Sinopsis :
Janice Cassandra - anak perempuan satu - satunya di dalam keluarga. Janice memiliki tiga orang Abang yang tampan dan sedikit tegas.
Karena perjanjian bisnis, Janice dijodohkan oleh sang Ayah - Kay Alexander, dengan seorang pria tampan be...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
— 𝜗𐑞 —
Karena terlalu banyak makan, Janice sampai kekenyangan dan berakhir tertidur di mobil. Biantara melepas jasnya untuk dipasangkan di leher belakang Janice, supaya lehernya tidak sakit.
Sesekali Biantara mengecek Janice, takut kepalanya miring ke kanan dan ke kiri. Setiap sedang berhenti di lampu merah, Biantara mengubah posisi Janice, supaya lebih nyaman dan tak sakit.
"Sorry, tadi saya pesan makanannya terlalu banyak. Soalnya tadi saya bingung ingin pesankan kamu apa. Jadinya, saya pesan saja menu yang best seller dan favorit di restoran tadi." lirih Biantara.
Meskipun Biantara bicara sangat pelan sekali, suaranya masih bisa di dengar oleh Janice dan membuat Janice bangun.
Setelah membuka kedua matanya, Janice mengucek kedua matanya dan meregang kan badannya kesana dan kemari. Melihat itu, Biantara langsung menyodorkan minuman untuk Janice.
"Minum dulu."
Tanpa pikir panjang atau menanyakan apakah minuman itu mengandung racun atau tidak, Janice langsung menoleh dan mengambilnya dengan wajah bantalnya.
Jika saja mereka sudah halal, sudah dipastikan Biantara akan mengunyel unyel wajah Janice. Ini adalah gambaran saat mereka berdua sudah nikah nanti. Saat Biantara bangun, ia langsung di sambut dengan wajah bantal Janice yang menggemaskan.
"Kamu tampak cantik sekali saat bangun tidur. Tapi, memang kamu cantik dari sana nya sih. Jadi, saya tidak heran lagi." puji Biantara membuat Janice tersedak.
Uhuk...uhuk...
"Kalau mau puji saya jangan pas saya sedang minum atau makan, bisa-bisa saya mati muda karena tersedak." ucap Janice.
"Sorry, habisnya wajah kamu terlalu menggemaskan saat bangun tidur." puji Biantara, lagi.
Akibat ulah Biantara, pipi Janice menjadi merah seperti kepiting rebus. Untuk menutupi rasa saltingnya, Janice melihat ke arah luar jendela.
"Ngapain lihat ke luar jendela? Dari samping sudah kelihatan kok, wajah kamu merah seperti memakai blush on 1 kg."
Janice reflek memukul bahu Biantara dengan sangat kencang, karena tak terima di ledek memakai blush on 1 kg.
"Aduh, kok pukulan kamu sakit banget. Tulang-tulang saya hampir ada yang patah karena pukulan kamu terlalu kencang."
"Ya karena tadi kamu meledek saya, makannya saya memukul bahu kamu karena saya kesal di bilang habis memakai blush on 1 kg." omel Janice.