Sinopsis :
Janice Cassandra - anak perempuan satu - satunya di dalam keluarga. Janice memiliki tiga orang Abang yang tampan dan sedikit tegas.
Karena perjanjian bisnis, Janice dijodohkan oleh sang Ayah - Kay Alexander, dengan seorang pria tampan be...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
— 𝜗𐑞 —
Sepanjang perjalanan Janice sama sekali tak melepaskan genggaman tangannya dengan Biantara. Tampaknya mood nya sedang bagus, karena selama diperjalanan Janice terus tersenyum tanpa henti. Apakah ini pertanda kalau Janice mulai mencintainya?
Kalau betul, berarti perjuangannya tak sia-sia dan membuahkan hasil yang memuaskan.
"Kita mau pergi kemana, sayang? Pas dirumah kan kita belum tentuin mau pergi kemana."
"S—sayang?" tanya Janice gugup.
"Apa kamu keberatan saya panggil dengan sebutan, sayang?"
"Tidak, saya hanya terkejut saja. Saya harap kamu tidak salah paham."
"Tenang saja, saya mengerti kok maksud kamu barusan, pasti kamu terkejut kan saya memanggil kamu sayang? Panggilan itu saya tujukan spesial untuk kamu."
"Memangnya kamu tidak pernah sayang ke wanita lain selain saya?"
"Sama sekali tidak pernah, kalau kamu ingin tahu, kamu itu cinta pertama saya Janice. Kamu satu-satunya wanita yang saya cintai sedalam ini."
"Bagaimana bisa selama bertahun-tahun kamu tidak mencintai siapa pun?" tanya Janice.
"Bisa saja, karena tujuan saya lahir di dunia ini adalah menjadi orang yang sukses dan mendapatkan jodoh yang sempurna seperti kamu."
"Bisa gitu, ya."
"Bisa dong."
"Oh iya, saya mau tanya sesuatu deh, kok kamu bisa kenal dengan kak Kalangga? Apa kamu ada hubungan darah dengan nya?"
"Kebetulan saat SMK kami satu sekolah dan saya cuma dekat dan akrab dengan Kalangan. Tapi, sejak lulus kami berdua jadi sibuk masing-masing sampai lost contact."
"Tetapi, suatu hari kami berdua kembali bertemu karena urusan bisnis. Dari situ, saya dan Kalangga mulai akrab lagi." sambungnya.
"Oh, seperti itu. Saya kira kamu dan kak Kalangga saudara atau sepupu gitu."
"Bukan."
"Saya boleh bertanya balik?" tanya Biantara.
"Boleh."
"Saat berpacaran dengan Kalangga apa yang kamu rasakan? Senang atau sedih? Tenang saja, saya tidak akan cemburu."
"Sangat senang, dia memperlakukan saya dengan baik, terus dia royal, setiap malam minggu selalu kerumah untuk mengajak saya jalan, dan masih banyak yang lain." tutur Janice secara hati-hati karena takut Biantara cemburu, meski sudah bilang tak akan cemburu.