Tak mudah,
seperti berjalan di atas kaca yang retak,
setiap langkahku menimbulkan riak,
namun aku tahu, di ujung jalan yang bergetar,
ada fajar yang setia menunggu,
meski langit kini masih kelabu.Keputusan ini,
seperti daun gugur yang tak pernah kembali,
membawa angin dingin ke dada mereka yang menunggu,
namun aku telah memilih,
bukan karena tak peduli pada hujan di mata mereka,
tapi karena angin itu tahu,
ada arah yang hanya bisa kutempuh sendiri.Mungkin kecewa yang tertinggal di belakang,
seperti bayang-bayang di sore yang merunduk,
tapi aku punya alasan,
yang tak mudah diucap dalam kata sederhana,
dan aku punya jawaban,
meski suaranya tenggelam dalam riuh dunia.Aku berusaha,
seperti akar yang menyelusup ke tanah dalam,
mencari mata air di bawah lapisan batu.
Dan meski tak terlihat,
aku tahu, semuanya akan terlewati,
dengan baik,
seperti malam yang akhirnya merangkul fajar,
tanpa pertanyaan,
tanpa penyesalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diujung Hujan, Masih Ada Tuhan
PoesiaSinopsis "Di Ujung Hujan, Masih Ada Tuhan" Dalam perjalanan hidup, badai seringkali datang tanpa peringatan-mengguncang keyakinan, memporak-porandakan harapan, dan membawa perasaan sepi yang pekat. "Di Ujung Hujan, Masih Ada Tuhan" adalah sebuah kar...