13. Momen haru

6 1 0
                                    

Pagi-pagi Valerie sudah diberi kabar oleh Calvin, bahwa ia akan pergi ke luar kota untuk pekerjaan. Mendapati pesan itu, Valerie segera bergegas menuju bandara, ia ingin mengantarkan sang kekasih.

"Bi, kakek ke mana?" tanya Valerie.

"Pergi ke kantor Non, kenapa?"

"Bi, aku mau bawa mobil hari ini. Tapi Bibi jangan bilang-bilang sama kakek ya, tau sendiri kalo dia udah marah gimana, kan?"

Bi Siti diam, percuma juga melarang Valerie. Jika dibilang tidak pun akan ia bawa.

"Bibi gak mau tanggung jawab kalo kamu di marahin ya," kata bi Siti.

Mendapati bi Siti mengatakan hal itu, Valerie memasang raut wajah cemberut, ia ingin bi Siti melindunginya untuk kali ini. Namun, wanita itu justru tidak ingin ikut campur urusannya dengan sang kakek. "Bi, ayolah kerjasamanya. Aku bakalan pulang sebelum kakek pulang kok," janjinya.

Bi Siti menatap Valerie sejenak, lalu berkata. "Seterah kamu, Val. Tapi janji ya, kamu harus segera pulang," seru wanita paruh baya itu.

Gadis itu meletakan jari manisnya ke udara. "Aku janji, ya udah ya, Bi. Aku mau pergi dulu, takut telat."

Valerie mengambil tasnya, setelah mendapatkan benda miliknya. Gadis itu bergegas keluar, meninggalkan bi Siti yang masih berada di meja makan.

"Dasar keras kepala, walaupun ia selembut ibunya. Tapi sifat keras kepala dari ayahnya sangat melekat dalam dirinya," gumam bi Siti.

***

Valerie sudah tiba di bandara udara Wiladatika. Gadis itu mencari-cari sosok Calvin yang tidak terlihat. Hingga ia berjalan sedikit ke depan, akhirnya ia bertemu dengan lelaki itu. Gadis itu langsung memeluk sang kekasih, melepas rasa rindunya.

"Sayang, kamu datang ke sini?" tanya Calvin.

Valerie melepaskan pelukannya dari Calvin. "Datang dong, aku mau nyalurin semua rasa rindu aku ke kamu sebelum kamu berangkat."

Calvin tersenyum hangat menatap gadisnya, tangannya beralih mengusap pucuk kepala Valerie dengan lembut. "Makasih ya sayang, kamu udah anterin aku."

"Sama-sama."

Pesawat yang hendak Calvin tumpangi sudah mempersiapkan penerbangannya. Suara dari petugas airport announcer terdengar, mengarahkan para penumpang pada pesawat yang mereka tumpangi.

"Yah, udah mau berangkat," ucap Valerie lesu.

"Nanti kan pas aku udah pulang kita bisa ketemu lagi sayang, kamu di sini hati-hati ya. Jangan nakal," katanya.

"Iya, aku di sini akan baik-baik aja. Kamu juga di sana jaga diri, jaga hati ya. Awas aja kepincut cewek lain." Saat mengatakan kalimat terakhir, Valerie memberikan tatapan sinis kepada Calvin.

"Gak akan, ya udah ya. Aku berangkat, nanti aku kelamaan malah ketinggalan pesawat lagi."

"Iya, bye sayang." Valerie melambaikan tangan. Calvin pun berbalik badan untuk melihat Valerie sejenak.

Hingga sosok itu hilang di kerumunan banyak orang. "Sepi deh," gumamnya.

Semenjak berpacaran dengan Calvin, dunia Valerie jadi berwarna. Baginya Calvin bukan hanya sekedar pasangan saja, tapi juga teman untuk melakukan segala hal yang ia inginkan.

Janji Palsu  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang