Sandra mengusap hidungnya yang gatal, hampir bersin karena debu yang menyambar ketika melewati pohon di sebelahnya. Langkahnya pun mengikuti cewek tomboy pengejar cowok ganteng di hadapannya, siapa lagi kalau bukan Vina. Hingga mereka menemukan satu meja yang kini diisi dua orang cewek baru kemarin Sandra kenal, melambai padanya seakan mengatakan kalimat ajakan.
Saat ini masih terbilang pagi, dan masih cukup sejuk hingga Sandra masih menggunakan sweater biru dongkernya. Kisaran pukul sembilan yang mana beberapa puluh menit lagi memasuki jam isitahat, dan mereka datang sebelum waktunya. Alasannya simpel, karena mereka masih memasuki minggu pertama masa-masa semester dua awal, dimana semua pelajaran belum sepenuhnya efektif. Jadi, daripada berdiam diri di kelas yang mulai sepi karena siswa-siswinya berkeliaran entah kemana, mereka berinisiatif untuk duduk manis di kantin dengan berbagai macam camilan.
"Gue mau pesen sesuatu, ada yang mau nitip?" tawar Sandra sebelum berniat pergi dari meja mereka.
"Es jeruk!" seru Rania.
"Jus jeruk!" ucap Diandra. Rania menedelik menatapnya, dan Diandra menaikkan alis. "Apa? Es jeruk sama jus jeruk beda, ok. Nggak usah mikir kalau gue ngikutin lo lagi."
Rania mendengus, lalu mengangkat kepalanya menatap Sandra. "Oke, kalau gitu gue jus jeruk."
"Tuh kan, lo yang ngikutin."
"Berisik," seru Vina. "San, gue es teh manis."
Sandra mengangguk-angguk sambil berucap 'oke'. Namun, sebelum dirinya melangkah, Vina memanggilnya kembali. "San, sama nasi goreng ya?"
Sandra menggeleng cepat. "Nggak, gue spesialis minuman."
Vina mendecak sebal. "Ya udah gue pesen sendiri."
"Ya udah," balas Sandra. "Oh ya, sekalian sama es teh manisnya ya? Gue mau pesen jus juga soalnya, dan nggak ada es teh manis di sana," lanjutnya lagi dengan cengiran.
"Ngeselin lo ya, sumpah," decak Vina lagi.
Dan Sandra lagi-lagi nyengir. Sedetik kemudian, ia kabur melangkahkan kakinya pada warung jus yang letaknya agak sedikit jauh dari meja mereka. Tidak begitu ramai, sekedar dua orang cewek yang berdiri di sebelah si pemilik warung dan ketika mata Sandra melihat dua buah gelas jus penuh yang sudah dikemas, ia yakin dua cewek itu sudah selesai dengan pesanan mereka.
"Jus strawberry satu sama jus jeruk dua ya?"
Si Abang mengangguk-angguk, "Pake susu nggak, Neng?"
"Yang strawberry jangan."
Untuk kedua kalinya si abang tukang jus menganggukan kepala dan mulai mengambil beberapa strawberry dari tempatnya juga dua buah jeruk. Sandra menyenderkan tubuhnya pada tiang yang berada di dekat sana dengan kedua tangannya yang bersedekap di depan dada. Dan wajahnya terangkat ketika mendengar suara yang lain yang ikut memesan segelas jus.
"Bang, mangga satu ya?!"
Dengan suara yang sedikit melengking, karena cewek yang memesan jus mangga itu sedikit menyembulkan kepala dekat dengan Sandra. Sandra terdiam, memperhatikan cewek itu dari atas sampai bawah dengan mata menelisik. Dari wajah tirus dengan sedikit aksen judes, rambut panjang yang dikuncir kuda dengan ujung-ujungnya yang keriting cantik, dan seragam agak pas badan, dan sepatu kets putihnya.
Sandra merasa pernah melihat cewek ini sebelumnya.
"Hai!"
Dan sapaan riang cewek itu membuat Sandra menaikkan sebelah alis dengan bingung, matanya melirik kanan kiri untuk memastikan siapa yang cewek cantik ini sapa. Sebelum akhirnya, Sandra menunjuk dirinya sendiri dengan raut yang masih bingung dan ucapan sapa yang berbeda, "Hai...," sapaan yang sedikit pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childhood Memories
Teen Fiction[Published by Inari, 2018] Karena kebadungannya, Sandra harus pindah ke Bandung dan tinggal bersama neneknya yang strict abis. Pada hari pertama tinggal di rumah nenenya, tiba-tiba Sandra tersiram air oleh cowok tetangga. Cowok yang bernama Ardan i...