Epilog

1 0 0
                                    

Tujuh bulan kemudian ....

Tak disangka-sangka, gadis yang waktu itu Daren antar. Kini menjadi pasangannya, benar kata orang, jodoh itu tidak akan ke mana-mana.

"Ehem, akhirnya aku gak ngelangkahin Abang. Definisi jodoh gak ke mana ya, Bang," ledek David.

David dan Valerie menunda pernikahan mereka, di karena kan, Daren sudah menemukan pasangannya. David pun tidak ingin melangkahi sang abang meskipun sudah diberi izin.

"Sayang, lucu ya. Kita yang duluan lamaran, Abang yang duluan nikah," imbuh Valerie.

"Iya, takdir Tuhan gak ada yang tau. Kayak aku sama kamu, kan." Valerie tersenyum malu.

Jika saja kejadian waktu itu tak terjadi, mungkin Valerie dan David tidak akan bisa bertemu apalagi bersatu. Meskipun cinta pertamanya menyakitkan, tapi tidak dengan cinta terakhirnya.

"Ah, kamu bisa aja deh."

"Eh, kalian kapan nyusulnya?" tanya Daren.

Di situlah terpancar senyuman jahil David. Entah mengapa, lelaki itu sangat suka mengoda abangnya. "Bang Dar, mau tau aja atau mau tau banget?"

"Heh! David. Sejak kapan kamu panggil nama Abang Bang Dar? Ingat ya, itu salah dikit bisa berubah nama Abang," protesnya tak terima dengan panggilan yang David berikan untuknya.

"Ya elah, Bang. Santai aja gak sih, lebih enak dipanggil itu loh," sepertinya semenjak kenal dengan Valerie. Selera humor David jadi receh.

"Gak ada ya, jangan asal ganti nama org sembarang!"

Kedua kakak adik itu tertawa bahagia, sudah lama mereka tidak melakukan hal seperti itu. Sampai akhirnya, salah satu dari mereka menurunkan egonya dan memperbaiki retakkan yang hampir pecah.

Tiga bulan kemudian ....

Setelah pernikahan Daren dan Anet, kini David dan Valerie menyusul. Acara pernikahan keduanya dibuat semeriah mungkin. Banyak para tamu undangan yang datang untuk memberikan selamat pada mereka.

Hal yang tidak pernah Valerie sangka-sangka, ternyata di sana ada Calvin. Kenapa lelaki itu bisa datang ke acara pernikahannya? Pertanyaan itu yang saat ini terlintas di dalam benak Valerie.

Sorot mata Valerie mengarah ke pada David. Seolah-olah, gadis itu minta penjelasan.

"Kenapa natapnya gitu?"

"Kamu yang ngundang dia?"

Lelaki itu mengangguk mantap. "Iya, saya yang ngundang dia. Saya cuman pengen gak ada rasa dendam di antara kalian lagi, dan kamu benar-benar udah memaafkan dia. Jangan menyimpan apa pun di masa lalu, kalo kamu masih ingat semuanya, kamu akan susah buat menjalani kehidupan baru kamu."

Apa yang David ucapkan benar, selama ini Valerie pura-pura ikhlas dengan semua yang telah terjadi padanya dulu.

Gadis itu menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. Memang sulit, tapi ia harus mencobanya. Sekarang ia sudah menjadi milik David sepenuhnya. Ia pun tak ingin menyimpan apa pun tentang Calvin lagi. Ia ingin hidup bahagia bersama pasangan hidupnya.

"Aku salah, aku pura-pura kuat selama ini, pura-pura maafin semua kesalahan dia. Padahal aku masih menaruh dendam sama dia, aku ngerasa gak ada rasa sakit dibalas dengan kata maaf."

"Ayo akhir semuanya hari ini," pinta David.

"Iya, maaf ya sayang. Aku gak jujur sama kamu, padahal aku ...."

"Huts, jangan ngomong lagi. Kita lagi banyak tamu nih, nanti aja kita bahasanya ya."

Saat Calvin naik ke atas pelaminan, ia merasakan apa yang pernah Valerie rasakan dulu. Ia merasa malu, tidak seharusnya ia menyakiti gadis sebaik dan setulus Valerie.

"Dav, Val, maaf ya," kalimat itu keluar begitu saja dari mulut Calvin. Ia tak sanggup mengatakan apa pun lagi.

David menepuk-nepuk pundak Calvin pelan, lelaki itu seperti memberikan kekeutana pada Calvin.

"Udahlah, Cal. Yang terjadi biarlah terjadi, jangan diingat lagi," seru David.

Penyesalan itu memang datang terakhir-an. Tapi, kita tidak bisa menyalahkan takdir ataupun Tuhan. Semua yang terjadi karena ulah kita sendiri, padahal Tuhan sudah memberikan yang terbaik untuk kita, tapi kita membuangnya begitu saja.

Sama halnya seperti yang Valerie dan Calvin alami. Kisah cinta mereka tak berjalan dengan mulus, meskipun begitu, keduanya mendapatkan pasangan terbaik pilihan mereka masing-masing. Walaupun hubungan Calvin dan Gladis tak bertahan lama.

Note: Jangan pernah meninggalkan orang yang sangat mencintaimu demi orang lain. Karena, jika dia sudah pergi, dia tak akan mau kembali lagi. Hargailah sebelum semuanya terlambat dan hanya menyisakan penyesalan pada diri sendiri.

Tamat

Ditulis, 15 November 2024
Dipublish, 15 November 2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Janji Palsu  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang