Sinopsis :
Janice Cassandra - anak perempuan satu - satunya di dalam keluarga. Janice memiliki tiga orang Abang yang tampan dan sedikit tegas.
Karena perjanjian bisnis, Janice dijodohkan oleh sang Ayah - Kay Alexander, dengan seorang pria tampan be...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
— 𝜗𐑞 —
"Meskipun hanya merasakan kasih sayang Bunda dalam waktu sebentar, setidaknya aku bersyukur masih memiliki seorang Ayah yang sangat menyayangiku." · Janice Cassandra ·
— 𝜗𐑞 —
Sekarang, di kediaman keluarga Alexander sedang kedatangan tamu, yaitu temannya Anthonio. Mereka berkunjung ke rumah karena ada tugas kuliah yang harus di selesaikan bersama.
"Biantara, mana?"
"Udah duluan, ada urusan mendadak."
"Papah mencari kamu, katanya ingin membicarakan sesuatu yang penting dan hanya ingin bicara secara empat mata." tutur Anthonio.
"Oke, nanti Janice ke ruangan kerjanya setelah selesai ganti baju."
"Iya."
Sementara itu, teman-teman Anthonio terpesona melihat Janice yang sangat cantik.
"Parah sih, kagak bilang-bilang kalau dirumah lo ada bidadari." ucap Keenan.
"Iya nih, kalau bilang dadi awal kerja kelompok dirumah lo terus mau banget gue mah. Hitung-hitung biar tambah semangat." timpal Raymond.
"Gak usah genit, adik gue udah sold out. Minggu depan bakal nikah. Jadi, awas aja kalau kalian godain adik gue." ucap Anthonio, membuat keduanya terkejut.
"Kok bisa sih, adiknya sold out, tapi abangnya gak sold out sampe sekarang." sindir Raymond.
"Di pikir cari pacar yang sesuai dengan type saya gampang apa? Kalau gampang, dari dulu pasti sudah ketemu." cibir Anthonio.
"Heran deh gue, gak lo gak Keenan kalau cari calon pacar atau istri harus sesuai type idaman masing-masing."
"Tapi ada bedanya." ujar Anthonio.
"Apa perbedaannya?" tanya Raymond.
"Kalau type saya yang pintar, soft spoken, gak pernah berkata kasar, pakaiannya juga tertutup. Sedangkan Keenan, dia mah type nya spek lc."
"Sialan, gue diem aja kena." umpat Keenan.
Mendengar itu, Raymond langsung tertawa cukup kencang seperti tidak ada beban hidup. Memang, di antara mereka bertiga, hanya Keenan yang selalu jadi bahan sindiran Anthonio.
Awal mereka kenal adalah saat hari kedua ospek, tadinya Raymond dan Keenan takut untuk mengajak Anthonio berkenalan, karena wajahnya yang datar dan terlihat cuek dan juga bodoamatan. Tapi, setelah kenal lebih dekat, ternyata Anthonio tak seperti yang mereka bayangkan.