aku tinggal di tengah kota. Aku tidak punya ketenangan lain sebaik di kamarku. Kondisi psikologisku betul-betul membutuhkan sesuatu yang lebih dari kamar tidur, guling, bantal perca, dan selimut wol.

Well. Almarhum kakekku punya lahan berantakan di desanya. Sertifikat tanahnya ada pada ibuku, dan aku cukup yakin aku bisa mempergunakan rumah sederhana kakek sebagai lokasi staycation. Tapi warga sana pasti mempertanyakan, mengapa cucunya sekonyong-konyong datang, apalagi tujuannya hanya liburan, padahal lahan tanam kakekku perlu diperlayak.

Mau tidak mau, aku akan mengagendakan kegiatan bersih-bersih. Minimal, supaya tetangga-tetangga kakekku tidak mengecapku yang tidak-tidak. Dan kupikir, menagani ladang akan sedikit ... menyenangkan.

Aku butuh udara segar. Menjadi tokoh utama Harvest Moon [3].

-

Catatan kaki

[1] META: Most Effective Tactics Available adalah istilah yang seringa digunakan dalam dunia game untuk menyebut strategi atau taktik yang paling efektif untuk memenangkan pertandingan.

[2] MOBA: Singkatan dari Multiplayer Online Battle Arena. merupakan sebuah game multiplayer online yang bertema pertarungan di dalam arena. Pada umumnya game MOBA adalah game yang memiliki sistem pertarungan 5 vs 5.

[3] Harvest Moon: adalah game simulasi pertanian yang digarap oleh Natsume dan sempat booming pada perlirisannya di konsol Playstation 1. Game ini bercerita tentang kepindahan pemuda dari kota ke desa Mineral Town untuk memperbaiki pertanian dan peternakan peninggalan kakeknya.

Note: buku ini bukan tetang game. Isinya bakal ringan. Genrenya slife of life nem di kampung kakeknya, as a farmer.

Blaze x Reader | Harvest Moon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang