Volume 2: Chapter 5

13 3 0
                                    

🌟🌟🌟
**Chapter 2.5**

Pagi di Hutan Lembayung datang dengan keheningan yang tidak biasa. Meski sinar matahari menembus celah-celah dedaunan, menciptakan kilauan indah di atas rumput dan bunga liar, suasana hati Kiko dan teman-temannya tetap dipenuhi oleh kekhawatiran. Kejadian malam sebelumnya, ketika bayangan besar menyerang mereka dan Kiko berhasil mengusirnya dengan kekuatan dari Batu Cahaya, masih menghantui pikiran mereka.

Kiko duduk di bawah Pohon Besar, memandangi Batu Cahaya yang tergeletak di pangkuannya. Batu itu bersinar lembut, tampak tenang dan damai, seolah-olah tidak ada yang terjadi. Namun, Kiko tahu bahwa di dalam batu ini terdapat kekuatan besar yang ia baru mulai pahami. Dan mungkin, kekuatan itu tidak hanya berasal dari Batu Cahaya, tetapi juga dari dirinya sendiri.

Tito, Lala, dan Bobo duduk di sekitarnya, menunggu Kiko untuk berbicara. Mereka semua bisa merasakan ketegangan yang menggantung di udara.

“Kiko,” kata Lala akhirnya, memecah keheningan, “apa yang kamu rasakan sekarang? Apakah ada yang berubah setelah semalam?”

Kiko menghela napas panjang sebelum menjawab. “Aku tidak yakin. Rasanya seperti ada sesuatu yang berbeda di dalam diriku, tapi aku tidak bisa menjelaskan apa itu. Ketika bayangan itu mendekat, Batu Cahaya ini mulai bersinar lebih terang, dan aku merasakan aliran energi yang aneh, seperti ada sesuatu yang terhubung antara aku dan batu ini.”

“Batu itu memilihmu, Kiko,” kata Bobo pelan. “Mungkin karena itulah kamu bisa melawan bayangan itu.”

Auri, yang terbang rendah di atas mereka, mendarat di dekat Kiko dan memandangnya dengan penuh perhatian. “Ada lebih banyak hal yang tersembunyi dalam Batu Cahaya daripada yang kita sadari. Mereka adalah benda kuno, penuh dengan rahasia yang hanya akan terungkap saat waktunya tiba. Mungkin, Kiko, kamu adalah kunci untuk membuka rahasia itu.”

Kiko menatap Auri dengan pandangan penuh pertanyaan. “Mengapa aku? Apa yang membuatku berbeda?”

Auri tampak ragu sejenak, sebelum akhirnya berkata, “Mungkin, jawabannya ada di masa lalu. Sejarah Hutan Lembayung penuh dengan legenda dan kisah tentang penjaga dan kekuatan kuno. Mungkin sudah waktunya kita mencari tahu lebih banyak tentang asal usul Batu Cahaya ini dan hubunganmu dengan mereka.”

Lala menatap Kiko dengan penuh semangat. “Kiko, Auri benar. Kita perlu menemukan lebih banyak informasi tentang Batu Cahaya dan kekuatan yang mereka miliki. Mungkin ada petunjuk di dalam legenda-legenda hutan yang bisa membantu kita.”

Kiko mengangguk setuju. “Tapi di mana kita bisa menemukan informasi itu? Tidak ada tempat di Hutan Lembayung yang menyimpan catatan tentang sejarah batu-batu ini.”

Tito yang biasanya paling suka berpetualang, tiba-tiba teringat sesuatu. “Tunggu, bukankah ada gua tua di bagian utara hutan? Gua itu disebut Gua Kenangan, karena konon menyimpan memori dan sejarah dari zaman dahulu. Mungkin di sana kita bisa menemukan sesuatu tentang Batu Cahaya.”

Kiko merasa harapan mulai tumbuh di dalam dirinya. “Gua Kenangan... aku pernah mendengarnya, tapi aku belum pernah ke sana. Kalau begitu, mari kita pergi ke sana. Mungkin di sana kita bisa menemukan jawaban atas semua pertanyaan kita.”

Dengan tekad baru, mereka semua berangkat menuju bagian utara hutan, di mana Gua Kenangan berada. Perjalanan kali ini terasa berbeda. Meski mereka masih waspada terhadap bahaya yang mungkin muncul, ada semangat baru dalam langkah mereka, seolah-olah mereka semakin dekat dengan kebenaran yang selama ini tersembunyi.

Saat mereka semakin dekat dengan gua, suasana hutan mulai berubah. Pohon-pohon di sini lebih tua, dengan batang yang tebal dan dedaunan yang lebih lebat. Cahaya matahari sulit menembus kanopi hutan, membuat suasana terasa lebih dingin dan misterius. Di kejauhan, mereka bisa melihat mulut gua yang terbuka lebar, seolah-olah menunggu kedatangan mereka.

Ketika mereka tiba di depan gua, Kiko merasakan getaran aneh di dalam Batu Cahaya yang ia pegang. Cahaya dari batu itu tampak lebih kuat, seolah-olah gua ini memiliki hubungan dengan batu tersebut.

“Ada sesuatu di dalam sini,” kata Kiko dengan suara rendah. “Aku bisa merasakannya.”

