Angin minggu pagi berhembus menerbangkan anak rambut cewek itu ke permukaan wajahnya meskipun telah dikuncir. Sandra mengusapkan sisi wajahnya dan merapikan kembali rambutnya ke belakang. Bercak air tertempel membuat rambutnya ikut lembab dan sedikit lebih berat untuk terhembus angin lagi. Setidaknya, tak akan menerpa wajahnya dan membuatnya kegelian kembali karena anak rambutnya yang bandel tak sampai terkuncir itu.
Matanya menyipit dengan dahi mengernyit ketika melihat mobil pick up warna hitam melintas di hadapannya dan berhenti di pekarangan rumah Ardan. Hingga dua orang laki-laki berwajah hampir mirip dengan yang satunya sudah cukup berumur dan yang satunya sebaya dengan Sandra keluar dari mobil tersebut. Saling sahut sebentar hingga yang tertua masuk ke dalam rumah.
Lalu si cowok berbalik setelah mengambil sesuatu dari mobil tersebut dan menutupnya, dan tanpa sengaja pandangan mereka bertemu. Ardan langsung melemparkan cengirannya ketika melihat Sandra juga memandangnya. Sandra mau tak mau ikut memberikan senyumnya, apalagi ketika melihat Ardan berjalan mendekat dengan santainya.
"Hei!"
"Hai-hei, hai-hei," dengus Sandra pelan. "Ngapain lo?" tanyanya sok ketus. Perasaannya masih sama, kesal ketika mengingat hal kemarin di sekolah yang mana menemukan Ardan dan Anjani berbincang juga senang ketika cowok itu tiba-tiba menghampirinya begini.
Ardan mendecak, lalu melajukan kaki untuk duduk di undakan tangga pendek yang terhubung ke teras rumah Sandra. "Untung lo nggak bales dendam mau nyiram gue," ucapnya nyengir sambil melirik selang yang digunakan Sandra untuk menyiram tanaman kali ini. "Tumben rajin?"
"Rajin lah daritadi diawasin," jawabnya sekenanya yang ditanggapi tawa dari Ardan. Sandra balik menyirami tanamannya lagi tanpa minat, seketika ia melirik kanan kiri dan langsung bernapas lega saat tak menemukan Oma dimana-mana. Cewek ini buru-buru mematikan keran dan menjatuhkan selangnya di atas rumput.
"Heh! Terusin!" teriak Ardan ketika melihat tingkah Sandra.
Sandra mendecak sebal. "Lo aja sono!" katanya, lalu melangkah untuk duduk di sebelah Ardan, di undakan tangga yang sama.
Ardan tertawa kecil. tangannya menarik kantung plastic putih yang sedari tadi ia bawa-bawa hingga ke rumah Sandra itu, dan mengangkatnya tinggi-tinggi di depan wajah Sandra. Alisnya naik turun dengan gaya tengil membuat Sandra menarik ujung bibirnya sok sinis.
"Apa nih?" tanya Sandra, tanpa menunggu jawaban, ia buru-buru menyambar dan matanya seketika melotot saat membukanya dan mendapati sekotak strawberry yang terlihat segar di sana. "Sisa ya?!" serunya sok kesal namun bertolak belakang dengan senyum lebarnya sarat akan rasa senang. "Gue tau nih sisa, lo pasti abis ke kebun kan sama bokap lo!"
"Dih, baru tuh, mikir jelek mulu lo. Abis nyetok di pasar, kelebihan satu. Kan daripada mubazir, mending gue bawa sini ke tempat pembuangan strawberry sisa."
Sandra meninju lengan Ardan pelan. "Songong! mana ada kelebihan satu," serunya. "Tapi thanks," lanjutnya lagi sambil tersenyum lebar.
Ardan terkekeh sambil mengusap pelngannya yang ditinju Sandra. "Ngomong-ngomong lo kemarin ke mana? Oma telponin gue mulu nanyain lo nggak pulang-pulang. gue telponin lo juga nggak diangkat-angkat," tanyanya.
Sandra mengangkat kepala dari tangannya yang gatel untuk membuka kotak berisi strawberrynya. Lalu terpikir kembali dengan main kemarin sore tanpa mengabari Oma sedikitpun. Pulang kelewat arah dan terdampar di moccafé hingga berkenalan dengan Bintang, meskipun dengan awal yang cukup sial karena melihat Ardan dengan Anjani di pinggir lapangan. "Main, lupa bilang, abis hape gue di silent jadi nggak kedengeran apa-apa."
"Tapi nggak gitu juga, lo bikin orang panik tau nggak? Tadinya gue mau langsung pulang gara-gara Oma hampir lima kali nanyain lo terus, gue pikir lo beneran ilang, tapi abis itu Oma nelpon lagi bilang lo udah balik. Ya udah gue nggak jadi pulang," ucap Ardan, dengan sedikit nada jengkel. "Emang lo main kemana sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Childhood Memories
Ficção Adolescente[Published by Inari, 2018] Karena kebadungannya, Sandra harus pindah ke Bandung dan tinggal bersama neneknya yang strict abis. Pada hari pertama tinggal di rumah nenenya, tiba-tiba Sandra tersiram air oleh cowok tetangga. Cowok yang bernama Ardan i...