Sinopsis :
Janice Cassandra - anak perempuan satu - satunya di dalam keluarga. Janice memiliki tiga orang Abang yang tampan dan sedikit tegas.
Karena perjanjian bisnis, Janice dijodohkan oleh sang Ayah - Kay Alexander, dengan seorang pria tampan be...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
— 𝜗𐑞 —
Kalangga berlari kencang menyusuri koridor rumah sakit yang sangat panjang. Sesekali menyeka air matanya, Kalangga tak mau kehilangan orang yang di sayangi nya untuk kedua kalinya.
Sesampainya di depan ruangan di beritahukan oleh Bu Sisca, Kalangga langsung masuk, tetapi malah di suruh keluar oleh seorang suster.
"Mas, tolong keluar sebentar, ya. Ibunya masih dicek oleh dokter. Kalau sudah selesai, nanti saya panggilkan." perintahnya.
"Enggak! Saya mau lihat ibu saya!" Kalangga menolak untuk keluar, karena sangat khawatir dengan kondisi sang ibu.
"Saya tahu mas khawatir sama ibunya, tapi masnya keluar dulu. Ini perintah dokter mas."
"Udah di bilang saya gak mau!"
"Kalau memang mas tetap keras kepala tidak mau keluar sebentar, saya akan memanggil satpam." ancamnya.
Dengan sangat terpaksa Kalangga keluar dari ruang perawatan sang ibu sambil tertunduk lesu. Kalangga duduk di kursi panjang ada yang di depan ruangan tempat sang ibu berada.
"Tuhan, tolong selamatkan ibu, Kalangga gak mau merasakan kehilangan seseorang untuk kedua kalinya. Oleh karena itu, berikanlah ibu keselamatan dan kesembuhan." mohonnya.
Tak setelah memanjatkan doa, seorang pria yang memakai seragam dokter keluar.
"Kamu namanya Kalangga bukan?"
Kalangga cepat-cepat mengangkat wajahnya setelah dari tadi terus menunduk.
"Iya, saya Kalangga, ada apa?"
"Saya mau memberi tahu kabar duka kalau Ibu Rani sudah meninggal, karena benturan yang keras di kepala ditambah asma beliau sempat kambuh, membuat kemungkinan kami dapat menyelamatkan beliau 5%. Saya selalu dokter turut berdukacita."
Kalangga yang tak percaya, mencengkram pakaian dokter itu dengan sangat erat, "dokter bohong kan, dok?! bilang kalau ini semua bohong!"
"Saya tidak berbohong, saya mengatakan hal yang sejujurnya. Mas bisa lihat jenazah ibu Rania sebelum dimandikan oleh petugas medis."
Kalangga pun masuk dan langsung mencari brankar sang ibu, dirinya mendapatkan kulit sang ibu mulai menguning dan daun telinganya layu.
"Bu....kenapa ibu harus tinggalin Kalangga.." lirihnya sembari mengusap wajah sang ibu yang sudah terlihat pucat.
"Padahal ibu sudah janji, akan hidup sampai Kalangga sudah sukses dan bisa membelikan semua yang ibu mau." lanjutnya.