Aku menonton drama Korea. Di samping Yaya.
Karena dramanya bagus, dan kebetulan aku ingin pamer, aku menepuk pundak Yaya, lalu menariknya mendekat. Aku menyuruhnya memandang pada layar laptop di pangkuanku.
"Aku punya drama bagus. Keluarga ini terdiri dari ayah, ibu, dan anak perempuan. Si ayah menyayangi keluarganya. Scenenya manis dan enak ditonton sambil malas-malasan di kasur. Lihat." Aku memposisikan tanganku di belakang leher Yaya, sehingga kerudungnya acak-acakan karena ikut terseret ke arah atas. "Tipikal keluarga cemara. Hubungan si suami dan istri manis dan lucu. Anak mereka juga menggemaskan."
"Singkat saja. Siapa yang meninggal di endingnya?" Tanya Yaya, ketus.
Aku melepaskan peganganku pada tubuh Yaya, dan menbiarkannya pergi menjauh.
Aku menjangkau salah satu stik kentang gorang di atas meja, sambil menggerutu kesal.
"Kamu tidak asyik diajak mengobrol." Aku mengeluh. Aku menutup laptopku, dan meletakkannya di samping piring penuh kentang goreng. Tadinya kami berkumpul di game house untuk membicarakan sesuatu. Katanya, Yaya ingin meminta pendapatku soal turnamen e-sport Kamboja yang memang dimulai lebih awal daripada turnamen e-sport di negara lain. Karena mereka mencuri start duluan, pertandingan-pertandingan di turnamen Kamboja bisa diakses semua orang, dan para analyst dari negara lain berlomba-lomba mempelajarinya.
Di turnamen e-sport Kamboja, Yaya menemukan anomali META. Entah kenapa, dalam permainan 5v5 ini, ada begitu banyak hal untuk diperhatikan. Anomali META itu berupa pemanfaatan hero-hero berbasis tank dalam role jungling. Kedengarannya konyol, karena mereka bermain secara tidak tepat fungsi, dan menyalahi kodrat game MOBA. Tapi kenyataannya, META itu berhasil mengalahkan META-META sebelumnya.
Tapi karena tidak digaji untuk menganalisis permainan orang-orang Kamboja itu, aku jadi kehilangan minat di tengah jalan, dan aku berakhir menonton drama Korea saja.
"Kalau tim kita tidak menemukan cara untuk melawan META ini, kita akan dipecundangi lagi di season depan. Aku tahu pasti agensi e-sport lain juga telah menyadari fenomena perubahan META di Kamboja." Yaya berkata.
"Tank punya HP tinggi. Kelemahannya itu marksman. Marksman mengandalkan damage per second." Jawabku.
"Marksman lemah sekali di early game. Kalau kamu menyarankan agar kita mengadaptasikan marksman ke role jungling, aku rasa kita pasti babak-belur di early game, dan akan dikalahkan di menit ke sepuluh pertandingan." Pungkas Yaya. Dia ada benarnya. Aku belum melengkapi kalimatku. "Dan memiliki dua marksman dalam tim bukan pilihan bijak."
Aku menatap ke langit-langit. Rasanya aneh. Ini keseharianku dengan tim e-sport ini di game house. Membahas META. Menciptakan META. Menciptakan counter dari META buatan tim lain. Menganalisis permainan setiap game. Semuanya familier, dan aku sudah melakoninya selama tiga tahun.
Tapi ingatan mengenai bangun pagi di kasur matras keras, kemudian mengeluh sakit pinggang, terpaksa mandi air dingin, lalu mencangkul di ladang merasuki otakku, menghambat kemampuan berpikirku. Aku tidak tahu apa itu berarti buruk atau tidak. Apakah aku mememorikannya karena trauma, atau justru itu terabadikan sebagai kenangan manis, entahlah.
"Biasanya jungler adalah assassin, gold lane diisi oleh marksman, EXP land diambil fighter, mid lane dijaga mage, dan roam baru dihandle oleh tank." Aku berceramah. "Jika musuhmu memakai META tank jungler, maka kurasa, kamu pun harus mempergunakan tank jungler, atau memakai marksman anti tank sebagai jungler, sedangkan gold lanenya diisi oleh hero-hero early game. Atau dua marksman juga menarik; sangat riskan, tapi musuhmu bakal kocar-kacir kalau pertandingannya berjalan lebih dari lima belas menit ke atas."

KAMU SEDANG MEMBACA
Blaze x Reader | Harvest Moon
Fanfiction|Blaze x Reader| Tadinya aku berpikir, aku hanya akan berkutat di dunia e-sport seumur hidup. Mengurus tim, live streaming setiap hari, sampai dimana aku pensiun karena sudah tua. Tapi nyatanya, kekalahan itu menjadikan aku diistirahatkan, dan untuk...