Sinopsis :
Janice Cassandra - anak perempuan satu - satunya di dalam keluarga. Janice memiliki tiga orang Abang yang tampan dan sedikit tegas.
Karena perjanjian bisnis, Janice dijodohkan oleh sang Ayah - Kay Alexander, dengan seorang pria tampan be...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
— 𝜗𐑞 —
Mumpung masih dalam massa cuti setelah menikah, Biantara mengajak Janice belanja kebutuhan dan perabot untuk di rumah baru mereka berdua.
Sengaja tak membawa mobil miliknya kesini, Biantara memakai mobil istrinya. Paling juga, Biantara akan mengambil mobilnya saat waktu pindahan sudah dekat.
Untuk sementara waktu, mereka berdua memutuskan tinggal di rumah Janice sampai menunggu rumah impian Janice yang sebentar lagi akan rampung.
Biantara mendorong keranjang belanja, sementara Janice yang mengambilnya. Tapi, jika di rasa berat, Biantara yang akan mengambilnya.
Mereka berdua menyusuri satu per satu rak berisikan makanan pokok dan mie instan. Karena masa depannya masih panjang, Janice mengambil yang menurutnya murah.
Biantara yang melihat itu langsung menotice sang istri. Dirinya bingung, kenapa Janice malah mengambil yang murah? Padahal sudah jelas kalau suaminya kaya.
"Sayang, kok ambil yang murah, sih? Kamu emangnya gak inget apa, kalau suami kamu ini kan bukan orang susah." ujar Biantara.
"Tahu, tapi saya cuma mau berhemat saja, Bi. Massa depan kita juga masih panjang, jadi uang nya harus di tabung untuk berjaga-jaga."
"Kerja keras saya selama ini sia-sia dong, kalau kamunya malah gak mau menikmati uang saya. Lagipula kamu jangan khawatir, saya punya tabungan darurat rahasia, kok."
"Tetap saja, boros itu tidak baik." ucap Janice berusaha keras menolak permintaan Biantara.
"Asal kamu tahu, ya. Saya nikahkan kamu selain karena cinta, tapi karena saya juga butuh wanita yang bersedia menghabiskan seluruh uang saya. Tugas kamu sebagai istri saya hanya perlu menghabiskan uang saya." ucap Biantara sembari merengek.
"Tidak, saya tetap tidak mau." tolak Janice.
"Ayolah, sayang. Kalau kamu gak mau habiskan uang saya tandanya kamu sudah gak cinta sama suami kamu yang ganteng ini." rengek Biantara.
Janice menghela nafas pasrah, "berhenti merengek, saya akan menuruti permintaan kamu. Tapi, ini pertama dan terakhir kalinya, ya?"
"Iya, tapi saya tidak janji kalau ini terakhir kali saya meminta kamu menghabiskan uang saya."
"Dih, kok gitu." kesal Janice.
"Kan sudah saya bilang tadi, tugas kamu hanya perlu menghabiskan seluruh uang saya. Sayakan jadi senang kalau hasil kerja keras saya bisa di nikmati sama istri saya."