Auri terbang mendekati mulut gua, memperhatikan simbol-simbol kuno yang terpahat di dinding batu. “Ini adalah simbol dari penjaga kuno, mereka yang menjaga keseimbangan antara dunia ini dan dunia lain. Gua ini menyimpan kenangan dari masa lalu, mungkin juga rahasia yang bisa membantu kita memahami lebih banyak tentang Batu Cahaya.”

Dengan hati-hati, mereka semua melangkah masuk ke dalam gua. Di dalamnya, udara terasa lebih dingin, dan setiap langkah mereka menggema di sepanjang dinding batu yang kokoh. Dinding-dinding gua dipenuhi dengan ukiran-ukiran kuno, menggambarkan makhluk-makhluk aneh dan pemandangan hutan yang tampak berbeda dari yang mereka kenal.

Mereka terus berjalan lebih dalam, sampai akhirnya mereka tiba di sebuah ruangan besar yang dipenuhi dengan kristal berwarna-warni. Di tengah ruangan itu, terdapat sebuah altar batu yang dikelilingi oleh cahaya lembut. Di atas altar itu, ada sebuah prasasti yang tertulis dalam bahasa kuno yang tidak bisa mereka baca.

“Apa ini?” tanya Tito, memandang prasasti dengan bingung. “Aku tidak bisa membacanya.”

Auri terbang mendekat, memperhatikan tulisan di prasasti itu dengan seksama. “Ini adalah bahasa kuno yang hanya dipahami oleh penjaga masa lalu. Namun, jika kita mendekatkan Batu Cahaya ke prasasti ini, mungkin kita bisa mengungkap apa yang tertulis di sini.”

Kiko merasa jantungnya berdebar kencang. Ia mengangkat Batu Cahaya dan mendekatkannya ke prasasti. Cahaya dari batu itu semakin terang, dan perlahan-lahan, tulisan di prasasti mulai berubah, huruf-huruf kuno itu berganti menjadi kata-kata yang bisa mereka baca.

“Kiko,” kata Lala dengan takjub, “prasasti ini bercerita tentang legenda seorang penjaga... seseorang yang disebut sebagai ‘Penjaga Cahaya.’”

Kiko membaca tulisan itu dengan cermat, matanya melebar saat ia menyadari apa yang tertulis di sana:

*"Penjaga Cahaya adalah sosok yang dipilih oleh kekuatan alam untuk menjaga keseimbangan antara dunia ini dan dunia lain. Penjaga ini memiliki hubungan yang kuat dengan Batu Cahaya, dan di dalam dirinya, tersembunyi kekuatan yang bisa membawa cahaya atau kegelapan. Hanya ketika waktu yang tepat tiba, kekuatan itu akan terbangun, dan Penjaga Cahaya akan mengungkapkan takdirnya yang sebenarnya."*

Kiko merasa gemetar. Apakah mungkin ia adalah Penjaga Cahaya yang dimaksud dalam legenda ini? Apakah ini alasan mengapa Batu Cahaya merespons dirinya dengan cara yang begitu aneh?

“Kiko... kamu pikir ini tentang kamu?” tanya Bobo dengan suara rendah, seolah-olah tidak percaya dengan apa yang mereka temukan.

“Aku tidak tahu, Bobo,” jawab Kiko jujur. “Tapi jika benar, ini berarti ada lebih banyak hal yang belum kita ketahui. Mungkin inilah sebabnya Batu Cahaya memilihku, dan mengapa aku bisa melawan bayangan itu.”

Auri tampak terdiam, merenungkan apa yang baru saja mereka baca. “Jika Kiko benar-benar Penjaga Cahaya, maka ia memiliki takdir yang besar. Tapi ini juga berarti bahwa tantangan yang akan kita hadapi akan semakin besar. Kita harus lebih berhati-hati dari sekarang.”

Lala menatap Kiko dengan mata penuh keyakinan. “Kiko, apa pun yang terjadi, kita akan selalu ada di sampingmu. Kita sudah melalui banyak hal bersama, dan kita akan melewati ini juga.”

Kiko merasa sedikit lebih tenang mendengar kata-kata sahabat-sahabatnya. Ia tahu bahwa meski takdirnya mungkin lebih besar dari yang pernah ia bayangkan, ia tidak akan menghadapi semuanya sendirian.

Setelah mengambil beberapa saat untuk merenungkan apa yang mereka temukan, Kiko dan teman-temannya memutuskan untuk kembali ke Pohon Besar. Mereka tahu bahwa masih ada banyak yang harus mereka pelajari, tetapi mereka juga tahu bahwa mereka berada di jalan yang benar.

Malam itu, Kiko duduk di bawah Pohon Besar, memandangi langit yang dipenuhi bintang. Ia merasa bahwa masa depan penuh dengan ketidakpastian, tetapi ia juga merasa bahwa ia siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang.

Dengan Batu Cahaya di tangannya dan sahabat-sahabatnya di sisinya, Kiko tahu bahwa petualangan mereka baru saja dimulai. Tetapi di dalam dirinya, ia juga tahu bahwa kebenaran tentang siapa dirinya dan takdirnya akan segera terungkap, dan itu akan mengubah segalanya.


**Akhir Chapter 2.5**
🌟🌟🌟

Rabbit And The Legend Of Orange Fur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang