Volume 4: Chapter 8

4 2 1
                                    

🌟🌟🌟
**Chapter 4.8**

Kiko terus mendayung melewati lautan yang perlahan-lahan mulai mereda setelah perjuangannya melawan monster laut yang terbuat dari kegelapan. Perahu kayunya bergerak lebih tenang, seolah-olah lautan hitam yang dulu mengamuk kini telah menyerah pada kehendak alam. Meskipun badai masih tampak menggumpal di kejauhan, Kiko bisa merasakan ketenangan yang tidak pernah ia alami sebelumnya. Di dalam hati, ia tahu bahwa perjalanan ini akan menguji batas kekuatan dan tekadnya.

Di depan, menara hitam yang menjulang dari lautan mulai tampak semakin dekat. Kabut tebal yang mengelilingi menara itu tampak bergerak seperti makhluk hidup, bergulung-gulung di sekelilingnya dengan cara yang menakutkan. Di puncak menara, bayangan besar samar-samar terlihat, berdiri dengan anggun namun menakutkan. Bayangan itu seperti menunggu, mengetahui bahwa Kiko akan datang, siap untuk menghadapi pertempuran yang telah dinanti-nantikan selama ini.

Kiko mendekati dasar menara dengan hati-hati, perahunya bergoyang lembut di air yang tenang namun penuh dengan aura ancaman. Ia melompat keluar dari perahu dan berdiri di tepi sebuah pulau kecil yang mengelilingi menara. Batu-batu hitam dan kasar membentuk jalan menuju pintu masuk besar menara yang menjulang di depannya. Di udara, Kiko bisa merasakan tekanan dari kegelapan yang begitu pekat, seolah-olah semua bayangan di dunia berkumpul di tempat ini.

Dengan Cahaya Tertinggi di tangannya, Kiko melangkah ke depan. Setiap langkahnya membawa rasa tegang yang semakin dalam, tetapi kali ini, ia merasa lebih siap. Sejak pertemuan dengan rubah perak dan perjuangan melawan monster laut, ia memahami bahwa kegelapan bukanlah musuh yang harus sepenuhnya dihancurkan. Kegelapan adalah bagian dari keseimbangan, dan untuk menghadapi kekuatan yang menunggu di dalam menara hitam ini, ia harus memelihara keseimbangan tersebut.

Saat Kiko mencapai pintu besar menara, pintu itu terbuka dengan sendirinya, mengeluarkan suara berderit keras yang menggema di seluruh pulau kecil itu. Kegelapan menyelimuti bagian dalam menara, dan suara angin yang aneh terdengar dari kedalaman yang tak terlihat.

Dengan tekad yang semakin kuat, Kiko melangkah masuk ke dalam menara. Begitu ia masuk, pintu di belakangnya tertutup dengan keras, mengunci jalannya kembali. Di dalam menara, kegelapan terasa lebih padat, dan dinding-dinding yang tinggi dipenuhi dengan ukiran aneh yang bersinar dengan cahaya redup berwarna ungu, seperti tanda-tanda kuno yang dibuat oleh makhluk purba.

Kiko berjalan melewati lorong panjang yang dipenuhi dengan bayangan. Suara-suara berbisik mengelilinginya, tetapi kali ini, ia tidak terganggu. Ia tetap fokus, menjaga keseimbangan antara cahaya dan kegelapan di dalam dirinya. Cahaya Tertinggi di tangannya bersinar lembut, cukup untuk menerangi jalannya tetapi tidak berlebihan, seolah-olah menyesuaikan diri dengan atmosfer gelap di sekitarnya.

Setelah beberapa saat berjalan, Kiko tiba di ruang utama menara. Ruangan itu sangat luas, dengan langit-langit tinggi yang dihiasi dengan ukiran kuno dan jendela-jendela besar yang memancarkan cahaya ungu yang sama. Di tengah ruangan, terdapat sebuah singgasana besar yang terbuat dari batu hitam, dan di atas singgasana itu duduk seorang sosok besar yang tampak seperti raja kegelapan.

Sosok itu tinggi dan besar, dengan tubuh yang diselimuti oleh jubah hitam pekat. Wajahnya hampir tidak terlihat, tertutupi oleh bayangan, tetapi matanya yang merah menyala memancarkan kekuatan yang luar biasa. Di tangannya, ia memegang sebuah tongkat yang memancarkan aura kegelapan yang kuat, seperti pusat dari semua energi gelap di tempat ini.

"Jadi kau akhirnya tiba, Kiko," suara sosok itu menggema di seluruh ruangan, dalam dan penuh dengan kekuatan jahat. "Aku telah menunggumu. Aku tahu kau akan datang, membawa cahaya bodoh itu ke tempat di mana kegelapan sejati berkuasa."

Kiko berdiri tegak, meskipun kekuatan besar dari sosok itu terasa sangat mengintimidasi. "Aku datang untuk menghentikanmu," kata Kiko dengan tegas. "Dunia ini tidak akan jatuh ke dalam kekuasaan kegelapan."

Raja Kegelapan tertawa, suaranya menggema di seluruh ruangan. "Kau benar-benar percaya bahwa cahaya kecilmu bisa menghancurkan kegelapan purba ini? Kegelapan telah ada jauh sebelum cahaya pertama kali menyentuh dunia ini. Aku adalah bagian dari dunia ini, dan kau tidak akan bisa menghancurkanku."

Kiko merasakan amarah berkobar di dalam dirinya, tetapi ia tahu bahwa hanya dengan kemarahan, ia tidak akan bisa menang. "Aku tidak datang untuk menghancurkan kegelapan," jawab Kiko, suaranya lebih tenang sekarang. "Aku datang untuk menyeimbangkan dunia ini. Kegelapan mungkin selalu ada, tetapi selama ada cahaya, kegelapan tidak bisa menguasai segalanya."

Mata merah Raja Kegelapan menyipit, memperhatikan Kiko dengan seksama. "Kau sudah mulai memahami sesuatu yang sangat sedikit orang pahami. Namun, itu tidak akan cukup untuk mengalahkanku."

Tiba-tiba, Raja Kegelapan berdiri dari singgasananya, mengangkat tongkat kegelapannya ke udara. Dengan satu gerakan, gelombang energi gelap meluncur dari tongkat itu, menyerang Kiko dengan kekuatan dahsyat. Kiko segera bereaksi, mengangkat Cahaya Tertinggi dan menciptakan perisai cahaya untuk melindungi dirinya dari serangan tersebut. Cahaya dan kegelapan bertabrakan di udara, menciptakan ledakan yang mengguncang seluruh menara.

Kiko terdorong mundur oleh kekuatan serangan itu, tetapi ia tidak menyerah. Dengan cepat, ia melompat maju, menggunakan kecepatan dan keterampilan bertarung yang diajarkan oleh Master Raiko. Setiap serangan yang ia lancarkan dipenuhi dengan cahaya yang bersinar terang, tetapi Raja Kegelapan dengan mudah menghindar, tubuhnya yang terbuat dari bayangan bergerak dengan cepat dan gesit.

Pertarungan mereka berlangsung dengan intensitas yang luar biasa. Setiap kali Kiko menyerang, Raja Kegelapan membalas dengan serangan kegelapan yang lebih kuat, menghancurkan lantai dan dinding menara di sekitar mereka. Namun, Kiko terus bertahan, mengandalkan keseimbangan yang telah ia pelajari selama perjalanannya.

Tiba-tiba, Kiko menyadari sesuatu. Setiap kali Cahaya Tertinggi berpendar lebih terang, Raja Kegelapan tampak semakin kuat, seolah-olah kegelapan di tempat ini menyerap kekuatan dari cahaya yang ia pancarkan. Cahaya yang berlebihan justru memberinya kekuatan, pikir Kiko, menyadari bahwa ini adalah jebakan dari musuhnya.

Dengan cepat, Kiko mengubah strateginya. Ia menurunkan intensitas cahaya dari Cahaya Tertinggi, membiarkannya hanya bersinar lembut, cukup untuk menjaga keseimbangan tanpa memicu reaksi dari kegelapan di sekitarnya. Ia mulai bergerak lebih tenang, mengandalkan keterampilan bertarungnya dan menjaga cahaya dan kegelapan tetap seimbang dalam dirinya.

Raja Kegelapan tampak bingung oleh perubahan ini. Serangan-serangannya yang sebelumnya sangat kuat kini mulai melemah, seolah-olah kekuatannya berkurang ketika cahaya di sekitarnya tidak lagi menjadi ancaman langsung.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Raja Kegelapan dengan suara penuh kebingungan dan kemarahan.

"Aku tidak di sini untuk menghancurkanmu dengan cahaya," jawab Kiko dengan tenang. "Aku di sini untuk menyeimbangkan dunia ini. Kegelapan dan cahaya harus hidup berdampingan, dan aku akan memastikan itu terjadi."

Dengan langkah yang penuh keyakinan, Kiko melangkah maju, mendekati Raja Kegelapan yang kini tampak semakin rentan. Cahaya Tertinggi di tangannya bersinar lebih harmonis, mengisi ruangan dengan keseimbangan yang sempurna antara terang dan gelap.

"Tidak... ini tidak mungkin..." bisik Raja Kegelapan, tubuhnya yang besar mulai terurai menjadi bayangan yang tersebar di sekeliling ruangan. "Kau tidak bisa mengalahkanku... kegelapan akan selalu ada..."

Kiko mengangguk. "Ya, kegelapan akan selalu ada. Tapi selama ada keseimbangan, kegelapan tidak akan pernah menang."

Dengan kata-kata terakhir itu, Kiko melepaskan kekuatan terakhir dari Cahaya Tertinggi, bukan untuk menghancurkan Raja Kegelapan, tetapi untuk menyatukan cahaya dan kegelapan di ruangan itu.

**Akhir Chapter 4.8**
🌟🌟🌟

Rabbit And The Legend Of Orange Fur Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang