Setelah mengirimkan sebuah pesan singkat kepada Calvin, Valerie pun langsung menyusul bi Siti yang sudah jalan lebih dulu. "Bi, tungguin Valerie dong," teriaknya dari kejauhan.
Selesai foto-foto, Valerie mengajak bi Siti untuk menonton bioskop. "Bi, kita nonton bioskop yok."
"Emang kamu mau nonton apa, Val?"
"Belum tau sih, Bi."
Bi Siti menggelengkan kepalanya. "Kamu tuh aneh tau, Val. Kalo mau nonton itu cari dulu film apa yang mau ditonton baru ngajakin, Bibi."
Valerie terkekeh. "Nanti kita liat aja di sana, Bi. Yok langsung ke sana, ntar kita pulangnya kemalaman kalo kelamaan di sini."
"Ya udah ayo."
Tak terasa waktu telah berjalan dengan begitu cepat. Valerie dan bi Siti memutuskan untuk pulang setelah lama berkeliling di mall.
"Bi, Valerie bahagia banget hari ini," ungkapnya.
"Bahagia jalan sama, Bibi?"
Gadis itu menghadap ke sebelah kanan, menatap bi Siti sekilas lalu kembali fokus ke jalan. "Ih, bi Siti ge'er banget deh. Valerie itu seneng karena Valerie lagi suka sama seseorang, terus yah gara-gara Bibi juga sih yang ajak Valerie jalan-jalan, jadi gak suntuk di rumah terus."
Bi Siti tersenyum menatap Valerie yang sedang mengemudi. "Sayang, Bibi cuman mau ingatein sama kamu. Jangan gampang percaya sama laki-laki. Kalo kamu emang suka sama dia, kamu cerita sama kakek. Kamu kan tau, kakek kalo udah marah serem, jadi jangan buat kesalahan yang gak dia suka," ingat bi Siti. Bi Siti hanya tidak ingin Valerie tersakiti. Gadis itu masih terlalu polos untuk mengenal kata cinta dalam hidupnya, selain cinta dari keluarganya.
"Bibi tenang aja, ya. Valerie bisa kok jaga diri, lagipula Bibi kan tau. Kalo Valerie bukan cewek yang gampang luluh," ucapnya.
Siapa tahu, terkadang banyak manusia yang menelan ludahnya sendiri. Karena hati dan pikiran kadang tidak sejalan dengan apa yang kita inginkan dan katakan.
"Semua keputusan ada ditangan kamu, Bibi cuman mengingatkan yang terbaik untuk kamu aja."
Tidak ada obrolan lagi, Valerie pun mempercepat laju kendaraannya.
***
Waktu itu, Valerie pernah mengajak Calvin untuk makan siang bersama, sebagai tanda terima kasih karena sudah membantunya memperbaiki mobil. Namun, Calvin menolak karena dia ada kerjaan. Tepat hari ini, lelaki itu menghubungi Valerie dan mengajaknya bertemu disebuah cafe.Calvin
Hallo, Val. Kita ketemuan yok
Hai, ketemuan di mana?
Di cafe Cups Coffee aja, gimana?
Boleh tuh, itu gak jauh dari kampus aku
Oh, ya?
Iya. Ya udah, nanti aku susul ke sana pas jam pelajaran mata kuliah aku selesai
Oke deh, aku tunggu ya
Setelah mendapatkan pesan dari Calvin, Valerie lekas membereskan barang-barangnya.
Dari awal Valerie masuk ke Universitas Tarumanagara atau biasa disingkat (UNTAR) ia tidak pernah nongkrong atau sekedar mampir ke cafe Cups Coffee. Kali ini ia akan ke sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Palsu (End)
Novela JuvenilIni kisah tentang seorang gadis bernama Valerie, yang ditinggal nikah oleh pacarnya. Di situ Valerie frustasi, ia kehilangan kebahagiaan dan harapannya. Usai dikhianati oleh Calvin, Valerie berada difase mati rasa akan cinta. Ia tidak pernah percaya...