Sinopsis :
Janice Cassandra - anak perempuan satu - satunya di dalam keluarga. Janice memiliki tiga orang Abang yang tampan dan sedikit tegas.
Karena perjanjian bisnis, Janice dijodohkan oleh sang Ayah - Kay Alexander, dengan seorang pria tampan be...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
— 𝜗𐑞 —
Makan malam selesai, Alexander menyuruh Biantara membawa Janice jalan-jalan mengelilingi kota Jakarta.
Keduanya berkeliling dengan menaiki motor ninja milik Anthonio. Udara malam ternyata dingin saat tak sengaja tersentuh oleh kulit Janice.
Untungnya, sebelum melajukan motornya, Biantara sudah memakaikan untuk Janice supaya tidak terasa dingin.
"Bagaimana, kamu menikmati jalan-jalan dimalam hari ini? Apakah kamu senang?" Biantara melihat Janice melalui kaca spion.
"Ya, saya sangat menikmati jalan-jalan malam ini. Saya merasa sangat senang, sudah lama sekali saya tidak merasakan dinginnya udara malam."
"Kapan terakhir kali kamu berjalan-jalan malam seperti ini?"
"Kalau tidak salah 5 tahun yang lalu, biasanya setiap malam Papah saya mengajak saya berkeliling kota Jakarta. Dikarenakan sibuk dengan pekerjaannya, Papah sampai lupa mengajak saya berkeliling di malam hari."
"Kalau begitu, saya janji saat kita sudah menikah nanti akan mengajak kamu berkeliling kota Jakarta setiap malamnya."
"Tidak usah berlebihan, sekarang saya kurang menyukainya lagi karena semakin lama udara di malam hari terasa dingin."
"Meskipun begitu, saya tetap akan melakukannya, karena saya selalu ingin mewujudkan dan melakukan hal-hal yang tidak kamu lakukan saat kecil ataupun remaja."
"Terserah kamu saja." Janice tersenyum sembari menyenderkan kepalanya ke punggung Biantara.
"Kalau kamu sudah mengantuk silahkan tidur di punggung saya. Nanti saya akan mengantar kamu ke kamar."
"Saya belum mengantuk, hanya saja leher saya terasa pegal karena melihat jalanan terus sedari tadi." bohongnya. Padahal sejak tadi, Janice sudah menguap terus dan matanya pun sudah terlihat sayu karena menahan rasa kantuk.
"Baiklah kalau gitu, tapi jika kamu merasa ngantuk silahkan tidur di punggung saya yang lebar itu."
"Idih, mentang-mentang punggung saya kecil. Kalau saya Tuhan, punggung kamu yang lebar ini pasti akan saya ganti dengan punggung sapi." cibir Janice.
Biantara pun tertawa pelan. "Jika kamu menukar punggung saya dengan punggung sapi, nanti saya jadi manusia setengah sapi dong."
"Ya biarkan saja, biarin tidak ada yang mau sama manusia setengah sapi seperti kamu."
"Kalau tidak ada yang mau sama saya, kamu tetap mau menjadi istri saya? Meskipun saya manusia setengah sapi sekalipun?"