Sinopsis :
Janice Cassandra - anak perempuan satu - satunya di dalam keluarga. Janice memiliki tiga orang Abang yang tampan dan sedikit tegas.
Karena perjanjian bisnis, Janice dijodohkan oleh sang Ayah - Kay Alexander, dengan seorang pria tampan be...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
— 𝜗𐑞 —
"Hal terpenting dalam hubungan selain setia adalah harus menurunkan gengsi." — Antariksa —
— 𝜗𐑞 —
Hari ini adalah waktunya Janice untuk dipingit. Janice mengerjakan semua kerjaan dikantor dari rumah karena sedang menjalani massa pingitan.
Jujur saja ini adalah hal yang paling membuat Janice malas jika ingin menikah. Karena hal ini, Janice tak bisa pergi kemanapun untuk hari ini dan besok.
"Ya Tuhan, pengen masuk kantor aja. Di rumah bosan banget, kapan selesainya kerjaan kantor kalau kayak gini." gerutu Janice.
Jika mempunyai mesin waktu, Janice ingin mempercepat waktu supaya tidak merasakan yang namanya pingitan. Pingitan membuatnya tidak bisa kemana-mana dan juga buat bosan.
"Kayaknya lusa lama banget, ya? Kalau kayak gini mulu, bisa mati bosan. Kangen Biantara juga."
Tanpa di sadari perkataannya barusan diam-diam di denger oleh Antariksa yang kebetulan sedang lewat.
Untungnya dia sempat merekam perkataan Janice barusan, lalu mengirimnya ke Biantara.
"Kirim ke Biantara deh, biar dia tau kalau si Janice kangen sama dia. Kalau sudah gini, gue yakin pasti Biantara sudah berhasil dapetin hatinya Janice."
Seolah-olah tidak terjadi apapun, Antariksa masuk dan menghampiri Janice yang sedang merasa frustasi karena harus menjalani massa pingitan selama dua hari lamanya.
"Gak usah frustasi gitu, kalau kamu memang kangen sama Biantara ajak video call dong." ujar Antariksa.
"Harusnya dia duluan dong yang video call Janice, massa harus Janice duluan. Kan Janice juga masih punya gengsi."
"Turunin gengsi kamu yang sebesar meteor, hubungan kalau dijalani sama gengsi mau jadi apa kedepannya?"
"Bodoamat, pokoknya gengsi nomor satu. Takutnya dia lagi nyeselesain pekerjaan dia, nanti kalau Janice video call takut dia terganggu."
"Terserah kamu saja deh, tapi kalau kamu mentingin gengsi kamu itu, rasa kangen kamu gak bakal bisa hilang sampai kamu mau video call Biantara."
"Ya udah, biarin aja kangennya ke pendam sampai dua hari, daripada Janice harus nurunin gengsi Janice." ketusnya.
"Itu sih terserah kamu saja, Abang kesini cuma ingin memberi sedikit saran saja. Kalau kamu mau lakukan bagus, kalau gak mau ya terserah." pasrah Antariksa.