Volume 6: Chapter 1

3 1 0
                                    

🌟🌟🌟
**Chapter 6.1**

Setelah menyeimbangkan kegelapan dan cahaya di Lembah Bayangan, Kiko kembali melanjutkan perjalanannya dengan hati yang lebih tenang. Namun, meskipun ia merasa telah memahami pentingnya keseimbangan dalam dunia, ada sesuatu yang terus membayangi pikirannya. Mengapa ia, seorang pemuda biasa, yang dipilih menjadi pembawa Cahaya Tertinggi? Pertanyaan itu terus muncul di benaknya, seolah-olah ada bagian dari masa lalunya yang tersembunyi, menunggu untuk terungkap.

Hari itu, Kiko tengah berjalan melalui sebuah lembah kecil di dekat pegunungan saat ia merasakan sesuatu yang aneh. Udara yang tadinya hangat tiba-tiba terasa dingin, dan angin yang seharusnya tenang kini berhembus kuat, membawa bisikan-bisikan yang tak dapat dimengerti. Kiko menghentikan langkahnya, Cahaya Tertinggi di tangannya bersinar lebih terang, seolah-olah merespons sesuatu yang datang dari kejauhan.

Tanpa ia sadari, angin itu membawa suara bisikan yang semakin jelas. "Kiko... kau sudah siap mengetahui siapa dirimu sebenarnya..." suara itu terdengar lembut namun dalam, seolah berasal dari masa yang jauh.

Kiko berhenti, jantungnya berdegup kencang. "Siapa yang bicara?" serunya, memandangi sekelilingnya yang kosong.

Dari kabut tipis yang mulai terbentuk di depan Kiko, muncul sesosok bayangan samar—bukan bayangan gelap seperti yang ia hadapi sebelumnya, melainkan sosok yang tampak tenang dan bijaksana. Tubuhnya memancarkan sinar lembut yang seolah-olah berasal dari bintang-bintang jauh. Sosok itu adalah seorang wanita tua dengan mata yang penuh kebijaksanaan.

"Aku sudah lama menunggumu, Kiko," kata wanita tua itu, senyumnya penuh arti. "Kau telah berhasil menjaga keseimbangan di Lembah Bayangan, tetapi perjalananmu masih jauh dari selesai."

Kiko menatapnya dengan bingung. "Siapa kau? Bagaimana kau tahu namaku?"

Wanita itu mendekat, sinarnya semakin jelas saat ia melangkah ke arah Kiko. "Namaku adalah Soraya, dan aku adalah penjaga rahasia masa lalu. Masa lalumu, Kiko."

Kiko terkejut. "Masa laluku? Apa maksudmu? Aku tidak pernah tahu ada rahasia tentang masa laluku."

Soraya tersenyum lembut. "Itu karena sebagian besar masa lalumu telah terkunci, disembunyikan hingga kau siap untuk mengetahuinya. Kau bukan hanya seorang anak biasa yang kebetulan menjadi pembawa Cahaya Tertinggi. Ada alasan kenapa kau terpilih, dan alasan itu terikat erat dengan masa lalumu yang telah lama terlupakan."

Kiko merasa bingung dan penasaran. "Terlupakan? Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa aku tidak tahu apa-apa tentang ini?"

Soraya menatap Kiko dalam-dalam, matanya tampak mengandung pengetahuan yang tak terukur. "Itu adalah perlindungan, Kiko. Kegelapan yang kau hadapi bukanlah ancaman biasa. Ada kekuatan besar yang berusaha menghancurkanmu sejak kau lahir. Orang tuamu dan para penjaga cahaya yang dulu melindungimu mengunci sebagian dari ingatanmu, sehingga kekuatan jahat tidak bisa menemukannya. Namun, waktunya telah tiba bagimu untuk mengetahui kebenaran."

Kiko merasa jantungnya berdetak lebih cepat. "Orang tuaku? Aku... tidak pernah mengenal mereka. Apa hubungannya mereka dengan Cahaya Tertinggi?"

Soraya mengangguk pelan. "Orang tuamu adalah bagian dari kelompok pelindung kuno yang disebut Penjaga Cahaya, kelompok yang telah menjaga keseimbangan dunia selama berabad-abad. Mereka adalah pemegang Cahaya Tertinggi sebelum kamu. Namun, ketika kegelapan mulai bangkit kembali, mereka tahu bahwa dunia membutuhkan pelindung baru—seseorang yang akan membawa cahaya lebih besar dari sebelumnya. Dan itulah kamu, Kiko."

Kiko terdiam sejenak, mencoba mencerna apa yang baru saja ia dengar. "Jadi, aku dipilih sejak lahir untuk membawa Cahaya Tertinggi? Tapi mengapa aku tidak pernah tahu tentang ini sebelumnya? Mengapa aku harus hidup tanpa mengetahui siapa diriku?"

