Sinopsis :
Janice Cassandra - anak perempuan satu - satunya di dalam keluarga. Janice memiliki tiga orang Abang yang tampan dan sedikit tegas.
Karena perjanjian bisnis, Janice dijodohkan oleh sang Ayah - Kay Alexander, dengan seorang pria tampan be...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
— 𝜗𐑞 —
2 hari kemudian...
Hari yang paling di tunggu-tunggu oleh Janice dan Biantara telat tiba. Tepat hari ini, mereka berdua akan pergi bulan muda selama satu minggu di Milan.
Keduanya sudah membereskan semuanya barang dari jauh-jauh hari. Kebetulan Chakra mengambil perjalanan siang, jadi mereka bisa bersantai sebentar.
Biantara mengecek satu per satu koper yang akan mereka bawa, takutnya ada barang penting yang tertinggal. Sementara itu, Janice sibuk memilih outfit yang bagus.
Terlalu banyak baju-baju di lemarinya, sampai-sampai Janice jadi bingung ingin memakai yang mana.
"Argh." kesal Janice.
Fokus Biantara langsung teralihkan saat mendengar Janice meraung kesal.
"Kenapa, sayang?"
"Saya bingung mau pakai outfit yang mana, pakaian saya terlalu banyak, makannya saya bingung."
"Astaga, saya pikir sedari tadi mengeluarkan pakaian di lemari sudah menentukan outfit, ternyata tidak." Biantara menggelengkan kepalanya.
"Ish, kayak kamu tidak tahu perempuan saja. Jadi perempuan tuh ribet tahu! Kalau pakai outfit yang biasa takut di kira aneh, terus kalau pakai outfit yang mewah di kira pamer lagi." gerutu Janice yang merasa heran dengan pendapat orang-orang.
"Gak usah pikiran omongan mereka, kamu ya kamu, mereka ya mereka. Mau kamu pakai outfit biasa atau mewah tetap terlihat cantik di mata saya dan saya juga tetap cinta."
"Tapi tetap aja, saya bingung."
"Kamu mandi saja sana, serahkan saja ke saya. Nanti akan saya taruh di wastafel." perintahnya.
"Ya sudah, tapi jangan yang terlalu biasa atau yang terlalu mewah gitu, ya. Yang sedang saja, supaya tidak ada yang nyinyir." pintanya.
"Iya, sayang. Mandi sana cepat."
"Iya."
Bukannya bergegas mandi, Janice malah terdiam sekejap guna mengumpulkan niat untuk mandi. Biantara yang melihat itu langsung menepuk tangannya.
"Astaga, bukannya cepat malah diam. Jangan-jangan kamu ngode mau mandi bareng sama saya?"
"Dih, gak mau. Jangan mentang-mentang kita berdua sudah halal, kamu malah ngajak saya mandi bareng gini."