Ardan menyenderkan punggungnya ketika bel istirahat berbunyi, secepat itu pula sang guru membereskan barang bawaannya dan mengucap pamit, sekaligus mengatakan tugas yang tengah mereka kerjakan barusan dijadikan pekerjaan rumah, yang dibalas helaan napas kelegaan dari sebagian besar teman-teman sekelasnya. Ia melirik ke sebelahnya, Danang yang lantas melemparkan pulpen begitu saja—karena merasa bebas—hingga terpental ke lantai lalu menggelinding, membuat cowok berambut mengilap karena pomade itu mengumpat pelan dan beranjak dari kursinya untuk mencari pulpennya yang terpental entah kemana. Lalu, Ardan melirik ke meja sebelahnya, Vina yang beranjak tiba-tiba dengan bisik-bisik yang sebelumnya ia dengar seperti ajakan ke kantin dari cewek itu pada teman sebangkunya, Sandra, yang dijawab dengan tolakan. Dan terakhir, Sandra yang melakukan hal yang sama seperti yang Danang lakukan, menjatuhkan pulpennya namun tak sampai terpental, dan pulpen tersebut tepat berada di atas lembaran-lembaran kertas putih bergaris horizontal. Yang seketika ditutup Sandra begitu saja, terlihat tanpa minat untuk melanjutkannya lagi.
Lalu, teriakan Sandra yang nyaring ke sepenjuru kelas cukup membuatnya tertarik. "Sami! Sami mana? Sam, minjem laptop dong!"
Sedetik kemudian terdengar balasan-balasan sejenis pertanyaan mengenai mau diapakan laptop dari cowok bernama Sami itu, dan dijawab dengan alasan ingin menonton film, dilanjut dengan semua film-film yang dimiliki cowok itu berada dalam harddisk eksternal-nya, dan yang terakhir adalah Sandra yang meminjam laptop beserta perangkat-perangkat lainnya seperti charger dan harddisk.
Seketika Ardan melirik Sandra dengan penuh minat, ketika cewek itu akhirnya bangkit dengan menghampiri deretan meja-meja di pojok dan mendudukkan diri di meja yang berada di tengah, melolongkan tangan ke dalam kolong meja demi mengambil laptop Sami.
Ardan pun berniat untuk menghampiri sebelum tepukan tangan di bahunya menahan dirinya. "Dan, kantin, nggak?"
Ardan melirik Danang, lantas menggeleng. "Nggak. Lo aja sana."
"Oke," dan terakhir, Danang melangkahkan kaki keluar dari kelas dibarengi beberapa teman-teman sekelasnya yang lain hingga tak seberapa banyak yang masih berada di kelas.
Ardan melepaskan cengirannya ketika sampai di meja Sami yang diduduki Sandra, seketika duduk di sebelah cewek itu dan membuat Sandra menaikkan alisnya dengan lirikan sok sinis yang padahal jika ada yang membaca hatinya kali ini, cewek itu merasa senang dihampiri begitu. "Ngapain lo?" tanyanya sok ketus, namun sarat akan candaan ketika senyum mengejek ia lemparkan.
Ardan terkekeh, tangannya dengan iseng lebih dulu menaikkan layar laptop di hadapannya. "Ngapain suka-suka gue dong," jawabnya.
"Dih, apaan sih, sana ah, ganggu aja lo!" seru Sandra sambil menyikut lengan Ardan hingga cowok itu tertawa kecil, menangkap lengan Sandra dan meletakkannya di pangkuan cewek itu sendiri. Sandra lantas menaikkan tangannya dengan sentuhan kecil tersebut, buru-buru menekan tombol dimana ia bisa menyalakan laptopnya.
"Mau nonton apa lo?" tanya Ardan akhirnya.
"Nggak tau, mau liat-liat dulu," jawab Sandra dengan melirik Ardan sebentar, jarinya dengan lincah menggeser kursor ke sana kemari, mengklik satu folder ke folder lainnya dengan mata yang teliti untuk memilih film yang ingin ia tonton gratisan kali itu. Dan, bisa jadi ditemani Ardan karena cowok itu berada di sebelahnya kali ini.
Namun, tanpa diduga, dengan iseng Ardan menggerakkan tangannya untuk menarik ujung rambut panjang Sandra dari belakang—yang sekali lagi membuatnya merasakan betapa lembutnya rambut cewek itu, juga, beberapa waktu lalu ingin ia lakukan namun memilih untuk tak dilakukan karena terasa aneh, bukan jenis aneh seperti lengket ataupun lembab yang dirasakan tangannya ketika menyentuh rambut itu, tapi aneh karena ia merasa ingin sekali lagi melakukannya, dengan cara yang tak wajar, yaitu mengelus—membuat Sandra menggerutu dan menampar telapak tangannya yang iseng. Ia tertawa.
![](https://img.wattpad.com/cover/41564659-288-k26430.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Childhood Memories
Teen Fiction[Published by Inari, 2018] Karena kebadungannya, Sandra harus pindah ke Bandung dan tinggal bersama neneknya yang strict abis. Pada hari pertama tinggal di rumah nenenya, tiba-tiba Sandra tersiram air oleh cowok tetangga. Cowok yang bernama Ardan i...