Soraya mendekati Kiko dan meletakkan tangannya dengan lembut di bahu Kiko. "Karena dunia belum siap. Dan kau juga belum siap. Jika kau mengetahui semua ini terlalu cepat, kegelapan akan menemukanku lebih cepat. Kekuatan jahat yang mengejarmu selama ini tidak akan berhenti sampai kau jatuh. Namun, sekarang kau telah membuktikan bahwa kau siap. Sudah waktunya kau mengetahui kebenaran sepenuhnya."

Soraya mengulurkan tangannya, dan dari dalam kabut muncul cahaya berpendar yang membentuk sebuah cermin besar. "Lihatlah ke dalam cermin ini, Kiko. Ini bukan sekadar cermin biasa. Di sini, kau akan melihat apa yang sebenarnya terjadi pada masa lalumu. Ingatan yang telah lama terkunci akan kembali, dan kau akan tahu mengapa Cahaya Tertinggi memilihmu."

Kiko menatap cermin itu dengan hati-hati. Cahayanya berpendar hangat, seolah-olah memanggilnya untuk mendekat. Dengan perasaan ragu tapi juga penuh keingintahuan, Kiko melangkah maju dan menatap ke dalam cermin itu.

Begitu matanya bertemu dengan permukaan cermin, bayangan yang sebelumnya samar kini menjadi jelas. Ia melihat sepasang suami istri—seorang pria dan wanita yang memegang bayi kecil. Mereka tersenyum lembut, dan meskipun Kiko tidak pernah melihat mereka sebelumnya, ia merasa ada ikatan yang kuat di antara mereka.

"Itu... orang tuaku," bisik Kiko, matanya terbelalak. Perasaannya campur aduk antara keterkejutan dan kebahagiaan. Melihat wajah mereka, ia bisa merasakan cinta yang mendalam.

Soraya berdiri di sampingnya, suaranya lembut. "Ya, Kiko. Mereka adalah orang tuamu. Mereka adalah pelindung cahaya yang hebat, tetapi mereka harus mengorbankan segalanya untuk melindungimu."

Dalam cermin itu, adegan berlanjut. Kiko melihat orang tuanya sedang berbicara dengan beberapa sosok lain, mungkin sesama penjaga cahaya. Wajah mereka tampak khawatir, dan di luar, langit terlihat gelap. Kemudian, ia melihat sesuatu yang lebih menakutkan—sebuah kekuatan besar yang menyerang tempat mereka. Raja Bayangan, yang saat itu masih berkuasa penuh, mengirimkan pasukannya untuk menghancurkan semua Penjaga Cahaya.

Orang tua Kiko, dengan kekuatan terakhir mereka, menyegel sebagian dari kekuatan mereka ke dalam bayi kecil itu—ke dalam diri Kiko. Cahaya Tertinggi ditransfer ke dalam tubuhnya, menjadi bagian dari jiwanya. "Mereka memberikan segalanya untuk menyelamatkanmu," jelas Soraya. "Mereka tahu bahwa kau adalah harapan terakhir dunia ini."

Cermin itu memperlihatkan akhir yang menyedihkan. Orang tua Kiko hilang dalam pertempuran itu, memberikan hidup mereka untuk memastikan bahwa Kiko bisa melarikan diri dan hidup, membawa Cahaya Tertinggi.

Kiko mundur selangkah, matanya berkaca-kaca. "Mereka... mereka mengorbankan diri untukku?"

Soraya mengangguk, memandang Kiko dengan penuh kasih. "Ya, Kiko. Mereka percaya bahwa kau adalah kunci untuk menjaga keseimbangan dunia. Cahaya Tertinggi telah diwariskan kepadamu, dan sekarang kau tahu mengapa."

Kiko terdiam, hatinya penuh dengan rasa syukur, tetapi juga kesedihan. Ia merasa lebih dekat dengan orang tuanya meskipun ia tidak pernah mengenal mereka secara langsung. "Aku akan menjaga warisan mereka," kata Kiko akhirnya, suaranya penuh tekad. "Aku akan menjaga keseimbangan dan memastikan pengorbanan mereka tidak sia-sia."

Soraya tersenyum, bangga dengan keberanian dan keteguhan hati Kiko. "Perjalananmu baru saja dimulai, Kiko. Dunia ini masih memerlukan penjaga yang bisa memastikan bahwa kegelapan dan cahaya tetap seimbang. Kau adalah pemegang Cahaya Tertinggi sekarang, dan masa depan dunia ada di tanganmu."

Dengan Cahaya Tertinggi yang bersinar lebih terang di tangannya dan kebenaran tentang masa lalunya yang kini terbuka, Kiko merasa lebih siap dari sebelumnya. Ia bukan hanya seorang anak yang tersesat dalam pertempuran antara cahaya dan kegelapan—ia adalah pewaris kekuatan besar yang diwariskan dari generasi ke generasi. Penjaga Cahaya terakhir.

**Akhir Chapter 6.1**
🌟🌟🌟

Rabbit And The Legend Of Orange Fur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang