- MWY : 33 -

70 8 0
                                        

— 𝜗𐑞 —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— 𝜗𐑞 —

Setelah di telfon oleh pihak rumah sakit, kalau putri tercintanya mengalami kecelakaan. Alexander beserta keluarganya langsung bergegas pergi menggunakan pesawat pribadi milik Chakra.

Mendengar bahwa anaknya sudah meninggal dalam kecelakaan tersebut, membuat hatinya semakin hancur. Jika saya mereka tidak bulan madu pasti semua ini tidak akan terjadi.

Setelah kehilangan sang istri beberapa tahun silam, kini Alexander harus kehilangan putrinya. Alexander memikirkan dosa apa yang telah dia perbuat sampai-sampai harus kehilangan orang yang dia cintai dan sayangi seperti ini?

"Tuhan, kenapa kamu tidak cabut nyawa saya saja? kenapa harus putri saya?" lirih Alexander.

Sementara itu, ketiga putranya menangis sembari berpelukan. Angkasa merasa terlalu cepat Tuhan mengambil Janice dari dunia ini. Jika bisa menawar, kenapa tidak mengambil nyawanya saja? kenapa harus Janice?

Anthonio yang masih tak percaya hanya bisa menangis dalam diam sambil menundukkan kepalanya. Dan Antariksa? ia berusaha mengirimkan pesan dan menelfon Janice. Antariksa mengira ini semua, karena itulah dirinya menelfon Janice.

"Jan, angkat telfon abang dong." ucap Antariksa sembari menggigit tangannya karena khawatir.

Entah sudah berapa kali dirinya menelfonnya, tetap saja tak di angkat oleh Janice. Frustasi telfonnya sama sekali tak di angkat satu pun oleh Janice, Antariksa pun membanting handphonenya kelantai pesawat.

"ARGGGGGGH!" teriaknya, semua yang ada di pesawat hanya melihatnya tanpa berniat ingin menegur. Semuanya kalut dalam suasana ini.

Disisi lain, Chakra terus menangis sambil memeluk erat istrinya. Chakra menyalahkan dirinya sendiri, kalau saja ia tak membelikan tiket bulan madu, ini semua tidak akan terjadi.

"Pih, mamih takut Biantara gak selamat." ketakutan terbesar Mayra adalah kehilangan salah satu anaknya. Mayra lebih rela Tuhan mengambil seluruh hartanya, tapi jangan anaknya.

"Mamih jangan bicara seperti itu, papih yakin Tuhan akan menyelamatkan Biantara." bisiknya.

"Tapi, misalkan Biantara selamat, mamih gak bisa lihat dia hancur kalau tahu istrinya udah gak ada untuk selamanya."

"Tenang aja, papih udah suruh dokter di sana untuk jangan memberi tahu Bian kalau Janice udah gak ada."

"Walaupun begitu, pastinya dia akan bertanya-tanya dimana istrinya dan apakah istrinya baik-baik saja atau tidak, pih."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Married With You || MinTzuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang