36. Permintaan Maaf

0 0 0
                                    

David dan Calvin larut dalam obrolan mereka, banyak hal yang tidak David tahu diberitahu oleh Calvin.

David terdiam sejenak, ia bingung. Di satu sisi ia kasihan dengan Calvin, tapi di sisi lain. Lelaki itu yang duluan meninggalkan Valerie dan memilih gadis lain.

"Saya gak yakin Valerie bakalan mau balik sama kamu atau nggak. Semua jawaban ada di dia, mungkin soal permintaan maaf dia udah lama maafin kamu."

"Tolongin aku, cuman kamu yang bisa bantuin aku dekat sama dia lagi," mohonnya.

"Saya gak janji. Seperti yang saya bilang dari awal, semua jawaban ada di Valerie."

Calvin terdiam, ia juga tidak bisa memaksa orang lain untuk kepuasan dirinya sendiri. "Oke deh, makasih ya. Aku titip salam buat dia."

David mengangguk mantap. "Iya, nanti saya salamin. Kalo gitu saya permisi dulu ya, masih banyak kerjaan di dalam," pamit David.

"Iya, makasih ya."

Belum genap satu tahun pernikahannya dan Gladis, hubungan keduanya kandas. Ketika menginjak usia pernikahan empat bulan, Gladis ketahuan berselingkuh dengan teman kerjanya dulu. Keributan pun terjadi, Calvin yang tidak ingin kalah dan Gladis yang tidak mengakui kesalahannya. Dan mereka memutuskan untuk berpisah.

Ketika melihat David masuk, Valerie langsung mengajukan sebuah pertanyaan kepada lelaki itu. "Dav, kamu ngobrol kan sama Calvin. Aku liat kalian berdua dari jendela, kamu bohong sama aku, Dav?"

"Val, dengerin saya dulu. Saya gak bohong sama kamu. Memang, tadi Calvin sempat ngajak saya ngobrol. Tapi bahas soal kamu," katanya.

"Beneran? Kamu gak bahas yang lain?" curiganya.

"Nggak, Val. Em ...., Val, ada yang mau saya omongin sama kamu."

Valerie menaikan satu alisnya, sebagai isyarat bahwa ia merespon ucapan lelaki itu.

"Mungkin ini bukan waktu yang tepat saya mengatakan ini. Tapi saya mau bilang, kalo saya suka sama kamu. Tapi ...," lelaki itu menjeda kalimatnya. Hal itu membuat Valerie penasaran.

"Tapi apa, Dav?"

"Tapi, ada ...."

Belum selesai David mengucapkan kalimatnya, deru ponsel Valerie berdering. Notifikasi dari orang yang selama ini ia rindukan, tapi pesan itu sudah lama tak ia harapkan. Rasa kecewanya lebih besar daripada rasa cintanya.

Bahkan tak ada lagi nama panggilan sayang yang Valerie tuliskan di sana, melainkan hanya nama lelaki itu.

"Bentar ya, Dav. Ada pesan masuk," potong Valerie.

"Oh, iya. Saya juga mau lanjut kerja. Kamu di sini dulu ya."

Valerie mengangguk paham. Gadis itu fokus pada ponselnya.

Calvin

Valerie, aku minta maaf sama kamu. Aku tau aku salah

Maaf? Setelah kamu hancurkan hidup aku, dengan mudahnya kamu bilang maaf?

Semua ini aku lakuin karena terpaksa😔

Dipaksa siapa? Kehendak diri sendiri, iya? Keluarga kamu aja nyangkanya kita berdua yang akan nikah. Tapi tiba-tiba kamu bawa pulang cewek dan bilang sama keluarga kamu, kalo dia calon istri kamu. Otak kamu dimana Cal?

Kamu gak mikirin dampak dari kelakuan kamu buat aku ha?! Aku hancur, Cal!

Mentang-mentang kamu cowok, kamu bisa seenaknya aja gitu nyakitin aku?  Kamu jahat!

Janji Palsu  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang