Di antara keraguan keluarga,
Namamu terucap dalam bisu,
Dua tahun bergetar di relung hati,
Aku, penjelajah rahasia,
Mempelajari cahaya-Mu dalam sembunyi.
Hari-hari ku ingin kau jadi bagian,
Berdoa dalam sunyi,
Imanku melambung,
Namun kata-kata terjerat,
Cinta ini dikira sekadar bayangan.Katedral Bandung, tempat damai bertaut,
Di sanalah jiwa ini menemukan cahaya,
Namun, langkahku terasa terhalang,
Ketakutan akan penolakan membelenggu,
Bagaimana membangkang pada ikatan yang ada?Ku dengar setiap bisikan dalam hati,
Menggali sosok-Mu dalam kata dan rasa,
Menjadikan-Mu panutan, pedoman sejatiku,
Namun bayang keraguan tetap mengintai,
Menghalang langkah, membentang jalan.Ya, berikan aku jawaban,
Untuk pertanyaan yang tak terucap,
Hambamu yang terikat,
Memohon pelan-pelan memahami,
Agar bisa melangkah ke dalam cahaya-Mu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diujung Hujan, Masih Ada Tuhan
PoetrySinopsis "Di Ujung Hujan, Masih Ada Tuhan" Dalam perjalanan hidup, badai seringkali datang tanpa peringatan-mengguncang keyakinan, memporak-porandakan harapan, dan membawa perasaan sepi yang pekat. "Di Ujung Hujan, Masih Ada Tuhan" adalah sebuah kar...