~Selamat Membacaaa~
"Kalo gitu, ayo ceritain kenapa kamu melakukan semua itu."
Rafka mengambil satu tangan Keisha untuk dia genggam. Matanya menatap kearah Keisha begitu dalam dan sangat tulus. Bahkan Keisha sempat tertegun ditatap sedalam itu oleh suaminya. Untuk pertama kalinya.
"Saya mencintai kamu Keisha. Sangat! Sudah hampir 3 tahun."
"Bohong! Kak Rafka aja masih gagal move on dari masa lalu!" protes Keisha membuat Rafka terkekeh.
"Nama kamu abadi Tuan Putri. Tidak ada masa lalu apapun dalam hati saya, kamu pemenangnya. Hanya kamu."
Mulut Keisha sedikit terbuka karena terkejut. Saat dirinya hendak bertanya, buru-buru Rafka menutup mulut perempuan itu untuk diam.
"Jangan menyela. Dengarkan dulu," kekeh Rafka saat melihat gadis itu mencebikan bibirnya kesal.
"Yaudah lanjut."
Rafka tersenyum tipis "Saat itu saya pernah melihat kamu berbicara dengan kucing didekat kantin. Saya sering mengunjungi Fakultas Hukum karena sahabat saya hanya Felix. Saya perhatikan kamu beberapa hari. Kamu sering memberikan kucing itu makanan sambil bercerita. Menceritakan semua kehidupan kamu membuat hati saya teriris sakit. Wallahi sangat sakit Keisha. Tapi lelaki pengecut ini tidak berani mendekat, bahkan untuk bertegur sapa saja saya tidak mampu," tatapan mata Rafka berubah menjadi sayu.
"Sampai pada akhirnya kamu melihat kehadiran saya. Tepat saat pemilihan BEM. Kamu tahu Keisha? Tatapan saya terus menunduk. Selain karena tidak ingin bersitatap dengan lawan jenis, saya juga takut bersitatap dengan mata kamu. Namun, saat saya memberanikan diri untuk mengangkat pandangan, benar saja kamu sedang memperhatikan saya," kekeh Rafka mengingat jeritan suara istrinya saat melihat wajah nya di Aula dulu.
"Sejak saat itu kamu mendeklarasikan bahwa kamu menyukai saya bukan? Dunia saya hampir saja terhenti. Saya tidak menyangka jika menyukai kamu secara diam-diam, pada akhirnya akan terbalaskan. Namun siapa sangka, saya terlalu takut untuk mengambil langkah. Mengingat tubuh saya telah rusak dan cacat. Saya takut Keisha, saya takut akan perpisahan padahal memulai cerita dengan kamu saja belum."
Bibir Rafka bergetar menahan isakan tangis. Dia ingin Keisha tahu bahwa selama ini cintanya tidak bertepuk sebelah tangan bahkan terbalaskan. Dia ingin Keisha tahu seberapa ingin dirinya memiliki gadis itu, tapi tidak sanggup membayangkan perihnya perpisahan yang akan mereka alami nanti. Dia terlalu pengecut untuk mengambil langkah.
Rafka terlalu takut untuk memulai, karena pada akhirnya nanti dia sendiri yang akan meninggalkan. Dia tidak ingin Keisha sedih yang berlarut-larut dan menangisi kepergian nya, jika seandainya mereka memulai hubungan dengan baik. Rafka ingin Keisha tidak merasa kehilangan dirinya nanti. Rafka ingin kepergian nya, tidak membuat hidup Keisha tambah tersiksa dan berantakan. Rafka ingin Keisha membenci kehadirannya, agar kelak jika dia pergi dari dunia ini, gadis itu tidak akan merasakan sakit yang begitu dahsyat, dan akan terlihat baik-baik saja.
Rafka berusaha untuk menahan perasaanya yang semakin menggila, hanya supaya kelak gadisnya baik-baik saja. Rafka rela melakukan apapun untuk Keisha. Untuk gadisnya. Dan untuk istri tercintanya.
"Beri aku bukti kalo memang selama ini kamu mencintai aku Kak. Selama ini yang aku lihat dari diri kamu hanya sikap ketidakpeduliaan kamu," ucap Keisha dengan mata yang sudah berkabut oleh air mata.
Rafka tersenyum tipis "Banyak kejadian yang tidak kamu sadari Keisha. Kamu ingat saat maag kamu kambuh dan kamu dibantu oleh beberapa mahasiswi yang menggotong kamu dengan tandu? Kamu pikir mereka datang begitu saja karena kebetulan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Merindu
General Fiction"Kamu cemburu?" tanya pria itu jail. "Enggak!" Dia tidak cemburu. Hanya saja hatinya panas melihat lelaki itu berdekatan dengan perempuan lain. "Masa?" "Iya!" "Masa sih???" "IYA!" pekik gadis itu membuat lelaki di hadapanya terkejut. "Iya apa?" "...